Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Terkecoh

Gara-gara rms, ketika sutopo akan ke indonesia, dari negeri belanda keberangkatannya ditunda, penjagaan diperkuat. ternyata iring-iringan orang maluku yang dicurigai itu juga akan pulang ke indonesia. (pt)

21 Februari 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DISANDERA oleh pemuda Maluku Selatan Desember tahun yang lalu, nyatanya ada untungnya juga. Oleh sebuah "Organisasi Tanpa Nama", korban sandera bersama keluarga dari kereta api Beilen diajak istirahat di Sepanyol selama 3 minggu bulan Januari kemarin. Juga diselenggarakan pertemuan dengan Sri Ratu Yuliana. Semua itu dibiayai oleh organisasi tersebut . Korban sandera dari konsulat RI di Amsterdam belum terbetik berita untuk disenang-senangkan. Tapi Duta Besar Sutopo Yuwono ada berniat untuk memberi tanda penghargaan pada beberapa orang di antara mereka. Gara-gara RMS, bukan saja masyarakat, tapi beberapa pejabat Belanda turut kalang-kabut. Waktu pembajakan berlangsung, Menteri CRM van Dorn kabarnya sampai menyembunyikan diri di suatu kota kecil dan tinggal di hotel dengan nama samaran. Ir. J. Manusama (yang diangkat jadi Presiden RMS) hingga kini masih bergidik kalau melihat kereta-api. Kegugupan begitu punya akibat juga. Ketika Sutopo Yuwono akan berangkat ke Jakarta akhir Januari kemarin, sejam sebelum keberangkatan sang duta besar, ada telepon dari anak buah van Agt: "Yang Mulia jangan berangkat dulu. Kami mendapat kabar ada sekitar 16 buah iring-iringan mobil berisi orang Maluku dari Vugt menuju Amsterdam". Setengah jam kemudian: "Kami beritahu lagi, 6 mobil menuju Wassenaar". Sutopo menunda keberangkatannya pagi itu. Dan tentu saja Garuda baru mengundurkan jam keberangkatan. Akhirnya Sutopo toh berangkat juga dengan penjagaan kuat polisi. Dia tidak lewat jalan yang biasa. Di sepanjang perjalanan, penjagaan polisi cukup kuat. Sampai di Schiphol, Sutopo terpaksa "digiring" dengan mobil sampai di bawah perut pesawat. Apakah ada maksud orang-orang Maluku ini menyandera lagi'? Ternyata tidak. yang ada hanya iring-iringan orang Maluku yang mau . . . . . . pulang ke Indonesia. Pantaslah kalau mereka berjubel berada di lapangan terbang Schiphol. Sebab bagi orang Maluku di sana, pergi mudik ke Indonesia sama banyaknya kalau orang sini mengantar kerabatnya naik haji. Sutopo Yuwono sendiri sambil tertawa ada berkata: "Iya, saya tidak tahu kalau satu pesawat dengan mereka. Di atas pesawat mereka bahkan mengeluh pada saya: kami ini orang Indonesia juga, kok begitu besar curiga polisi Belanda pada kami".

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus