EMPAT menteri bertemu. Empat menteri itu bertarung: main tenis memeriahkan ulang tahun majalah ini di lapanan Mertju Buana, Monas, Jakarta, pekan lalu. Mereka memang tak mewakili seluruh kabinet, tapi nama mereka tenar: Menteri Negara PAN Dr. Saleh Afiff, Menpera Drs. Cosmas Batubara, Menpora dr. Abdul Gafur, dan Menmud Sekkab Drs. Moerdiono. Keempatnya langsung lolos di hari pertama, Rabu sore. Pada hari kedua, pasangan menteri ketemu menteri. Cosmas ternyata berhasil mengungguli rekan sejawatnya. Berpasangan dengan pelatihnya, Sofyan Mudjirat - bekas pemain nasional -- pasangan ini menundukkan Abdul Gafur yang berpartner dengan Djaelani, di perdelapan final. Di perempat final, Cosmas kembali mengungguli pasangan Moerdiono-Rildo. "Biasanya dia yang kalah," komentar Moerdiono sambil menunjuk Cosmas. "Yah, batal jadi juara internasional, saya tetap pemain favorit," Moerdiono ketawa. Tak ada pemilihan pemain favorit, tapi gelar itu memang diberikan penonton untuk Moerdiono karena bisa serius dan bisa kocak dan bermain tanpa melakukan serve. "Saya sudah dapat izin bermain tanpa serve dari Pengda Pelti," ujar Moerdiono menunjuk Soeparno, Ketua Pengda Pelti DKI. Akhirnya, sebagai satu-satunya menteri yang melaju ke semifinal di hari ketiga, Cosmas Batubara masih tetap bernasib (atau bermain) baik. Ia menang WO, karena lawannya, tokoh 1966 dan usahawan Sofyan Wanandi dan pasangannya, tak bisa bertanding. Cosmas langsung bertemu pasangan pengusaha kayu lapis Gunawan dan pelatih Budi di final. Final ini seru juga. Waktu itu Cosmas kalah dari Gunawan. Di set pertama final ini, Cosmas-Sofyan pun kalah juga dengan angka 4-6. Tapi pada set kedua, Cosmas menang 6-5. Menanti rubber set, mestinya istirahat 15 menit. Tapi Menteri usul, istirahat cukup 5 menit, karena ia ada pertemuan penting. Set ketiga menjadi panas. Kedua pasangan saling mengejar, sampai kedudukan 5-5. Dalam kedudukan begini, Cosmas dapat dukungan penuh dari penonton, yang sebagian besar wartawan. Entah karena tepuk tangan, entah karena dia memang ulet, akhirnya keberuntungan diraih Menteri. Piala pun diterima Menpera dari Pemimpin Redaksi TEMPO. "Ini bergilirnya berapa tahun?" tanya Cosmas. Dia memang tadinya mendengar pertandingan akan diulang tiap 15 tahun ('kan ini ulang tahun TEMPO ke-15), tapi segera informasi itu diralat: Tahun depan akan ada pertandingan lagi, insya Allah. Sebab, mana ada kompetisi tenis 15 tahun sekali biarpun untuk para menteri?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini