Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Dikira Laki-laki

Peneliti bidang oseanografi LIPI, Dwi Listyo Rahayu, punya pengalaman tak terlupakan saat mengikuti ekspedisi di Filipina. Ketinggalan feri karena penjemputnya mengira ia laki-laki.

28 Agustus 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Dwi Listyo Rahayu, menunjukkan kelomang di ajang South Java Deep Sea Biodiversity Expedition (SJADES) 2018, di atas kapal Baruna Jaya VIII. Dok. Pribadi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEBAGAI peneliti bidang oseanografi di Balai Bio Industri Laut Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Dwi Listyo Rahayu, 64 tahun, kerap mengikuti ekspedisi ke berbagai tempat. Salah satu pengalamannya yang tak terlupakan adalah saat dia mengikuti ekspedisi PANGLAO 2004 di Pulau Panglao, Filipina.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekspedisi untuk meneliti biodiversitas biota laut dari daerah litoral sampai laut dalam itu diikuti peneliti dari Prancis, Amerika Serikat, Singapura, Taiwan, Rusia, Italia, Austria, dan Filipina. Prof Yoyo—sapaan Dwi—diundang sebagai peneliti taksonomi atau sistematika kelomang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setiba di Cebu, Filipina, dia dijemput oleh mahasiswa yang tidak dibekali pengetahuan bahwa dia perempuan. Akibatnya, dia menunggu lama hingga bandar udara sepi sampai melihat dua orang mondar-mandir seperti mencari seseorang.

Ketika dia bertanya apakah mereka menjemput Doktor Rahayu, mereka menjawab, “Iya.” Namun mereka tak percaya dan meminta dia memperlihatkan paspor. Dia mengungkapkan, di bayangan para mahasiswa itu, Doktor Rahayu adalah pria tua dan gemuk. "Mereka minta maaf berkali-kali setelah tahu saya perempuan," katanya kepada Laurensia Fayola dari Tempo melalui pesan WhatsApp, Jumat, 27 Agustus lalu.

Dia akhirnya tertinggal feri ke Pulau Panglao. Mahasiswa tersebut membantunya mencari hotel untuk menginap semalam di Cebu. "Keesokan harinya baru pagi-pagi berangkat ke Pulau Panglao," ujar Prof Yoyo, yang bersama peneliti bidang mikrobiologi LIPI, Endang Sukara, meraih LIPI Sarwono Award XIX, pekan lalu.

Dwi Listyo Rahayu mempelajari taksonomi dan morfologi krustasea sejak 1986, khususnya kelomang dan kepiting. Dia mencatatkan empat genus baru dan 74 spesies baru kelomang serta 6 genus baru dan 76 spesies baru kepiting.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Laurensia Fayola

Laurensia Fayola

Menulis untuk kanal Cantik Tempo.co, isu Gaya Hidup, Travel, dan lain-lain.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus