Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Ultah soemarno dan sudiro ultah sumarno dan sudiro

Gubernur dki tjokropranolo merayakan hut ke-70 bekas gubernur dki dr. h. soemarno dan sudiro yang kebetulan sama-sama tgl lahirnya. untuk mengenang jasa mereka. (pt)

2 Mei 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BERHENTILAH makan sebelum kenyang," itu prinsip Sudiro. Mungkin karena itu, sesudah 7 tahun memangku jabatan gubernur DKI, ketika hendak diangkat kembali 1960 -- ia menolak. Maka ia pun diganti oleh Dr. H. Soemarno Sosroatmodjo (1960-1964). Kedua orang itu ternyata bersahabat. Malah hari, tanggal, bulan dan tahun kelahirannya sama: Senin Pahing, 24 April 1911. Gubernur DKI Tjokropranolo pun merasa perlu merayakan HUT ke-70 keduanya. Untuk mengenang jasa mereka "terhadap pertumbuhan dan pengembangan Jakarta," katanya antara lain. Hadir pada acara Jumat pagi di Balai Kota itu: Ali Sadikin, Henk Ngantung (bekas Waub di masa Soemarno), Ibnu Sutowo, Mahar Mardjono, Nugroho Notosusanto dll. "Hati dan jantung saya hampir meledak karena haru," ujar Sudiro, yang hari itu minta restu pula supaya bisa memperingati kawin emasnya, bersama Siti Djauhari, 13 Desember nanti. "Karya besar Pak Diro," sebagaimana diakui Tjokropranolo, ialah lahirnya Rencana Induk 20 Tahun Pembangunan DKI Jakarta dari 1965 sampai 1985. "Pak Dirolah yang mempersiapkan segala kondisinya, dan selanjutnya Pak Marnolah yang menyusun dalam suatu konsep yang matang. " Hari itu Penerbit Gunung Agung pun menyerahkan otobiografi Sudiro Pejuang Tanpa Henti, 342 hal., ditulis oleh Soebagijo I.N. dan Dan Rimba Raya ke Jakarta Raya 462 hal., ditulis Soemarno sendiri. Dalam buku Pak Marno itu, antara lain dikisahkan bagaimana ia didesak Bung Karno untuk jadi kepala daerah Jakarta, padahal sejak 14 Agustus 1964 ia sudah dilantik jadi menteri dalam negeri. Tapi desakan BK itu memang beralasan: belum ada orang yang disetujui BK untuk menggantikan Soemarno sebagai gubernur. Sementara Henk Ngantung, Wa-Gubnya, sedang sakit. Pak Marno lantas menulis: 1« bulan sesudah ia menerima jabatan kedua itu meletuslah G-30-S. "Tak kunjung henti saya bertanya-tanya dalam hati, apakah hubungannya -- andaikata ada -- antara desakan Presiden Sukarno . . .dengan meletusnya G-30-S." Sudiro ayah 5 anak dan sudah punya buyut 2 orang. Cukup sibuk sebagai anggota Dewan Pertimbangan Agung. Giat mengurangi gula dan lemak karena pernah mengalami penyempitan pembuluh darah. Seminggu sekali melakukan fisioteraphi. Hasilnya? "Saya sudah berani ke Bali sendiri," katanya. Sedang Soemarno beranak 7 dan bercucu 20 orang. Masih praktek dokter di rumahnya di Kebon Sirih. Masih kelihatan segar. H.B. Jassin, sudah mengucapkan selamat, langsung bertanya, "Bapak masih gesit. Saya mau tahu rahasianya." Jawab Pak Marno, "Hati harus tetap muda, tapi mengerti badan tetap tua."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus