KETIKA Presiden Soeharto menyebutkan nama Soekarno-Hatta untuk pengganti nama lapangan terbang Cengkareng, 5 Juli lalu, para undangan bertepuk tangan. Tak terkecuali dua janda Proklamator, yang hadir sebagai tamu kehormatan: Nyonya Hartini Soekarno, 61, dan Nyonya Rachmi Hatta, 59. "Saya betul-betul puas. Bayangkan, satu hari menjelang peresmian, saya belum merasa pasti nama itu akan diabadikan," kata Hartini. Ia menambahkan bahwa ia selalu berdoa supaya nama Soekarno - Hatta itu diabadikan. "Doa itu masih saya panjatkan ketika tiba di tempat upacara," tambahnya. Lain dengan Rachmi Hatta, yang langkahnya tiba-tiba ringan karena sudah yakin bahwa nama mendiang suaminya diabadikan. Padahal, menurut Halida, putri bungsu Bung Hatta, ibunya masih harus beristirahat akibat gerogotan darah tinggi, diabetes, gangguan pada jantung, dan kelenjar gondok. Tapi, pagi itu, Rachmi seperti tak menghiraukan penyakitnya. Adakah fasilitas khusus yang diterima kedua janda itu di bandar udara Soekarno-Hatta? "Wah, belum tahu," kata Hartini. "Tapi, kalau boleh, saya berharap sekali dapat tiket pesawat gratis." Mau jalan-jalan ke luar negeri, Bu? "Ah, tidak. Saya mau nyekar ke makam Bapak di Blitar," kata Hartini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini