Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Surat lamaran 5 perempuan

Bekas gubernur sul-ut, willy lasut menganggapi isyu dirinya punya istri gelap. tapi ia mengaku, waktu masih gubernur pernah dilamar 5 perempuan. ia, kini punya calon yang sangat dicintainya. (pt)

17 November 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"KALAU menurut isyu, 'kan saya sudah punya isteri lagi. Isteri gelap sebanyak delapan orang dan perempuan simpanan enampuluh orang," ujar lelaki yang telah menduda lebih dari setahun itu. Bapak dari 5 anak, bekas Gubernur Sulawesi Utara yang terkenal itu, Willy Lasut, pagi itu mengenakan safari batik warna dasar putih bergaris-garis hitam dan bercelana pendek. Sejak 2 Nopember lalu dia berada di Jakarta, dan tinggal di rumahnya yang dulu di kompleks militer di bilangan Jatinegara. Dipanggil Hankam? "Tidak. Untuk menemui teman-teman saja," katanya. Lalu, anak-anaknya siapa yang mengurus? "Anak-anak saya sudah besar-besar. Yang masih sekolah saya tinggalkan di Manado. Di sana banyak famili." Rumah yang di Manado itu dikontraknya untuk setahun -- tidak sampai seminggu setelah dia diberhentikan dari jabatannya bulan lalu. Berukuran 6 x 12 meter dan banyak dikunjungi para famili. Tapi betulkah isyu tentang isteri gelap itu? "Isyu itu berasal dari para pejabat yang justru mempunyai isteri gelap," katanya, sambil menggulung tembakau kesayangannya yang dulu, tembakau shag Warning. "Saya ini 'kan anggota majelis. Sedikit-sedikit naik mimbar. Apa cocok begitu?" Dia anggota aliran Kristen Charismatic. Namun Lasut kemudian mengaku, sampai sekarang dia masih menyimpan surat lamaran dari 5 perempuan yang bersedia jadi isterinya selagi menjadi gubernur. "Saya simpan cuma untuk bukti -- sebab jangan-jangan mereka memutar-balik dan mengatakan sayalah yang mengejar-ngejar mereka. " Sebagai duda, rupanya kedudukan Lasut sama sulitnya dengan para janda. Menurutnya, beberapa hari setelah kematian isterinya, sudah ada yang mengincar jabatan 'nyonya gubernur'. Namun dia tidak menanggapi -- maklum masih berduka. Dan perempuan itu lantas bilang dia dikejar-kejar Lasut. Tapi apa dia akan menduda terus? Anak-anaknya yang telah dewasa sudah menganjurkan agar sang ayah kawin lagi -- dan bukankah Lasut sudah punya calon? Dia mengaku. "Saya sungguh-sungguh mencintainya," ucapnya, tanpa menyebut nama si dia. "Hanya saja, karena berasal dari kalangan sederhana, dia tidak berani menjadi nyonya gubernur." Tapi itu 'kan dulu. Sekarang sesudah bukan gubernur lagi, bagaimana? "Saya belum menghubungi lagi wanita yang sangat saya cintai itu. Dan bagi saya, perkawinan itu bukan asal kawin begitu saja. Syarat pokok untuk menjadi suami-isteri menurut agama harus diperhatikan benar," katanya, sambil membujuk cucunya yang tiba-tiba menangis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus