IBU Fatmawati yang baru saja mengadakan pelancongan ke
Singapura, Penang dan Bangkok bersama menantunya nyonya Henny
Guntur dan cucunya Puti, berniat akan menulis buku. Tentang
riwayat hidupnya. Ketika bertemu dengan wartawan di Singapura
Ibu Fatmawati ada berkata: "Buku itu bukan tentang kehidupan
seks saya dengan Bapak almarhum. Tidak. Saya tidak akan berbuat
seperti isteri-isteri Bapak yang lain, yang sebetulnya saya
tidak kenal semua mereka itu".
Fatmawati menikah dengan Sukarno setelah tokoh itu bebas dari
Inggit. Menikah di tahun 1945. Ibu Fatmawati adalah satu-satunya
isteri Sukarno sampai tahun 1954. Sukarno lalu menikah dengan
Hartini.
Tinggal di rumah pribadinya di Cilandak, Jakarta, Fatmawati kini
adalah nenek dari enam orang cucu. Niat untuk menulis buku ini
bagi sang janda pasti disambut hangat orang ramai. Menurut
Guntur, setelah garis kasar buku itu selesai, Sitor Situmorang
(penyair yang baru keluar dari tahanan setengah tahun yang lalu)
akan merapikan isi buku. Guntur juga menulis buku. Nyaris sudah
selesai. "Sudah naik di percetakan, lay-out sudah selesai,
tjnggal tunggu foto saja", kata Guntur yang sekarang kelihatan
lebih langsing. Selama ini Guntur selalu menuangkan ceritera
atau pengalamannya di majalah Model. Ditulis tangan, staf
redaksi Model kemudian mendandani tulisannya, sedikit atau
banyak. Beberapa kali Guntur juga menulis di harian Merdeka yang
tampaknya meniru gaya bapaknya.
Dan majalah Model itu pulalah yang akan menerbitkan buku Guntur
yang berjudul "Bung Karno, bapakku, kawanku dan guruku". Buku
akan berbentuk dalam format buku saku. Kata Guntur lagi:
"Mungkin isinya tidak terlalu akurat. Soalnya saya ambil dari
segi human interests-nya saja".
Tetap mempunyai anak satu orang saja (Puti Pramatana Puspa
Siruli Pandria), kabarnya Guntur memberi ibu dan isterinya
hadiah melancong ke tiga negara tersebut di atas. Bisnisnya
sudah sukses? 'Ah, enggak", katanya sambil mengelus rambutnya
yang selalu digunting oleh Vivian Rubiyann (dulu bernama Robby).
"Hadiah apaan. Kebetulan ibu pengin tetirah dan saya ada uang
sedikit. Apa salahnya jalanjalan ke negara tetangga". Waktu yang
dipilih ibu Fatmawati kebetulan pula sekitar 1 Agustus. Sayang,
ketika sampai di Bangkok ibu Fatmawati jatuh sakit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini