Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Ulang tahun ratu

Ratu elizabeth, 51, dari kerajaan inggris merayakan ulang tahun, 21 april. menerima tahta waktu berusia 26. pidatonya disiarkan ke seluruh inggris dan negara-negara persemakmuran.(pt)

18 Juni 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PADA suatu pagi 6 Pebruari 1952, orang datang membawa berita di pondok hutan tempat tetirah di Sagana, Kenya, itu. Ayahanda, Raja George VI, wafat. Dan sang puteri pun segera terbang kembali ke London. Dialah Ratu Inggeris sejak saat itu, yang memulai jabatannya dengan sebuah pidato yang mengharukan, tentang "tugas berat yang telah diletakkan di pundak saya, ketika hari masih begitu pagi dalam hidup saya". Ratu Elizabeth, yang lahir di Hari Kartini tahun 1926, waktu itu baru berusia 26. Kini tanda-tanda kecantikannya yang cemerlang sudah banyak pudar. Inggeris telah lama tidak lagi memerintah dunia dan tinggal jadi sebuah pulau kecil dengan ekonomi yang agak reyot. Tapi Selasa pekan lalu rakyat Inggeris seakan-akan melupakan semua nasib buruk ketika mereka merayakan ulangtahun perak dari pemerintahan sang Ratu. Hanya sejumlah kecil orang dari kelompok kiri yang mengecam semua itu. Pagi itu Elizabeth dengan suaminya, Pangeran Philip, berangkat untuk berlutut di Katedral St. Paul, mengucapkan doa syukur. Ia tiba di sana dalam kereta berkuda keemasan, diiringi oleh para pengiring, pasukan dan para ksatria yang berbaju seragam gemilang dalam warna hitam, merah, dan warna emas. Di Katedral mereka disambut dengan bunyi delapan sangkakala perak. Dan London seakan-akan kembali menjadi pusat dunia, seperti dulu sekali, dengan lonceng gereja yang berkelonengan, dan kurang lebih 250.000 orang - jumlah besar yang agaknya di luar dugaan Sri Ratu sendiri -- berseru mengelu-elukan Elizabeth II, "We want the Queen", seru mereka. "Liz rules OK", seru yang lain -- satu seruan yang lazimnya untuk menyoraki kesebelasan sepakbola yang jadi favorit. Malam sebelumnya, banyak di antara mereka sudah berkemah di dekat situ dalam udara yang basah dan dingin. Di Katedral itu nampak Puteri Anne yang sedang mengandung, dalam pakaian warna aqua pucat. Ibu Suri, janda Raja George VI, yang juga populer di kalangan rakyat, berpakaian kuning. Dan di samping Uskup Agung Makarios dari Siprus, ada juga Sultan Brunei yang berpakaian ungu. Ternyata Lord Snowdon, bekas suami Puteri Margaret, juga hadir dan duduk di deretan ke-5, sementara Margaret sendiri berada di deretan pertama. Siang harinya jamuan makan diselenggarakan. Walikota London mengangkat gelas untuknya, dan Sri Ratu begitu terharu hingga hampir terbit airmatanya. Tapi seperti biasa ia dapat menguasai emosinya, lalu berdiri berpidato melalui radio dan TV ke seluruh rakyat Inggeris dan negeri Persemakmuran. "Ketika saya berumur 21", kata Sri Ratu, "saya bersumpah akan mengabdikan hidup saya untuk melayani rakyat kita dan saya memohon kepada Tuhan agar menolong saya memenuhi sumpah itu dengan baik". Lalu lanjutnya: "Walaupun sumpah itu saya lakukan 'dalam usia saya yang sementah salad, ketika penilaian masih hijau', saya tidak menyesali ataupun mencabut sepatah kata dari padanya". Dalam kalimat itu ia mengutip kalimat seorang ratu lain, Cleopatra tentu saja menurut sandiwara Shakespeare.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus