Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kehadiran pasangan dari Yogya itu memercikkan histeria banyak orang awak. Begitu upacara megah itu usai, sejumlah ninik mamak dan datuk menggamit-gamit lengan sang Raja dan istri agar berfoto bersama. Hitung-hitungan mereka, daripada susah-susah terbang ke Yogya dan merunduk-runduk layaknya adat di keraton.
Ratu Hemas melayani mereka sembari merekahkan senyum. Tangan kirinya sesekali memegang takuluak bapalak, penutup kepala khas Minangkabau yang menggelembung, yang dikenakannya. Keberatan? "Enggak, cuma takut jatuh," kata Ratu Hemas. Sekeluar dari istana, para penggemarnya masih ingin berkodak-ria. Ratu Hemas oke-oke saja.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo