BERMULA pada Senin 27 April 1981. etkol Benny Efendhi, bekas
Dandim 0505 Jakarta Timur, dengan tabah menunggu Walikota
Jakarta Timur Drs. 11. Sofyan Hakim yang karena tugas, baru
hadir di kantornya pukul 14.30 siang. Segera Benny melapor ke
Sofyan seraya menyatakan bahwa atas instruksi Gubernur DKI ia
melakukan orientasi di kantor walikota. "Mana suratnya" tanya
Sofyan. "Wah, hanya lisan," jawab Benny.
Keesokan harinya, Sofyan Hakim menanyakan soal itu kepada
Gubernur Tjokropranolo. Menurut Sofyan, Gubernur membenarkan
adanya instruksi lisan tadi.
Pada hari kedua, Benny Efendhi, sudah duduk di kursi Wakil
Walikota. Pemilik sah kursi itu tersisih ke sebelahnya. Mulai
terdengar pertanyaan di antara karyawan kantor itu. "Yang belum
tahu memang bingung. Tapi yang sudah tahu, tidak apa-apa.
Surat-surat buat pak Walikota dan pak Wakil tetap disampaikan
kepada yang bersangkutan. Sedang Pak Benny cuma melihat-lihat
saja," kata seorang staf wakil Walikota Jak-Tim menanggapi
beberapa pertanyaan tadi.
"Dalam melaksanakan tugas, Benny tidak mengambil keputusan atau
kebijaksanaan, dia hanya melihat apa yang dikerjakan," kata
Kepala Humas DKI Ramona Ginting. Menurut sebuah sumber di
kantor Walikota Jak-Tim, memang ada SK Menteri Dalam Negeri yang
menunjuk Benny sebagai Walikota Jak-Tim. Hanya saja di SK itu
tidak tertulis kapan dia resmi menggantikan Sofyan Hakim.
Menurut Gubernur Tjokro timbang-terima antara Benny dan Sofyan
"tergantung saya sendiri". Tapi Ramona Ginting menerangkan,
setelah masa orientasinya berakhir, Benny tidak mutlak menjadi
walikota Jak-Tim. "Bisa saja dipindahkan ke tempat lain. Yang
jelas dia sudah ada kesempatan."
Jabatan baru bagi Sofyan Hakim kabarnya sudah tersedia, meskipun
tak ada pejabat di Balaikota DKI yang mau menjelaskan. Ketika
ditanya tentang Benny, singkat ia menjawab, "saya pribadi tidak
terganggu."
Rawan
Lulusan Public Administration UGM itu sejak awal membina karir
sebagai pamong-praja. Pada tahun 1965-1967, ia menjadi wedana di
Tanjungpriok. Selanjutnya berturut-turut, sekretaris walikota
Jakarta Timur, Wakil Walikota Jakarta Pusat dan sejak 1974
sampai sekarang Walikota Jakarta Timur.
Letkol Benny barangkali memang alan menggantikan Sofyan Hakim.
Tapi masa orientasi bakal walikota itu, tidakkah menimbulkan
dualisme? Kemungkinan itu dibantah keras oleh Ir. Fauzi Bowo,
Pjs. Kepala Biro II DKI. "Benny hanya belajar," kata Fauzi.
Bahwa SK Mendagri sudah keluar, tapi pengangkatan ditangguhkan,
tidak dibantah oleh Fauzi. Karena, katanya, "situasi dan
kondisilah yang mengharuskan tongkat estafet itu diserahkan
secara baik. "
Sebenarnya ada dua calon untuk walikota Jak-Tim, tapi Benny,
putra Betawi itu, dianggap favorit. Barangkali ia dianggap
tepat, terutama untuk Jak-Tim yang dipandang rawan menjelang
Pemilu 1982.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini