HARI depan tak bisa digantungkan pada raket, agaknya. Pun bagi
Ivanna, pemain nasional kita. Maka awal Agustus lalu ia membuka
usaha konpeksi di Bandung. Dari hasil kontrak dengan perusahaan
alat olahraga, pabrik mesin fotokopi dan senar raket di Jepang,
ia memiliki enam mesin jahit dan dua mesin obras. Semuanya
seharga Rp 3,25 juta.
Untuk permulaannya produksinya baru celana pendek. Merknya
Elvanna. Targetnya sebulan seribu celana -- dengan harga jual Rp
3.500. "Sasaran kami Jakarta, Bandung dan Solo," tutur kakak
lelaki Ivanna yang diserahi mengelola usaha itu.
Promosi pertama tak tanggung-tanggung. Agustus lalu Ivanna
membagikan gratis sekitar 200 potong celana itu kepada peserta
pertandingan badminton Indonesia Open. Dan "rencananya kami akan
membuat pakaian olahraga lainnya, seperti jaket, kaus dan
trainingspak," tutur cewek 22 tahun ini, yang menurut ibunya
memang menjadi "tulang punggung keluarga."
Ada kebahagiaan lain yang diperoleh Ivanna 29 September lalu.
Lie Ing-hoa, demikian nama aslinya, berdasarkan SK Presiden No.
163/PWI 1982 dinyatakan menjadi WNI. Kini ganjalan yang selama
ini dibatinnya--"bertanding sebagai orang Indonesia, tapi kok
status kewarganegaraan belum resmi"--lenyap sudah. "Mungkin
dengan status ini permainan saya bisa lebih mantap," kata
penggemar novel Marga T. ini.
Kebahagiaan Ivanna sendiri belum lengkap. Anak kedelapan dari
sembilan bersaudara ini, yang bekerja di PT Mentras di Jakarta
sambil kuliah di ASMI Ekstension, berharap tak lama lagi adik
dan kakak-kakaknya juga akan sah menjadi WNI. Bintang
bulutangkis yang memuja Al Pacino ini katanya masih mencari nama
Indonesia yang cocok sebagai ganti nama kelahirannya. Dan soal
pacar, belum ada yang "sreg," katanya. Meski, ia mentargetkan
tiga tahun lagi akan kawin. Dengan siapa? Rahasia, ya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini