Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Peresmian monumen Yogya

Sri sultan hamengkubuwono ix untuk kedua kalinya meresmikan pembangunan "monumen yogya kembali" di desa jongkang, sleman. berkat dibentuknya panitia baru, proyek bisa dimulai lagi.(pt)

27 Desember 1986 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

YOGYAKARTA betul-betul daerah istimewa. Sebuah proyek besar, Monumen Yogya Kembali, Jumat pekan lalu, diresmikan lagi oleh Sultan Hamengkubuwono IX. Padahal, 29 Juni tahun lalu monumen yang sama itu sudah diresmikan. Pada peresmian pertama, Sultan meletakkan batu pertama -- batu yang diambil dari Gunung Merapi. Tapi, sesudah itu tak ada peletakan batu kedua apalagi ketiga dan seterusnya. Dalam kalimat yang mudah, pembangunan monumen di Desa Jongkang, Kabupaten Sleman, itu macet. Bila kemudian ada peresmian kedua, tentu itu bukan karena panitia lupa akan peresmian pertama. Peresmian yang kedua ini pun caranya lain. Sultan, selaku Gubernur DIY, mengemudikan kendaraan buldoser. Belalai kendaraan itu mengeruk tanah, dan kemudian tanah itu dilemparkan ke bak truk. Peresmian kedua ini tepat pada 19 Desember. Itu ada maknanya. "Ada pendapat menyatakan 19 Desember sebagai halaman hitam sejarah kita. Tapi kalau kita telusuri, 19 Desember sebenarnya permulaan lenyapnya kolonialisme Belanda," tutur Sultan. "Karena itu, 19 Desember ini saya usulkan dipakai sebagai hari dimulainya monumen ini." Adanya pelemparan tanah ke bak truk juga karena ada dana baru. Yakni dari panitia baru, yang salah satu orangnya adalah Hoetomo Mandala Putra yang sehari-hari dipanggil Tommy. Dari upaya Tommy itulah kemudian terkumpul uang Rp 1,7 milyar. Memang baru sekitar sepertiga biaya keseluruhan, yang direncanakan sebesar Rp 5,4 milyar. Tapi, "Saya optimistis dana itu bisa dihimpun," kata salah seorang panitia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus