Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Keinginan Rizal Ramli, 61 tahun, untuk beristirahat dan membaca buku yang menumpuk di kamarnya tak terkabul. Setelah tak menjadi menteri lagi, ia justru sibuk menerima tamu. ”Maunya saya istirahat dulu sehabis kerja keras setahun lebih, jalan-jalan, dengar musik, dan membaca buku,” kata Rizal saat ditemui Tempo di kantornya di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Kamis dua pekan lalu.
Sehari setelah perombakan kabinet pada 27 Juli lalu, mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman itu kebanjiran tamu. Menurut Rizal, hampir semua tamu yang datang ke kantor dan rumahnya itu punya niat sama, yaitu mendukung dia mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta. ”Yang datang itu nelayan, mahasiswa, aktivis partai, rakyat biasa. Semuanya menyatakan simpati dan mengutarakan kekecewaannya,” ujarnya.
Namun Rizal mengaku belum berpikir untuk mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI. Ia masih mendengarkan aspirasi dari beberapa kalangan. ”Jangan pakai kalkulasi, itu mental pedagang. Nanti ada yang bilang mantan menko mau cawe-cawe jadi gubernur. Rakyat yang datang tak berhenti, dengarkan saja dulu,” ucapnya.
Rizal tak mau dianggap gila jabatan. Menurut dia, sejak dulu ia selalu memilih sesuatu yang paling bisa memberikan manfaat bagi masyarakat. Ia mengatakan selama ini sudah memegang banyak jabatan, dari Kepala Bulog, Menko Perekonomian, hingga Menko Kemaritiman.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo