Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melewati masa kecil yang sulit sebagai pengungsi, Noor Sabah Nael Traavik, 44 tahun, tahu benar rasanya menjadi anak tanpa banyak kenangan manis. Istri Stig Traavik, Duta Besar Norwegia untuk Indonesia, ini tak pernah bisa tinggal diam manakala melihat kehidupan anak-anak yang tak layak. Itulah sebabnya dalam setahun ini dia giat menggalang dana untuk membantu anak-anak yang tak beruntung di Indonesia dan kawasan Timur Tengah. Terakhir, dua pekan lalu dia memprakarsai sebuah konser amal yang dihadiri banyak artis kondang dan orang penting.
"Saya lahir di Afganistan, dan saat usia enam tahun menjadi pengungsi," ujar Noor, Senin pekan lalu. Bersama keluarganya saat itu mereka menuju Pakistan melewati pegunungan dan padang pasir tanpa makanan dan minuman cukup selama 20 hari. Lalu mereka tinggal di Iran dan Pakistan, sebelum menetap di Norwegia saat berusia 12 tahun. "Saya merasa kehilangan masa kecil," kata Noor.
Di negeri ini, sebagai istri duta besar, dia kaget menemukan fakta banyak anak Indonesia tak punya akta lahir. Padahal akta merupakan kebutuhan dasar bagi anak. Tanpa itu, seorang anak tak akan mendapat akses layanan kesehatan dan pendidikan. "Sebagai mantan pengungsi, saya harus kembali melakukan sesuatu untuk anak-anak Indonesia."
Konser pun digelar. Bahwa hasilnya tak sebanyak tahun lalu, Noor tak patah semangat. Dia akan terus bergerak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo