TOETI Heraty Noerhadi, 47 tahun, yang memasukkan 9 sajaknya
dalam kumpulan puisi yang disuntingnya, Seserpih Pinang Sepucuk
Sirih, malam itu cukup sibuk. Dia membacakan salah satu karyanya
dan memperkenalkan beberapa penyair dan pelukis wanita kepada
Ny. Nelly Adam Malik dan Men-Mud Ny. L. Soetanto.
Tak semua penyair/pelukis bisa datang ke Lembaga
Indonesia-Amerika (LIA) di Jalan Pramuka, Jakarta, 31 Januari
lalu itu. "Mengumpulkan pelukis termasuk sulit. Dan mengumpulkan
para penyair lebih sulit lagi," ujar Toeti, disambut tawa
hadirin.
Buku itu, memuat 78 sajak karya 19 penyair wanita serta 9
reproduksi lukisan karya 9 pelukis wanita, malam itu cukup laris
terjual -- seharga @ Rp 5 ribu. "Ini satu peristiwa kehamilan
bersama," komentar Toeti atas penerbitan itu. Ny. Nelly dan para
hadirin tercengang mendengarnya, kemudian tertawa riuh.
Kecuali Toeti, penyair yang hadir: M. Poppy Hutagalung, 38
tahun, Nursjamsu, 58 tahun dan Sri Kusdyantinah, 48 tahun.
Pelukisnya: Ratmini Soedjatmoko, Roelijati Soewarjono, 50 tahun,
Sriyani, 50 tahun, Timur Bjerkness, 48 tahun dan Umi Dachlan,
38 tahun. Hadir juga Ny Ratmi Hatta beserta putrinya, Gemala.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini