Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kelompok musik Slank sepertinya selalu "gatal" untuk mengkritik kondisi politik dan sosial di Tanah Air. Pemilihan presiden sudah lewat. Tapi tampaknya sikap masyarakat masih terbelah dua, berporos pada tokoh yang didukung dulu. Slank dan sejumlah artis lalu merasa perlu meluncurkan karya yang diharapkan mampu mencairkan kubu-kubuan tersebut. Album yang dirilis di Gedung RRI Jakarta pekan lalu itu diberi judul Salam Tiga Jari.
"Kami ajak warga Indonesia untuk move on lewat lagu itu. (Ini) bukan ajakan untuk memilih (presiden) nomor satu atau dua," ucap Bimo Setiawan Al Machzumi (Bimbim), penggebuk drum Slank. Move on, terus bergerak, dan lupakan persaingan selama masa pemilihan presiden lalu. Move on, kata dia, berarti kembali ke sila ketiga Pancasila, Persatuan Indonesia. Makna luasnya adalah ajakan untuk menjadi negarawan, dan bukan politikus. "Selama masih ada ganjalan dan perbedaan, susah untuk jadi negarawan," ujarnya.
Slank barangkali memang tepat melakukan ajakan itu. Dulu mereka adalah pendukung fanatik Joko Widodo. Kini mereka ingin mengubur sekat-sekat persaingan. Dalam album yang diproduksi D'Rumah Harmoni ini, Slank berkolaborasi dengan sejumlah artis, yakni Oppie Andaresta, Dira Sugandi, Michael J., Krisdayanti, Widi Vierratale, Robi "Navicula", dan Joshua Matulessy (J-Flow).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo