Tentang Kejahatan Di Iran

KARENA terlambat, Hamka yang terbang ke Iran 2 Juni bersama KH Masykur-- masing-masing didampingi Rusydi Hamka dan Umar Basalim --tak bisa bertemu atau mendengar pidato Khomeini dan Presiden Bani Sadr. Sebab sidang yang membicarakan "kejahatan Amerika di Iran" berlangsung 2 - 5 Juni, sedang dua tokoh itu bicara di hari pertama. Tapi ketika Hamka menyampaikan pidatonya pad. 3 Juni, Menlu Iran Sadeq Ghotbzadeh nampak hadir di Hotel Hilton. Teheran--tempat sidang, berlangsung. Antara lain Hamka menghimbau agar masalah sandera diselesaikan secara damai. Lalu dikutipnya kisah Imam Syi'ah Ali r.a. Ketika dalam suatu peperangan Ali hendak menghunjamkan pedangnya ke dada musuh, tiba-tiba musuh itu meludahi mukanya. Seketika Ali urung membunuh. Mengapa? Ujar Ali: "Niatku yang pertama untuk membunuhmu hanya karena Allah. Tapi ketika kamu meludahiku, masalahnya bisa jadi lain. Bisa pribadi. Maka kulepaskan kamu." "Sifat pemaaf Ali inilah yang harus Tuan-tuan teladani," ujar Hamka kepada TEMPO, mengulang pidatonya. Dan menurut Rusydi, putra Hamka, banyak hadirin terheran-heran. Para wartaan segera mewawancarai Hamka -- antara lain bertanya dari manakah anda? Menurut Rusydi, tak ada orang Iran yang mengutik-utik ucapan Hamka yang dimuat secara tidak persis oleh majalah Time tempo hari (TEMPO 17 Mei). "Tidak ada apa-apa. Mereka menampakkan keakraban dan rasa persaudaraan," katanya. Hamka terkesan oleh kehidupan keagamaan penduduk Iran yang nampak fanatik itu.