Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Seorang Calon Berorientasi

Letkol Benny Efendhi, bekas Dandim 0505 Jakarta Timur melakukan orientasi di kantor wali kota Jakarta Timur. Ia akan menggantikan Sofyan Hakim sebagai walikota Jakarta Timur. (pt)

9 Mei 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BERMULA pada Senin 27 April 1981. etkol Benny Efendhi, bekas Dandim 0505 Jakarta Timur, dengan tabah menunggu Walikota Jakarta Timur Drs. 11. Sofyan Hakim yang karena tugas, baru hadir di kantornya pukul 14.30 siang. Segera Benny melapor ke Sofyan seraya menyatakan bahwa atas instruksi Gubernur DKI ia melakukan orientasi di kantor walikota. "Mana suratnya" tanya Sofyan. "Wah, hanya lisan," jawab Benny. Keesokan harinya, Sofyan Hakim menanyakan soal itu kepada Gubernur Tjokropranolo. Menurut Sofyan, Gubernur membenarkan adanya instruksi lisan tadi. Pada hari kedua, Benny Efendhi, sudah duduk di kursi Wakil Walikota. Pemilik sah kursi itu tersisih ke sebelahnya. Mulai terdengar pertanyaan di antara karyawan kantor itu. "Yang belum tahu memang bingung. Tapi yang sudah tahu, tidak apa-apa. Surat-surat buat pak Walikota dan pak Wakil tetap disampaikan kepada yang bersangkutan. Sedang Pak Benny cuma melihat-lihat saja," kata seorang staf wakil Walikota Jak-Tim menanggapi beberapa pertanyaan tadi. "Dalam melaksanakan tugas, Benny tidak mengambil keputusan atau kebijaksanaan, dia hanya melihat apa yang dikerjakan," kata Kepala Humas DKI Ramona Ginting. Menurut sebuah sumber di kantor Walikota Jak-Tim, memang ada SK Menteri Dalam Negeri yang menunjuk Benny sebagai Walikota Jak-Tim. Hanya saja di SK itu tidak tertulis kapan dia resmi menggantikan Sofyan Hakim. Menurut Gubernur Tjokro timbang-terima antara Benny dan Sofyan "tergantung saya sendiri". Tapi Ramona Ginting menerangkan, setelah masa orientasinya berakhir, Benny tidak mutlak menjadi walikota Jak-Tim. "Bisa saja dipindahkan ke tempat lain. Yang jelas dia sudah ada kesempatan." Jabatan baru bagi Sofyan Hakim kabarnya sudah tersedia, meskipun tak ada pejabat di Balaikota DKI yang mau menjelaskan. Ketika ditanya tentang Benny, singkat ia menjawab, "saya pribadi tidak terganggu." Rawan Lulusan Public Administration UGM itu sejak awal membina karir sebagai pamong-praja. Pada tahun 1965-1967, ia menjadi wedana di Tanjungpriok. Selanjutnya berturut-turut, sekretaris walikota Jakarta Timur, Wakil Walikota Jakarta Pusat dan sejak 1974 sampai sekarang Walikota Jakarta Timur. Letkol Benny barangkali memang alan menggantikan Sofyan Hakim. Tapi masa orientasi bakal walikota itu, tidakkah menimbulkan dualisme? Kemungkinan itu dibantah keras oleh Ir. Fauzi Bowo, Pjs. Kepala Biro II DKI. "Benny hanya belajar," kata Fauzi. Bahwa SK Mendagri sudah keluar, tapi pengangkatan ditangguhkan, tidak dibantah oleh Fauzi. Karena, katanya, "situasi dan kondisilah yang mengharuskan tongkat estafet itu diserahkan secara baik. " Sebenarnya ada dua calon untuk walikota Jak-Tim, tapi Benny, putra Betawi itu, dianggap favorit. Barangkali ia dianggap tepat, terutama untuk Jak-Tim yang dipandang rawan menjelang Pemilu 1982.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus