SIAPA orang pertama yang mempraktekkan glasnost di Uni Soviet? Banyak yang bilang, itulah Raisa Gorbachev. Ceritanya, dulu, sebagai dosen filsafat Marxisme, Raisa menolak mengajarkan atheisme. Ia pun menolak mengecam kapitalisme dengan cara vulgar. Ia berpendapat, "Masyarakat harus boleh berbincang dan mengkritik secara terbuka." Kini, keterbukaan itu ia lanjutkan, dalam sebuah otobiografi yang direncanakan terbit September nanti. Otobiografi ini tampil dalam bentuk percakapan antara Raisa dan seorang penulis Rusia bernama Georgy Pryakhin. Karena merupakan "percakapan langsung," tulis Raisa dalam pengantarnya, mungkin penuturan dia tentang dirinya "tidak konsisten, emosional, dan setengah-setengah." Buku I hope: Reminiscences and Feflections itu, yang penerbitannya dipercayakan pada penerbit Amerika Herper-Collins, tentu saja tak tentang dirinya melulu. Juga tentang kesan-kesan perjalanannya ke Barat, menyertai Presiden Gorbachev. Bagaimana ia bertemu Nancy Reagan, Barbara Bush, dan Margaret Thatcher. Adakah Raisa akan menanggapi kata-kata Nancy Reagan ketika mereka bertemu di pertemuan puncak AS-Soviet 1987? Waktu itu pers melansir ucapan ketus Nancy yang rupanya kaget melihat penampilan ibu negara sosialis ini, yang berpakaian "mirip hendak pergi ke pesta koktail". Yang menarik ditunggu, apakah Raisa akan mengungkapkan siapa dirinya sebenarnya. Selama ini di Soviet sendiri orang tak jelas tentang ibu negara yang modis ini, yang kini 59 tahun. Ada yang bilang ia keturunan Mongolia karena pipinya yang lebar. Isu lain menyebutkan ia punya hubungan famili dengan Presiden Andrei Gromyko, hingga Gorbachevlah yang menggantikan kedudukannya pada 1988.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini