TEPUK tangan gemuruh ketika suaranya pertama kali terdengar,
walau agak lirih: "Penyerahan saya terima." Keruan saja, Isyana
Wisnu Sadjarwo SH, 28 tahun, anggota DPR/MPR termuda yang
kebagian memimpin sidang pleno MPR bersama anggota tertua KH
Mahmud (85 tahun), dari Serang, Ja-Bar, agak tersipu. Untuk
"menguasai keadaan", putri ketiga Sadjarwo, bekas menteri
pertanian dalam Kabinet 100 Menteri itu segera menarik mikrofon
ke dekatnya. Dengan tenang ia melanjutkan memimpin sidang.
Mengenakan kebaya hijau muda dan selendang kuning, Nini--
panggilan intimnya-Jumat minggu lalu benar-benar menjadi
"primadona" DPR/MPR. Sesekali sidang anggota majelis yang baru
saja dilantik itu menjadi gerrr karena ucapannya. "Tibalah
saatnya pidato kenegaraan dari Bapak Presiden," kata Isyana.
Kontan Wang Suwandi, Sekjen DPR/MPR yang menjadi "dalang" di
belakangnya, membisiki. Sambil tersenyum, ia melanjutkan,
"Saudara Presiden kami persilakan." semua anggota gerr.
Presiden Soeharto pun bangkit menuju mimbar sambil tersenyum.
Nini yang berkulit putih, bertubuh langsing dan bermata agak
lebar itu mengaku banyak belajar politik dari ayahnya. "Saya
banyak tanya pada bapak. Sebab bapak juga seorang politikus,"
katanya pada TEMPO. Dari 7 saudaranya hanya ia yang terjun di
bidang politik. Sehari-hari lulusan Fakultas Hukum UI ini,
menjadi Wakil Sekjen KNPI.
Menjadi anggota DPR/MPR, walau lewat pengangkatan ternyata
menjadi salah satu impiannya sejak mahasiswi. Nini ingin
memusatkan perhatiannya pada soal-soal wanita, pengangguran dan
masyarakat buta hukum di parlemen. "Memang senang mendapat
kesempatan memimpin sidang majelis tertinggi itu," katanya.
Perannya agak kurang menonjol dalam idang DPR, karena
'partner'nya, KH Syafii Wirakusumah (82 tahun) dari FPP sudah
kelihatan biasa memimpin sidan, Banyak orang menyalami
"primadona" MPR/DPR itu. Tidak kurang dari Ny. Tien Soeharto
memberi ciuman di kedua pipinya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini