Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Misalkan suatu pagi sepucuk surat meluncur ke rumah Anda. Dan misalkan juga sebuah kotak ikutan mampir. Bayangkan Anda hidup di negara yang dikuasai rezim komunis. Maka surat dengan kop organisasi terlarang dan boks mini itu pasti dibaca sebagai isyarat atau tanda pembangkangan diam-diam.
Syahdan, pada 1984, 288 seniman Chekoslovakia menerima pesan rahasia dari Joska Skalnik, seorang pelukis abstrak—gaya seni yang dianggap subversif—yang tinggal di Praha. Dengan dukungan organisasi kebudayaan independen Jazz Section—inilah organisasi pada tahun 1970-an yang aktif mengadakan diskusi dan menerbitkan buku se-belum akhirnya dibredel—Skalnik terdorong bergerak. Ia menjembatani kehidupan artistik yang otentik dan realitas palsu dalam masyarakat di bawah tekanan ideologi komunisme. Ia menyurati para seniman, mengundang mereka untuk mencipta obyek-obyek bebas dengan medium sederhana berupa kotak kayu: seni obyek.
Joska Skalnik—saat itu 35 tahun—bekerja sama dengan seorang tukang kayu sebelum akhirnya dengan caranya sendiri mengirimkan kotak-kotak kayu itu ke 244 seniman di seluruh negeri yang bersemangat menanggapi undangannya. Sebuah pro-yek seni bebas pun diam-diam dimulai. Pada masa itu, para pelukis sulit mengantongi izin pameran; dilarang membuat pidato maupun menerbitkan katalog di galeri-galeri resmi di Chekoslovakia. Mereka cuma bisa berpameran secara terbatas di apartemen, rumah, atau studio.
Gagasan seni rupa Joska Skalnik yang cemerlang itu kemudian diberi nama "Minisalon", karena mengingatkan bentuknya yang kecil. Karya yang berjarak dengan representasi seni patung, juga jauh dari gagasan sebuah monumen yang masif. Meskipun berwujud tiga dimensi, semua obyek itu digantung di dinding seperti susunan rak. Gagasan cerdik "Minisalon" itu seakan terbit bersamaan dengan mulai bertiupnya angin perubahan di negara federasi Chekoslovakia pada 1980-an. Gagasan seni rupa yang terwujud dalam kotak kayu itu juga mengharukan: setiap saat karya-karya itu tentu saja terancam hilang atau musnah, dan itu berarti tak akan pernah dapat disaksikan oleh dunia luar.
Selama beberapa tahun Joska Skalnik dan istrinya Jana telah sukses menyembunyikan ratusan karya para seniman itu di sebuah tempat yang aman. Karya-karya itu lolos dari upaya penggeledahan aparat negara. Lima tahun sejak memprovokasi para seniman untuk men-ciptakan obyek-obyek bebas dengan "medium klandestin" itu, Joska Skalnik menganggap gagasan "Minisalon" itu rampung. Karya-karya ini dipamerkan di Galeri Nasional Jakarta sampai awal pekan lalu dan akan dilanjutkan pameran di Ubud, Bali, dan Surabaya.
Ratusan seniman yang telah menanggapi gagasan Joska Skalnik seakan menghirup udara kebebasan yang masih ada dalam tekanan segi empat ajaib itu. Melampaui batasan formalnya, kotak segi empat dari kayu itu seakan juga merupakan "tanda kurung" yang menggugah sebuah asosiasi politis: sebuah jebakan, batas, kerangkeng, penjara, wadah, jendela, kurungan. Format itu dingin, kaku, dan se-ragam: sederhana sekaligus menegangkan.
Kurt Gebauer membuat obyek serupa kelinci yang mengintip dengan sebuah telinga yang nyerongot keluar dari balik jalinan kawat ram. Seniman ini membuat kandang kelinci dari kayu yang sesak di dalam kotak dan bahkan menguncinya (Bunny Rabbit). Jiri Stamfest melukiskan empat sosok laki-kaki dan perempuan dalam gegas berdesakan menuruni anak tangga dan membentur tembok (At an End), seakan dunia di sebelah sana sudah tertutup bagi mereka.
Pada karya para seniman dari era tirai besi itu, terkadang muncul tanda minimalistis yang sepele: sebuah tanda "apolitis" yang penting. Lihatlah, dahan dan reranting putih di ujung tangga berwarna senada pada karya Stanislav Kolibal (Without Title).
Ada nada suram pada seni obyek dalam pameran ini: penggunaan warna abu, hitam, dan cokelat yang kuat. Tetapi juga percik marah seperti pada mata merah kelinci karya Gebauer. Bedrich Dlouhy menciptakan sepotong pemandangan surealistis di dalam kotak: seonggok daging merah segar yang terayun-ayun di dinding, seekor lalat terduduk di atas kursi, sebuah drum dan jendela kecil yang terbuka (Irresolution).
Arnold Bartunek (The Soles) menampilkan sepasang tapak kaki berwarna kelam yang seakan menerobos ke luar bidang. Vlado Bathory (Without Title) menampilkan obyek-obyek tulang dengan bercak warna merah. Be-berapa seniman menuliskan sejenis pesan verbal kepada Joska Skalnik atau tentang proyek "Minisalon", seperti pada karya Vaclav Benda (Light on Dark) dan karya Miloslav Sonny Halas (Message).
Joska Skalnik telah mengirimkan kotak-kotak itu tanpa memandang gaya atau reputasi seniman, usia, bobot seni, afiliasi terhadap suatu kelompok, dan sebagainya. Itulah yang membuat karya "Minisalon" tampak sangat beragam, juga mutunya. Yang menarik, tanggapan spontan mereka tidak mempersoalkan lokasi dan waktu pameran. Mereka tak hanya menunjukkan miskinnya kondisi kebudayaan kontemporer saat itu di Cheko-slovakia, tetapi juga menggambarkan sikap individualnya. Dengan keragaman semacam itu, Joska Skalnik ingin mencatat perkembangan artistik yang obyektif pada suatu masa di sebuah negeri yang murung: sebuah "voice of voiceless", untuk meminjam kalimat Vaclav Havel yang terkenal.
Karya-karya "Minisalon" pertama kali dipamerkan untuk publik pada 1992 di Galeri New Hall di Praha. Sebelumnya Karel Srp dan Joska Skalnik, orang nomor satu dan nomor dua dalam Jazz Section, dijebloskan ke penjara. Joska Skalnik sendiri menjadi penasihat ke-budayaan Vaclac Havel ketika sastrawan itu dilantik menjadi Presiden Republik Chek pada Desember 1989.
"Minisalon" adalah sebuah aikon tentang gagasan seni yang merdeka pada suatu masa yang suram yang menindas kebebasan para seniman. Pada masa rezim komunisme berkuasa, pertanyaannya adalah siapa seniman yang terlibat dalam kegiatan kebudayaan Jazz Section—kemudian berganti nama menjadi Artforum—kini di lingkungan seni rupa Praha pertanyaan berganti: siapa seniman yang tidak terlibat dengan "Minisalon"?
Sejak tahun 1994, pesan-pesan kebebasan "Minisalon" telah bergema di beberapa pusat kesenian penting di berbagai belahan dunia di luar Chek.
Hendro Wiyanto
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo