Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Sidang pleno MPR

K.H Mahmud, 85, anggota tertua, bersama Isyana W. Sadjarwo, anggota termuda memimpin sidang pleno MPR. (pt)

9 Oktober 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEPUK tangan gemuruh ketika suaranya pertama kali terdengar, walau agak lirih: "Penyerahan saya terima." Keruan saja, Isyana Wisnu Sadjarwo SH, 28 tahun, anggota DPR/MPR termuda yang kebagian memimpin sidang pleno MPR bersama anggota tertua KH Mahmud (85 tahun), dari Serang, Ja-Bar, agak tersipu. Untuk "menguasai keadaan", putri ketiga Sadjarwo, bekas menteri pertanian dalam Kabinet 100 Menteri itu segera menarik mikrofon ke dekatnya. Dengan tenang ia melanjutkan memimpin sidang. Mengenakan kebaya hijau muda dan selendang kuning, Nini-- panggilan intimnya-Jumat minggu lalu benar-benar menjadi "primadona" DPR/MPR. Sesekali sidang anggota majelis yang baru saja dilantik itu menjadi gerrr karena ucapannya. "Tibalah saatnya pidato kenegaraan dari Bapak Presiden," kata Isyana. Kontan Wang Suwandi, Sekjen DPR/MPR yang menjadi "dalang" di belakangnya, membisiki. Sambil tersenyum, ia melanjutkan, "Saudara Presiden kami persilakan." semua anggota gerr. Presiden Soeharto pun bangkit menuju mimbar sambil tersenyum. Nini yang berkulit putih, bertubuh langsing dan bermata agak lebar itu mengaku banyak belajar politik dari ayahnya. "Saya banyak tanya pada bapak. Sebab bapak juga seorang politikus," katanya pada TEMPO. Dari 7 saudaranya hanya ia yang terjun di bidang politik. Sehari-hari lulusan Fakultas Hukum UI ini, menjadi Wakil Sekjen KNPI. Menjadi anggota DPR/MPR, walau lewat pengangkatan ternyata menjadi salah satu impiannya sejak mahasiswi. Nini ingin memusatkan perhatiannya pada soal-soal wanita, pengangguran dan masyarakat buta hukum di parlemen. "Memang senang mendapat kesempatan memimpin sidang majelis tertinggi itu," katanya. Perannya agak kurang menonjol dalam idang DPR, karena 'partner'nya, KH Syafii Wirakusumah (82 tahun) dari FPP sudah kelihatan biasa memimpin sidan, Banyak orang menyalami "primadona" MPR/DPR itu. Tidak kurang dari Ny. Tien Soeharto memberi ciuman di kedua pipinya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus