HARI Nasional Australia 26 Januari yang lalu cukup meriah. Tamu
melimpah, makanan dan minuman mengalir dan cerita-cerita segala
macam keluar dari mulut ke mulut. Pada kesempatan itu, Duta
Besar Richard A. Woolcott dan nyonya minta diri. Masa tugasnya
di Indonesia sudah berakhir bulan Maret nanti, setelah
diperpanjang beberapa bulan.
Lahir di Sydney 49 tahun yang lalu Woolcott berhasil melewati
masa-masa kritis selama tinggal di Indonesia. Ketika dia
menjabat Duta Besar sejak Maret 1975, hubungan
Indonesia-Australia sedikit kurang ramah akibat masalah Timor
Timur. "Dalam hal ini, kedutaan sangat berhasil untuk tetap
menggalang hubungan," ujar Woolcott.
Ia bisa berbahasa Rusia. Dia jebolan Melbourne University dan
sekolah jurusan Slavia dan Eropa Timur di London. Kariernya di
Departemen Luar Negeri terus menanjak. Pernah ditempatkan di
Moskow dua kali. Juga di Pretoria (Afrika Selatan), Kuala
Lumpur, Singapura dan Chana. Ketika Bagian Asia Tenggara dibuka
di tahun 1973 di Deplu sana, Woolcott menjabat sebagai kepala
untuk bagian itu. Tahun 1974, dia diangkat sebagai Wakil
Sekretaris Deplu, sampai dia diangkat sebagai duta besar untuk
Indonesia.
Bukubuku karangannya antara lain World Review (1965), The
Australian Press and Foreign News (1966), Australian Foreign
Policy (1973). Menulis memang hobinya, termasuk juga olahraga
dan memotret. Tapi ada satu lagi kegemarannya yang muncul di
malam 26 Januari tersebut: main musik. Birgit Cristensen, wanita
Denmark yang bermata biru dan berambut pirang ini, telah
dinikahinya di tahun 1952. Kini mereka mempunyai tiga orang anak
yang sudah akil baliq. "Jangan pulang dulu," begitu kata Birgit
lepada tamu yang mau pamit, "setelah jam 9.00 ada band jazz."
Dan betul saja. Jack Lesmana, Nick Mamahit, Nien Lesmana muncul
dengan alat-alatnya. Malampun semakin santai sementara jalan
Teuku Umar sudah tertutup untuk umum. Greg Gibson maju dengan
klarinetnya. Gibson sering main bersama Nick dan Jack. Jabatan
resminya: kanselir dan konsul Kedutaan Besar Australia.
Puncak dari segala keramaian ialah ketika Woolcott turun
menggantikan pemain drum Karim. Tamu Woolcott masih banyak. Ada
yang menonton, mengobrol dan satu dua ada yang dansa. Sempat
juga Woolcott memainkan dua lagu: Blue Moon dan Sweet Georgia
Brown. "Saya main band sejak masa mahasiswa saya, sekitar tahun
1946," kata Woolcott. Band-nya waktu itu bernama Willie
Mclntyre's Varsity Vipers, band mahasiswa yang kadang-kadang
harus main secara gratis atau bayaran. Kemudian dia pindah main
ke band jazz-aya Grame Bell, pemain jazz terkenal dari
Australia. "Dari dulu, saya selalu main drum," kata Woolcott.
Dan pesta hari nasional di rumahnya itu berakhir lewat tengah
malam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini