SEJAK Puri Matari diresmikan pertengahan tahun lalu, bos biro iklan Matari, Sudarto Kenneth Tjahjadi, 43, merasa heran karena kegiatan bisnisnya menurun. Semula ia menduga, dengan mendirikan kantor mewah di Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, itu langganannya akan bertambah. Nyatanya, "Untuk mencapai break even point saja sulit," katanya. Pengaruh resesi? Ternyata, tidak. Yang bikin sial adalah bangunan itu sendiri. Letak Puri Matari persis di depan pertigaan. Menurut kepercayaan Cina, bangunan tusuk sate itu tidak membawa hoki. Karena tak mungkin merobohkan bangunan itu, "banyak orang memberi nasihat kepada saya, supaya yang dipindahkan pintu masuknya saja," kata Ken Sudarto panggilan sehari-hari pengusaha ini. Pemindahan pintu masuk itu baru dilakukan akhir November lalu. "Pintunya tidak diganti, tetap yang itu. Hanya sekarang dipindah ke kanan bangunan," kata Ken, Sabtu pekan lalu. Ia membenarkan, sejak pindah pintu, biro iklan Matari itu banyak kedatangan langganan baru. "Ya, kami merasa bersyukur, kalau perubahan letak pintu itu menyebabkan banyak langganan. Tapi, mungkin juga karena keadaan ekonomi lagi membaik," ujar Ken. Ayah tiga anak yang suka main tenis ini menambahkan, "Pokoknya, kami senang sekarang, ada keberuntungan, entah karena pintu atau suasana ekonomi."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini