Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Generasi kedua: gaya pemerintahan...

Wawancara p.m singapura lee kuan yew dengan amir daud dan zulkifli lubis (tempo). gaya kepemimpinan singapura akan berubah, bila garda lama minggir.

5 Juli 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SUDAH lama PM tidak memberikan interpiu khusus," kata seorang pembantunya. PM Lee Kuan Yew memang sibuk selalu, menghabiskan harinya di Istana, tanpa mengenal jam kantor, dalam memimpin pemerintah Singapura. Namun pekan lalu PM Lee bersedia menyisihkan waktunya yang berharga itu untuk menerima dua wartawan TEMPO, Amir Daud dan Zulkifly Lubis. Wawancara ini berlangsung menjelang kunjungannya ke Indonesia untuk berunding dengan Presiden Soeharto di Yogyakarta pekan ini. Ruang kerjanya di Istana itu kelihatan lega dan sederhana. Ada beberapa lukisan di dinding. Ada anggrek di meja. Tidak ada lemari pajangan. Dan, tentu saja, tidak ada tempat abu rokok. Di situ PM Lee mempersilakan tamunya duduk dan menjawab pertanyaan TEMPO. Kami tertarik pada gagasan Anda menyiapkan kepemimpinan gcnerasi kedua. Bagaimana pentingnya hal itu pada Singapura? Apa saja masalah yang Anda lihat untuk mencapai penggantian yang lancar? Negeri-negeri yang baru merdeka tidak punya tradisi dan sedikit saja preseden untuk membantu mereka mengalihkan kekuasaan pada pemerintah pengganti. Kalau pemerintahan sekarang di Singapura tidak menangani masalah ini, kontinuitas mungkin jadi tak menentu. Dalam sejarah Singapura, kaum komunis merupakan kekuatan oposisi yang dominan, dan mereka galak dan kejam. Maka orang muda yang cakap telah gembira menyerahkan saja soal politik pada kaum garda lama (old guards) yang melawan kaum komunis dan berhasil. Persoalan saya ialah meyakinkan mereka bahwa kalau mereka tidak bersedia mengorbankan kesenangan dan kebebasan pribadi dalam sukses karir dalam bisnis dan profesi, masa depan Singapura akan terancam dan kehidupan mereka yang tenang itu akan terganggu. Anda tadi mengatakan perjuangan garda lama. Generasi muda tidak mengalami semua itu. Apakah Anda mengira akan ada perbedaan dalam gayakepemimpinan nanti? Mereka akan punya gaya kepemimpinan yang berbeda bukan hanya karena mereka tidak mengalami peruangan hebat melawan komunis, tapi juga karena rakyat kami kini lebih terpelajar dan permasalahan pun berbeda. Masalah besar tiga puluh tahun lalu: Kesatuan bangsa, merdeka dari Inggris, bebas dari eksploitasi kolonial, pendidikan dan kesempatan (kerja) bagi rakyat. Semuaitu sudah lewat. Kami telah merdeka. orang muda mendapat pendidikan. Dan rakyat punya pekerjaan. Persoalan kini ialah bagaimana memperbaiki mutu pendidikan, dan bagaimana meningkatkan ketrampilan kerja mereka. Gaya pemerintahan harus berbeda karena pribadi mereka berbeda, dengan pengalaman yang berbeda, yang menghadapi generasi yang berlainan pula. Ketika kami menghadapi rapat umum dulu, 25 tahun lalu, sebagian besar orang datang berkaki telanjang, dengan singlet dan celana pendek. Sekarang, sedikit saja yang pergi ke rapat umum. Mereka lebih suka melihatnya lewat televisi. Ini suatu generasi orang Singapura yang lebih serbasama (homogeneous), setelah menempuh persamaan pendidikan, dengan aspirasi lebih tinggi dalam kehidupan. Terdapat solidaritas dan kesatuan nasional yang lebih besar karena rakyat menyadari bahwa karena pemerintah tidak membiarkan perbedaan rasial, agama, bahasa dan kebudayaan memecah mereka, setiap orang telah meraih manfaatnya dalam perjuangan menuju kehidupan yang lebih baik. Apakah Anda mengira kepemimpinan generasi masa depan akan sama gesit dan dinamiknya? Mereka punya kemampuan, mereka punya dorongan, mereka memahami kenyataan politik dan ekonomi, mereka punya tanggungjawab. Hal yang belum diketahui ialah bagaimana mereka akan menanggapi suatu krisis yang berat. Kita akan mengetahui pasti hanya bila mereka berada di bawah tekanan berat. Sebelum mereka diuji, kita tak akan tahu. Dari apa yang saya lihat, saya yakin mereka tak akan gentar begitu saja, juga tak akan mudah lari. Ada beberapa kekhawatiran bahwa berhubung orang muda Singapura tidak berminat pada politik, akan ada kesulitan dalam menyiapkan mereka memegang kepemimpinan politik. Bagaimana anda mengatasinya? Dengan berjalannya waktu, soal baru dan keasyikan baru akan muncul. Diskusi terbuka tentang soal ini diadakan agar rakyat lebih sadar secara politis. Kaum muda melek huruf. Mereka baca suratkabar dan mingguan Singapura dan asing. Perubahan dalam situasi ekonomi, politik dan keamanan dunia makin cepat. Singapura dan Asean akan terpengaruh oleh perubahan dalam iklim internasional ini. Persoalan pokok ialah bagaimana mendapatkan orang yang paling mengabdi dan terbaik untuk menghadapi tantangan kepemimpinan itu. PAP (People's Action Party) membina kader. Apakah kesulitan yang dihadapinya dalam hal ini? Pertama, sebagian besar orang yang rakap yang ingin kami peroleh menyulai hidup tenang. Kedua, tanggungjawab kader baru kami belum diuji seperti kami dulu melawan kaum komunis. Untuk tegak dan berkelahi melawan komunis itu diperlukan keberanian dan keyakinan. Kini kami tidak memiliki selektor otomatis ini. Lagi-lagi kami akan mengetahuinya bila kami terlibat dalam krisis besar. Krisis apakah yang mungkin terjadi nanti? Bangsa ini akan makin makmur--tak akan ada kekurangan. Tak seorang pun bisa memastikan bahwa kami akan makin makmur. Ekonomi dunia sedang awat: Pertumbuhan rendah, inflasi tinggi, pengangguran tinggi, harga minyak ringgi. Laporan IMF terakhir sangat pesimistis. Tersedia banyak hal yang mengagetkan bagi siapa aja, termasuk Singapura. Kita hidup dalam masa sulit. Beberapa kalanglm berpendapat bahwa kini tiba wahtunya bagi Singapura menjadi suat negara donor. Pendapat Anda tentang ini? Kami pernah mempersoalkannya dengan Bank Dunia dan IMF tahun 1978. Berdasarkan GNP per kapita, IMF telah menggolongkan kadni bersama Yunani dan Portugal sebagai negara maju. Kami tidak menyetujuinya. Setelah memeriksa statistik kami, para pejabat IMF kemudian puas bahwa 18% dari Cross Domestic Product kami adalah karena pendapatan dari investasi asing, upah yang dibayarkan pada warganegara asing insinyur, manajer dan para ahli lain di sini. Sekiranya kontribusi asing ini ditiadakan, kami akan berada di bawah US$ 3.000 per kapita per tahun, di bawah Yunani dan Porrugal. IMF mengakui bahwa kami belum developed (negara maju). Singapura, yang bangsanya sedang dibina, masih perlu dimengerti, terutama oleh tetangganya. Apakah karakteristik yang ideal yang Anda inginkan bagi bangsa Anda? Karakteristik orang Singapura telah ditentukan oleh sejarah kami, maupun oleh riwayat nenek moyang kami yang dari negeri Cina, India, Malaysia dan Indonesia, ditambah dengan pengalaman anak-cucu mereka yang lahir dan dibesarkan di Singapura. Kami hanya dapat mencoba dan meningkatkan anugerah apa yang sejarah limpahkan pada kami, misalnya, untuk membuat orang Singapura bertabiat keras. berakal banyak, toleran, bisa menyesuaikan diri dan berpikir praktis. Apakah Singapura merasa sukar untuk bergaul dengan sesama anggota Asean? Kesulitan bagaimana, jika ada, yang Anda alami? Tidaklah lebih sulit ketimbang kesulitan yang mungkin partner kami di Asean jumpai pada Singapura. Itu karena temperamen kami berbeda: Orang Sinyapura cenderung untuk cepat-cepat dan tak sabar. Kami telah belajar bahwa cara mencapai sesuatu di Asean ialah dengan sabar, menyesuaikan diri dengan gaya kerja yang berbeda. Dan sementara bersikap bisnis selama sidang bisnis, kami telah menjumpai bahwa adakalanya lebih banyak bisnis dicapai selama waktu kami santai dan omong-omong. Apakah Asean bertumbuh cukup cepat seperti yang Anda telah harapkan? Perlukah Asean menjadikan juga dirinya suatu aliansi militer? Dibanding dengan apa yang saya harapkan dalam Februari 1976 sesudah (konperensi) Puncak di Bali, perkembangan telah lamban. Pada waktu Puncak kedua di Kuala Lumpur dalam Agustus 1977, saya punya perspektif yang lebih obyektif tentang apa yang bisa dicapai. Peristiwa bertumbuh cepat seperti saya perkirakan sesudah Puncak di Kuala Lumpur. Saya tidak sendirian dalam mempertimbangkan bahwa tidaklah perlu bagi Asean untuk mendapatkan pengertian militer dalam kedua pertemuan Puncak 1976 dan 1977. Sesudah perkembangan terakhir, saya punya pikiran terbuka mengenai hal itu. Bagaimana Anda melihat berlanjutnya kehadiran militer Vietnam di Kampuchea? Vietnam, seperti dikatakan Menlu Nguyen Co Thach di Jakarta baru-baru ini, tidak akan melintasi perbatasan Thailand. Bisakah kita memegang ucapannya? Selama pasukan militer Vietnam menduduki Kampuchea, akan ada ancaman bagi keamanan Thailand dan Asean. Pendudukan Vietnam atas Kampuchea hanya bisa selama ia mendapat bantuan ekonomi dan senjata Soviet. Bahaya terdekat ialah bagi Thailand karena ia harus menanggung pembalasan pasukan Vietnam di perbatasannya. Bahaya jangka lebih panjang ialah suatu Vietnam yang dilengkapi dengan lebih banyak pesawat terbang dan kapal perang Soviet, yang mengancam seluruh kawasan Ini. Tentang apakah ucapan Menlu Nguyen Co Thach bisa dipegang, pasukan Vietnam telah menjawabnya. Vietnam menyatakan masalah Kampuchea berkaitan dengan Cina, dan bersedia keluar dari Kampuchea asalkan Cina meniadakan campur tangannya. Apakah Anda berpendapat para anggota Asean secara bersama atau terpisah harus mulai mengadakan tekanan pada Cina dalam hal ini? Masalah Kampuchea tidak berkaitan dengan Cina saja. Ia menyangkut Vietnam dan Kampuchea, Vietnam dan Cina, Vietnam dan Uni Soviet, dan, lebih penting dari segalanya, ia menyangkut Uni Soviet dan Cina. Para anggota Asean harus secara bersama dan terpisah mendesak ketiganya -- Cina, Vietnam dan Uni Soviet--supaya jangan mengganggu rakyat Kampuchea agar mereka sendiri dapat menyelesaikan persoalan mereka. Asean mensponsori resolusi PBB, November 1979 yang meminta pasukan Vietnam supaya mundur dari Kampuchea supaya memungkinkan rakyat Kampuchea membentuk pemerintahan mereka sendiri. Ada kesan orang di Jakarta bahwa Singapura lebih takut pada Uni Soviet ketimbang supr powers lain. Kenapa? Apakah Anda berpendapat para anggota Asean lain merasakan juga ketakutan Singapura akan pengaruh Rusia? Hanya ada dua super powr menurut istilah yang dimengerti umum Amerika Serikat dan Uni Soviet. Singapura tidak takut pada Amerika Serikat. Ia tidak ingin menguasai Singapura ataupun Asean. Sebaliknya, Uni Soviet berusaha jadi negara terkuat di dunia dengan pengaruh terbesar di semua baglan dunla yang strategis, termasuk Selat Malaka. Uni Soviet belum mendapatkan sumber penghasilan ekonomi, perdagangan, investasi dan pengalihan teknologi, yang dipunyai Amerika, untuk mempengaruhi negeri Dunia Ketiga. Soviet membangun lebih banyak dan lebih banyak kekuatan militer. Saya telah membandingkan kesan saya tentang Uni Soviet dengan para pemimpin Asean yang juga telah mengunjungi Uni Soviet. Saya tidak semestinya bicara untuk para kolega saya di Asean. Sekiranya pertanyaan Anda bermaksud mencakup Cina sebagai suatu super power biarkanlah saya menambahkan bahwa saya berpendpat kapasitas Cina untuk membuat tinkah buruk di kawasan Asean jauh lebih sedikit ketimbang Uni Soviet. Cina sangat jauh di belakang Uni Soviet dan Amerika Serikat, secara ekonomi maupun militer, dan akan tetap di belakang setidaknya sampai 20 tahun mendatang. Kapasitas Cina untuk mengacau, setidaknya sampai 10 tahun mendatang, terbatas pada penghasutan dan bantuan gerilya pemberontqk komunis, dan gangguan kenakalannya yang langsung menghimbau pada orang keturunan Cina, terlepas dari soal apakah mereka warganegara sesuatu bangsa Asean yang merdeka. Cina memerlukan bantuan orang Cina perantauan, terutama pengiriman uang dan investasi mereka, untuk membantu usaha modernisasinya. Brunei akan memperoleh kemerdekaannya tahun 1983. Apakah Anda menduga akan terjadi sesuatu persaingan untuk mempengaruhi Brunei, terutama dari pihak anggota Asean Singapura tidak bermaksud untuk bersaing dengan anggota Asean lainnya untuk mencari pengaruh di Brunei. Saya tidak membayangkan adanya friksi antara sesama anggota Asean yang timbul dari kemerdekaan Brunei. Presiden Soeharto meminta saya ketika saya menjumpai beliau dalam Juni 1978 supaya memberitahukan Sultan Brunei bahwa Asean akan menyambut Brunei sebagai anggota. Saya menyampaikan pandangan Presiden Soeharto pada Sultan itu ketika saya menjumpai beliau dalam Maret 1979. Sultan itu mengucapkan terimakasih atas pesan itu. Saya kira beliau tertarik oleh usul tadi. Karena Anda akan berjumpa dengan Presiden Soeharto di Yogyakarta, bisakah Anda sebutkan beberapa pokok penting yang ingin Anda kemukakan dalam pembicaraan nanti? Secara bilateral? Secara regional? Keuntungan pertemuan saya --empat mata -- dengan Presiden Soeharto ialah diskusi kami berterus terang dan langsung. Sebagian besar dari keasyikan kami sekarang ialah regional. Sesudah pertemuan itu, mungkin akan pantas saya ceritakan pada pers sebagian. Bagaimana Anda menilai hubungan Singapura-Indonesia sekarang dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya? Hubungan antara Indonesia dan Singapura duapuluh tahun lalu bersahabat dan ramah ketika saya mengunjungi almarhum Presiden Sukarno di Jakarta dalam bulan Januari 1960. Tahun 1963, ada konfrontasi terhadap Malaysia, yang ketika itu meliputi Singapura. Tahun 1966, konfrontasi diselesaikan. Salah satu sisa masalah konfrontasi membuat hubungan tegang dengan pemerintahan Presiden Soeharto yang baru dalam tahun 1968. Secara beransur hubungan itu membaik karena kami punya persepsi lebih baik tentang tujuan masing-masing. Saya mengunjungi Presiden Soeharto di Jakarta dalam bulan Mei 1973. Kami saling mengenal. Saya yakin kami mengerti jalan pikiran persoalan dan cara mendekati persoalan masing-masing. Sesudah Puncak Bali dalam bulan Februari 1976, hubungan kaulli nakin erat secara bilateral dan dalam Asean. Singapura mengatakan ia akan menunggu Indonesia dulu sebelum ia sendiri membuka hubungan resmi dengan Cina. Apakah Anda mau terus menunggu tanpa batas waktu? Saya membuat hal sederhana dengan mengatakan apa yang saya maksud, dan melakukan apa yang saya utarakan. Tidak akan ada hubungan diplomatik dengan Cina sampai Indonesia memulihkan hubungan diplomatiknya dengan Cina. Karena Cina memahami ini, dslam bulan Maret 1979, Menteri Perdadagangan Luar Negeri Cina Li Qiang, ketika berkunjung ke Singapura, mengusulkan suatu perjanjian perdagangan. Kami membuat banyak amandemen atas naskah usul mereka. Mereka membuat amandemen balasan. Desember 1979 Menteri Keuangan kami, Hon Sui Sen menandatangani suatu perjanjian perdagangan dengan Menteri Li Qiang di Beijing. Dalam bulan Februari, suatu tim pejabat Cina tiba di Singapura untuk menyelesaikan detil tapi persoalannya tak selesai. Dalam bulan Juni, tim pejabat kami pergi ke Beijing dan akhirya tercapai persetujuan mengenai detil untuk membentuk dua Kantor Hubungankomersial--satu di Singapura untuk Cina, dan satu di Beijing untuk Singapura. Itu bukan berarti hubungan diplomatik, dan Cina mengerti perbelaannya. Bila Indonesia telah menramalkan hubungannya dengan Cina, Singapura juga akan mengadakan hubungan diplomatik. Ada banyak perubahan sebagai akibat hubungan diplomatik yang harus diamati dalam banyak bidang. Tapi kenapa Anda harus menunggu Indonesia terlebih dulu? Kami telah memikirkan betul hal ini. Adalah demi kepentingan nasional kami bahwa kami harus terakhir di Asean untuk menjalin hubungan diplomatik (dengan Cina). Kami punya identitas sendiri sebagai orang Singapura. Tapi selalu ada saja tersembunyi kesangsian, kecurigaan, ketidakpastian dalam pikiran para anggota Asean bahwa karena penduduk Singapura 75% keturunan Cina, maka Singapura bisa gampang ditunggangi Cina, dan akan memihak Cina. Dengan menjadi terakhir ini, kami menonjolkan pada sesama rekan Asean kami, dan pada Cina, bahwa kami sesungguhnya orang Singapura. Cina tidak bisa melangkahi keputusan pemerintah Singapura untuk pergi kepada orang Singapura keturunan Cina supaya mereka mendesak pemerintah Singapura untuk mengubah posisinya. Kami menunjukkan bahwa rakyat kami, terutama generasi muda yang lahir dan dibesarkan di Singapura tidaklah gampang terpengaruh oleh tekanan dan bujukan seperti itu. Mereka berpikir sebagai orang Singapura. Ini pantas dicatat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus