Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tak ada yang hilang dari Meiske Shakila Serhalawan-. Senyumnya senantiasa tersungging, suaranya tetap merdu. Membuka konser Gala- -Java Jazz Festival di Jakarta- de-ngan lagu Through the Fire milik Chaka Khan, suara jernih-nya masih mengundang tepuk tangan ratusan undangan, Kamis pekan lalu.
Setelah album Shakila-de-ngan hits Takkan Hilang--meledak pada 1999, Shakila meng-ikuti jejak suaminya, Henry Scott Stevenson, ke Amerika. Mereka menetap di Virgina, 15 menit dari Washington, DC. Tak ada pembantu, sopir, atau penjaga bayi.
Shakila setiap hari mengantar-jemput kelima anak mereka. "Dari lapangan tenis, ke lapa-ngan voli, terus ke stadion sepak bola," Shakila menjelaskan jadwal rutinnya dengan mata berbinar-binar.
Meski sibuk mengurus anak, wanita kelahiran Ternate 1 Mei 1971 itu tak meninggalkan dunia menyanyi. Ia menjadi vokalis- sebuah grup jazz. Pada 2003, hari-an The Washington Post menyebut grupnya sebagai "band ter-baik wilayah DC, Maryland, Baltimore, dan Virgina".
Orang pun menebak-nebak- ne-geri asalnya. Ia pernah dikira- orang Amerika asal Afrika, Hawaii, Brasil, Spanyol, sampai- Timur Tengah. "Yang benar ada-lah Ambon, Jawa, dan Portugis," senyumnya kembali mengembang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo