Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tak putus akal, Ryaas mencomot satu dari 200 tongkat kayu koleksinya. ”Pakai ini saja!” kata Ketua Umum KB-PII itu. Terbuat dari kayu cokelat muda berukir naga, itulah tongkat kesayangan si tuan rumah. Mikrofon diikatkan di hulu tongkat. Eh, masih terlalu pendek. Imam terpaksa agak membungkuk agar suaranya bisa masuk ke mikrofon.
Melihat hal itu, Ryaas mengeluarkan salah satu koleksi keramiknya untuk menopang tongkat naga tadi. Pas. Mikrofon bisa tegak persis di mulut sang imam. Salat tarawih pun berjalan lancar. Nah, sebelum ceramah dimulai, Ryaas meminta maaf atas berbagai kerepotan itu. ”Kita terpaksa menggunakan tongkat ini karena penopang mikenya tidak ada,” ujarnya sambil tertawa. Tapi, ya ampun.... Cara dia memegang mike dan tongkat lebih mirip rocker daripada politisi, apalagi ustad. Para jemaah gerrr dibuatnya….
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo