Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
CEO situs berita Rappler, Maria Ressa, angkat bicara setelah dinyatakan bersalah dalam kasus pencemaran nama.
Maria Ressa menilai kasus hukum yang menjeratnya adalah bagian dari upaya pemerintah Presiden Rodrigo Duterte membungkam kebebasan pers.
Untuk melawan rezim otoriter dan membongkar praktik korup penguasa, Maria Ressa menekankan pentingnya kolaborasi jurnalisme investigatif lintas negara.
SEJAK Presiden Filipina Rodrigo Roa Duterte berkuasa empat tahun silam, chief executive officer portal berita Rappler, Maria Ressa, tak bisa lagi hidup tenang. Teror silih berganti menimpanya, dari serangan di dunia maya hingga persekusi yang bisa berujung bui.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo