Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Penobatan putri beatrix

Dinobatkan menjadi ratu belanda menggantiklan ibunya juliana dengan gelar wilhelmina ii, sehari setelah penobatannya terjadi kerusuhan oleh tunawisma yang didukung oleh anak-anak muda. (pt)

10 Mei 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PUSAT kota Amsterdam berantakan. Rambu-rambu lalulintas berserakan di tengah jalan, jendela-jendela rumah pecah dan toko-toko dirampok. Di Hari Buruh 1 Mei yang lalu itu, sejumlah besar tuna wisma didukung sejumlah anak-anak muda mengacau kota itu. Itu terjadi sehari setelah penobatan Beatrix sebagai Ratu Belanda, menggantikan Juliana ibunya. Di hari penobatan, pun telah terjadi huru-hara itu. Kaum tuna wisma memrotes: mengapa tunjangan untuk keluarga Ratu tak sepadan dengan anggaran pengadaan rumah bagi tuna wisma. Seperti diketahui Amsterdam berpenduduk 750 ribu, 54 ribu di antaranya tuna wisma. Pihak keamanan nampaknya memang telah meramalkan kerusuhan itu. Konon, 8 ribu polisi dikerahkan untuk mengamankan upacara pengundur-dirian Juliana dan penobatan Beatrix. Dan waktu itu tak terjadi kekacauan yang berarti, kecuali beberapa bom asap sempat dilemparkan oleh demonstran. Telah munculkah satu kekuatan anti kerajaan, dan menginginkan satu republik bagi negerinya? Satu angket yang baru-baru ini diadakan, 82 persen dari hampir 14 juta penduduk negeri itu tetap menghendaki pemerintahan kerajaan. Dan Win Kan, salah seorang tokoh pemain komedi Belanda, beberapa tahun lalu pernah menyatakan: "Saya setuju saja negeri ini menjadi republik, asal presidennya tetap Juliana." Memang harus diakui di negeri kerajaan berkonstitusi itu, pihak kerajaan tidak mencoba menutup diri dari rakyat -- paling tidak cara Juliana mendidik keempat putrinya, termasuk Beatrix si calon ratu. Beatrix sekolah di sekolah biasa, berteman dengan anak tukang roti, juga anak tukang pos. Dia juga belajar mengepel lantai dan menanam sayur-sayuran di kebun sekolah. Juga, seperti anak-anak Belanda lainnya, ia bersepeda keliling Amsterdam . Tapi kebebasan yang diberikan Juliana ada batasnya pula. Ketika Beatrix telah jadi mahasiswa di Universitas Leiden dan berpacaran dengan teman mahasiswanya yang tak punya uang dan datang dari keluarga biasa saja, hubungan mereka putus -- betapa pun bandelnya Beatrix - karena Juliana tak setuju. Beatrix, 42 tahun, berambut pirang bermata biru dan berlesung pipit agak diragukan oleh pers Belanda bisakah dia sebijaksana ibunya. Ia sendiri mengakuinya: "Ibu saya tak mudah ditiru. Kemampuannya hebat, dan berhasil diwujudkan dalam masa yang sulit. " Juliana, yang dinobatkan sebagai Ratu Belanda menggantikan Wilhelmina, 6 September 1948, memang berhasil menghadapi tantangan-tantangan. Ia dinobatkan di masa negerinya baru saja kehilangan 10 persen pendapatan negara, karena satu negara jajahannya, Indonesia, merdeka. Padahal negeri itu harus membangun kembali ekonominya akibat Perang Dunia II. Juga krisis-krisls dalam leluarga berhasil diatasi Ratu. Pertama, 1964 ketika Irene, adik Beatrix berganti agama dari Protestan menjadi Roma Katolik -- untuk memungkinkannya menikah dengan bangsawan Spanyol, Pangeran Carlos Hugo. Tentu saja keluarga kerajaan geger. Bahkan Juliana disertai Pangeran Bernhard, suaminya, langsung terbang ke Spanyol untuk membatalkan hubungan putrinya itu. Tapi ketika pesawat singgah di Paris, atas bujukan suaminya Juliana terbang balik ke Belanda. Sebagai jalan tengah agar rakyat tak marah, barangkali, waktu upacara pernikahan di Spanyol keluarga kerajaan hanya mengikuti lewat teve. Dan mereka hanya bisa menyesal, ketika baru setengah upacara berlangsung acara itu disensur. Tantangan kedua ketika 10 Maret 1966 Beatrix menikah dengan Pangeran Jerman, Claus von Amsberg. Orang Belanda rupanya belum lupa kekejaman Nazi -- Pangeran Claus ketika PD II adalah anggota Angkatan Darat Jerman dan tercatat pernah menjadi anggota Divisi Panser ke-90 di Italia. Untunglah biografi pangeran Jerman itu (kini ia 53 tahun) membuktikan terhadap Belanda dia bersih. Krisis ini akhirnya teratasi dengan sendirinya, ketika Beatrix, 27 April 1967 melahirkan anak lelaki. Rakyat Belanda bersorak. Sebab, sejak Raja Willem III meninggal, 1890, Dinasti Keluarga Oranye Nassau yang didirikan oleh Willem I pada 1815 ini, baru kali itulah mempunyai anak lelaki. (Dua putra Willem III meninggal, sementara Wilhelmina hanya punya satu anak yaitu Juliana itu). Yang terberat yang harus dihadapi Juliana ketika tahun 1976 suaminya, Pangeran Bernhard, dituduh terlibat skandal Lockheed. Di situ Juliana mungkin dinilai berjiwa besar oleh rakyatnya. Ia tak menghalangi pemeriksaan pemerintah atas diri suaminya, dan ketika ada desakan kabinet yang waktu itu dipimpin PM Joop den Uyl, Pangeran Bernhard mengundurkan diri dari segala jabatannya. Beatrix digambarkan sebagai seorang yang lebih suka menyendiri, seorang sahabat yang setia, tegas, keras kepala dan impulsif. Konon, sebisanya, ia selalu menghindar dari pers. Di masa kecilnya, ia pernah terdorong melakukan 'kejutan', karena merasa risih menjadi perhatian orang. Diceritakan, ketika suatu hari ia pulang sekolah orang-orang mengikutinya dari belakang. Tiba-tiba Ratu itu berhenti, lantas berbalik. Sembari mengembangkan kedua tangannya putri cilik ini berteriak: "Inilah rupaku bila dilihat dari depan." Kemudian ia berputar, dan teriaknya pula "Inilah aku bila dilihat dari belakang! Nah, sudah puaslah kalian?" Tak diceritakan bagaimana reaksi publik waktu itu. Tapi tentang sifat penyendirinya dan kecenderungannya untuk menghindar dari pers, pernah dibantah oleh seorang wartawan Belanda yang menyertainya dalam kunjungan ke Cina. "Beatrix pada dasarnya bukan penyendiri. Ia berbuat itu karena kehati-hatiannya saja. Dan ia memang harus melakukan itu," tulis bung wartawan. Seorang ratu atau raja di kerajaan berkonstitusi itu memang tak punya kekuasaan yang menentukan. Tapi bukannya tanpa pengaruh. Dia yang menentukan orang yang menjabat perdana menteri. Sesudah pemilihan umum, dengan melihat hasil pemilihan umum itu, dengan menimbang hasil pembicaraannya dengan pimpinan-pimpinan partal dan beberapa orang lain yang dipandang perlu, baru Ratu menentukan perdana menterinya. Kecuali itu, seorang ratu atau raja Belanda otomatis langsung menjadi Ketua Dewan Negara -- badan penasihat tertinggi untuk kerajaan. Tentu saja sejak pagi Beatrix telah dipersiapkan untuk semua tugas itu. Di Universitas Leiden ia belajar sosiologi, sejarah keparlemenan dan hukum. Dan beberapa tahun yang lalu ia pun telah menjadi anggota dewan negara itu. Ibu dari tiga anak lelaki ini (Willem Alexander, si putra mahkota, 13 tahun, Frisco 12 tahun dan Constantijn, 11 tahun) juga dikenal jago menunggang kuda, berlayar dan suka pula mematung. Joop den Uyl, bekas perdana menteri dan pimpinan partai oposisi, Partai Buruh, itu pernah berkata: "Sungguh sulit membayangkan Negeri Belanda tanpa Juliana." Tapi kini itu telah terjadi. Dan ujian pertama bagi ratu baru, yang telah memilih nama barunya: Wilhelmina II, langsung saja muncul: protes para tuna wisma itu. 'Yang berikut yang lebih menentukan kewibawaannya seterusnya, ialah pemilihan umum tahun depan yang akan diadakan sebelum Mei 1981.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus