Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejak awal Maret lalu, aktris bernama lengkap Kurniati Kamalia ini rutin bermain sepatu roda. Sang suamilah yang pertama kali mengajaknya. “Biar ada olahraga keluarga. Kalau cuma lari, bosan,” kata istri aktor Christian Sugiono itu saat bertandang ke kantor Tempo di Jakarta, Senin, 1 April lalu.
Titi mengaku tidak pernah bermain sepatu roda sebelumnya. Begitu pula anak pertamanya yang masih berusia lima tahun, Arjuna Zayan Sugiono. Namun perempuan berdarah Palembang-Bengkulu itu dibuat takjub karena Arjuna langsung bisa mengendalikan sepatu rodanya saat baru pertama kali mencoba. Saat itu Titi berpikir, “Wah, lebih duluan bisa dia daripada gue. Kok bisa? Ha-ha-ha….”
Agar makin mahir bermain sepatu roda, Titi rutin berlatih tiga hari dalam sepekan. Christian yang melatihnya. Biasanya, ia berlatih mulai pukul 16.00 hingga menjelang magrib. “Mainnya di Gelora Bung Karno,” ujar aktris yang berperan sebagai Kirana dalam film Rumput Tetangga, yang akan dirilis pertengahan April ini, tersebut.
Sebagai konsekuensi, Titi harus rela dikerubuti orang-orang yang juga sedang berolahraga di Gelora Bung Karno. Mereka biasanya meminta berfoto dengannya. Namanya masih berlatih, dia kerap takut terjatuh dari sepatu rodanya jika hanya diam berdiri terlalu lama ketika berfoto. “Jadi aku bilang ke mereka lagi belajar, biar cepat fotonya,” ucap Titi.
Vincent Guerend. TEMPO/Nurdiansah
Ketagihan MRT
DUTA Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, Vincent Guerend, ketagihan menggunakan moda raya terpadu atau MRT Jakarta. Ia memang tidak setiap hari menggunakan moda transportasi yang baru diresmikan pada 24 Maret lalu itu. “Tapi saya sudah lima kali naik MRT,” kata Guerend, 50 tahun, saat ditemui di Goethe-Institut Jakarta pada Selasa, 2 April lalu.
Guerend kagum akan waktu tempuh MRT Jakarta yang begitu singkat. Sebelumnya, dia pernah menggunakan moda transportasi Transjakarta. Ia juga sesekali naik taksi online. “Tapi MRT lebih baik dalam hal kecepatan. Bagi saya, MRT sangat memudahkan,” ujar Guerend, yang berkantor di Jakarta sejak 2015.
Kemudahan itu ia rasakan saat menuju sekolah Prancis, Lycée Français de Jakarta, di kawasan Cipete, Jakarta Selatan, dari kantornya di Jalan Sudirman, Jakarta Pusat. Guerend rutin mengunjungi sekolah itu. Jika menggunakan mobil, ia harus rela bermacet-macet lebih dari satu jam. Dengan MRT, waktu tempuh terpangkas setengahnya.
Guerend bertekad, jika rute MRT sudah menjangkau sebagian besar wilayah Ibu Kota, ia akan rutin menggunakan moda transportasi tersebut seperti ketika ayah empat anak ini tinggal di Prancis dan Jerman. Di dua negara tersebut, ia menggunakan MRT setiap hari. Padahal, menurut dia, MRT di sana tak semodern MRT Jakarta. “Dari air conditioner sampai gate, sangat modern,” ucapnya.
Mohamad Wahid Supriyadi. KBRI moskow
Momen Langka
Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia dan Republik Belarus, Mohamad Wahid Supriyadi, didaulat menjadi imam salat asar bagi sejumlah pejabat tinggi Republik Dagestan di masjid tertua Rusia di Kota Derbent, Masjid Juma. Momen langka itu terjadi dalam kunjungan kerja Wahid ke Republik Dagestan, Ahad, 24 Maret lalu. “Ini merupakan penghormatan dan penghargaan yang tinggi kepada Indonesia,” kata Wahid, 59 tahun.
Para pejabat Dagestan yang menjadi makmum adalah Wakil Pertama Ketua Pemerintah Republik Dagestan Gadjimagomed Huseynov, Menteri Ekonomi dan Pembangunan Wilayah Osman Khasbulatov, Menteri Kebijakan Nasional dan Agama Enrik Muslimov, serta Wakil Wali Kota Derbent Vidadi Zeinalov. Tiga pejabat Kedutaan Besar RI di Moskow juga menjadi makmum, yaitu Minister Counsellor Ekonomi Edi Suharto, Minister Counsellor Penerangan Sosial Budaya Adiguna Wijaya, dan Sekretaris I Politik Bustan Jufri.
Kunjungan duta besar Indonesia itu merupakan yang pertama selama hampir 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Rusia. “Kami sangat senang dan menghargai perhatian saudara-saudara dari Indonesia yang kami kenal sebagai negara dengan penduduk mayoritas muslim,” ujar Imam Masjid Juma, Rizvan Gabibov.
Derbent, yang berjarak sekitar 170 kilometer dari Makhachkala, ibu kota Republik Dagestan, adalah salah satu kota tertua di Rusia, berusia lebih dari 2.000 tahun. Masjid Juma, yang bernuansa Persia, dibangun pada 734. Masjid itu menjadi saksi penyebaran Islam di Rusia dan sekitarnya. Dagestan, yang berpenduduk 3 juta jiwa—95 persen muslim—lebih dikenal dunia setelah seorang warganya, Khabib Nurmagomedov, 30 tahun, menjadi juara dunia The Ultimate Fighting Championship.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo