Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Dengan gaya gangster chicago 1920, organisasi mafia uni soviet beroperasi dengan kalashnikov tua. ada 5.000 sindikat kriminal yang melakukan pemerasan, melindungi perdagangan gelap, dan melaksanakan pembunuhan. dengan omzet milyaran rubel, mereka menuju perdagangan narkotik. polisi uni soviet mati kutu.

29 Februari 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jika sepuluh tahun lalu Anda bertanya kepada pejabat Soviet, tentang kriminalitas di negaranya, ia akan memberi jawaban yang sosialistis. Begini, Marx membuktikan kejahatan tumbuh dari perbedaan kelas yang diciptakan sistem kapitalis. Nah, di Uni Soviet, perbedaan kelas itu sudah dihapuskan Revolusi Sosialis Oktober. Maka kriminalitas di Uni Soviet adalah urusan yang tidak masuk akal. Perampokan, pencurian, perkosaan, dan pembunuhan memang nyaris tak pernah ada beritanya di Uni Soviet. Anda barangkali berpikir, jangan-jangan teori kriminalitas di sana memang lain. Benar-benar ada hubungannya dengan politik. Tapi, nanti dulu. Sistem keamanan di sana yang luar biasa ketat bisa jadi menjadi penyebab mereka yang berbakat jadi bajingan tak sampai berani mengembangkan kemampuan. Harap dicatat, di Uni Soviet, kejahatan politik dan kejahatan jenis lain sama saja. Maka betapa ruginya seorang maling bila dihukum dengan tuduhan subversi. Ada atau tidak ada kriminalitas di Uni Soviet, polisi termasuk salah satu hiasan kota di sana. Di tempat-tempat umum, di sudut-sudut kota, bayangan orang berseragam biru abu-abu hampir tak pernah hilang dari pandangan. Jumlah polisi di sana luar biasa banyak. Para polisi itu, sebagian besar para wajib militer yang telah mengakhiri masa latihan, ditawari bergabung ke angkatan kepolisian. Selain bekas wajib militer, kelompok yang berhasrat besar bergabung dengan angkatan kepolisian adalah anak-anak muda yang mencari jalan gampang mendapatkan KTP kota-kota besar. Perubahan besar di Uni Soviet membuat peran dan fungsi angkatan kepolisian yang besar itu menjadi tidak jelas. Kejahatan politik bukan persoalan penting lagi kan. Lalu bagaimana dengan kriminalitas? Polisi di sana barangkali tidak dilatih untuk mengenali kejahatan ini, yang menurut teori Marx, tidak masuk akal ada di Uni Soviet. Kebingungan polisi mengidentifikasi kejahatan itu membuat setiap orang yang punya bakat maling di Uni Soviet tiba-tiba melihat peluang. Dan kriminalitas pun berkembang begitu teori Marx memudar di sana. Inilah persoalan yang dihadapi Mayor Jenderal Alexander Gurov. Ia adalah pejabat kepolisian yang mengepalai departemen kejahatan terorganisasi. Dibekali dengan 84 pegawai dan sepucuk pistol di lacinya, ia harus memerangi sindakat kejahatan yang tiba-tiba berlomba memperlihatkan bakat. Gurov, pejabat teladan yang masih bisa merasa bersalah ketika datang terlambat, memperkenalkan istilah baru: Mafia Rusia. Ia menulis disertasi tentang Mofionizki ini, kejahatan terorganisasi dan bersenjata. Dulu ia pernah berpikir tentang membangun FBI ala Soviet -- yang menurut teori Marx, tidak masuk akal. Tapi kini ia tahu bahwa gagasan itu tinggal mimpi. Dalam keadaan tidak jelas, Gurov harus mati-matian menyusun aturan sendiri. Menelusuri tersangka pelaku kriminal kini merupakan urusan rumit. Dulu penduduk Soviet diwajibkan membawa paspor yang menunjukkan alamat dengan jelas dan di mana pembawa paspor terdaftar. Aturan paspor di masa lalu begitu ketatnya sehingga hampir tak mungkin pelaku kriminal menyelinap dari pantauan kepolisian. Kini sistem itu compang-camping. Pelaku kriminal dapat menyeberang dengan mudah ke negara-negara republik independen -- misalnya negara-negara Baltik -- dan kepolisian setempat segera kehilangan jejak. Belum ada keputusan yang mengatur penyerahan tahanan ini. Gurov menyadari betul kesulitan yang dihadapinya. "Dari 100 kasus korupsi, kami hanya mampu menangani tiga," katanya. Begitu sibuknya pejabat Negara Persemakmuran mengatur kehidupan politik dan ekonomi, tak seorang pun di antara mereka terpikir menempatkan kriminalitas dalam skala prioritas. Dan ini kesempatan bagi sindikat kejahatan untuk mengatur barisan. Pada catatan Gurov, di seantero Uni Soviet, ada kira-kira 5.000 kelompok beroperasi memanfaatkan keadaan di Uni Soviet. Gurov memperkirakan penghasilan semua sindikat itu sekitar 150 milyar rubel. Gurov menghitung, sekitar 3 juta orang di Uni Soviet terlibat kejahatan terorgnisasi ini. Gila! Suatu hari di musim panas 1988, seorang wartawan Soviet, Vladimir Glotov, meninggalkan meja makan malam setelah mendapat pesan lewat telepon. Beberapa saat kemudian, kawannya menemukan Glotov tergeletak dalam genangan darah di bawah pohon. Kepalanya pecah, wajahnya rusak. Wartawan lain, Garig Basmadjian, terlihat berbincang dengan pematung Armenia di sebuah hotel yang berseberangan dengan Lapangan Merah, 29 Juli 1989. Setelah itu, ia masuk ke mobil bersama dua lelaki lain. Inilah kali terakhir orang melihat Basmadjian. Ia raib, sedangkan semua miliknya masih utuh di kamar Hotel Ross, tempat ia menginap. Banyak pihak memperkirakan, antara tewasnya Glotov dan raibnya Basadjian dapat ditarik benang merah. Seorang wartawan Inggris yang mencoba melacak jaringan mafia ini menyimpulkan, "Basmadjian dan Glotov korban kejahatan terorganisasi yang mendadak muncul di Uni Soviet". Bagi para sopir taksi, mafia adalah kenyataan hidup sehari-hari. Sergei, penarik taksi dari dan ke bandara Sheremetevo, Moskow, harus membayar pungutan liar sebesar 20 rubel setiap melintasi Jalan Khimki, jalan menuju bandara. Separuh dari bayarannya itu mendarat di dompet polisi, dan sebagian lain di kocek mafia. Sergei tak mungkin dapat menerima bayaran dengan uang asing tanpa seizin mereka. Bandara adalah tempat perputaran uang yang terbesar bagi lima kelompok mafia yang membagi-bagi Moskow menjadi beberapa daerah kekuasaan. Setiap kelompok mempunyai bagian di pusat kota, tempat bisnis berpenghasilan tinggi beroperasi, seperti hotel dan perdagangan lain. Jadi, daerah-daerah kekuasaan mereka dibagi persis seperti potongan kue, dengan pusat kota sebagai pusat kue yang besar dan mewah itu. Cerita yang sama terjadi di St. Petersburg. Di sini mafia berhadapan dengan pasukan anti-mafia berkekuatan 24 orang yang hanya dilengkapi dengan sebuah mesin ketik dan satu kendaraan yang kadang-kadang kesulitan bahan bakar. Di banyak kota Negara-Negara Persemakmuran baru, mafia mendapat lahan penghasilan besar dari jasa mereka: perlindungan (yang dalam bahasa Rusia disebut reket dari bahasa Inggris racket yang berarti pemerasan), pelacuran, penjualan obat, dan bisnis lain. Moskow kini menarik untuk dibandingkan dengan Chicago tahun 1920-an. Di tahun 1920-an di Chicago, gangster umumnya berpakaian perlente, membawa senapan otomatis dan berbicara dengan gaya tenang. Kekuasaan mereka datang dari kelangkaan alkohol pada masa itu. Di Moskow, gangster mengenakan pakaian sportif Adidas dan celana Levis tiruan. Mereka membawa Kalashnikov tua dan bersenang-senang di rumah permandian. Kekuasaan mereka datang dari kelangkaan hampir semua barang. Votaly Vitaliev, seorang wartawan pelacak yang mulai berkiprah pada awal masa glasnost, mengungkapkan bagaimana mafia mulai mengukuhkan kedudukannya di Kota Dnepropetrovsk, Ukrania. Masa itu adalah tahun terakhir pemerintahan Brezhnev. Dnepropetrovsk adalah kota kelahiran bekas presiden itu -- dan karenanya imun dari kritik. Berbeda dengan keadaan di beberapa kota lain, tidak ada polisi atau inspektur yang beroperasi di kota ini. Menempatkan polisi dianggap sama saja dengan pembenaran masih ada kriminalitas di kota tersebut. Ini dalam persepsi komunis, mengkritik. Akibatnya, Dnepropetrovsk tentu saja menjadi tempat tumbuh yang subur bagi mafia dan koruptor. Sikap malu-malu mengakui kehadiran kriminal ini tercermin pada berbagai kenyataan di Dnepropetrovsk. Televisi, misalnya, hampir tak pernah menyiarkan acara atau film yang berkaitan dengan kejahatan dan polisi -- tema yang mendominasi film seri Amerika. Di televisi Dnepropetrovsk, film seri dengan tema polisi hanya satu kali disiarkan dalam puluhan tahun. Judulnya "Investigasi yang Dilakukan Para Ahli", dibintangi seorang jagoan polisi bernama Pal Paych, yang punya asisten Armenia, dan bekerja sama dengan ahli forensik wanita yang cantik dan cerdas. Seri ini ternyata menjadi populer walau filmnya sendiri dibuat dengan seribu kendala. Film seri ini membosankan dan lamban. Pelaku kriminal yang tertangkap biasanya pecandu vodka yang tak dapat dikasihani atau diampuni lagi -- dua perilaku yang sangat asing bagi tatanan masyarakat Soviet. Pada masa itu, kata "mafia" hanya digunakan oleh orang yang anti-Soviet, untuk menggambarkan tindakan korup para kader komunis. Dalam "Mafia Kapas" Uzbekistan, misalnya, terkait hampir semua pegawai tinggi di Republik itu. Mereka menjadi kaya dengan memalsukan angka produksi dan menjual "kapas" -- yang sesungguhnya tak pernah ada -- ke Moskow. Kaki tangan mereka di Moskow adalah Wakil Menteri Dalam Negeri Yuri Churbanov. Sekalipun Churbanov adalah sesepuh partai dan menantu Brezhnev, ia akhirnya harus mendekam di penjara. Faktor lain yang memungkinkan terjadinya tindakan kejahatan terorganisasi macam mafia itu adalah berkembangnya pasar gelap. Karena tidak sah hukumnya untuk mengambil untung dari penjualan barang, para pelaku pasar gelap -- yang tak menganggap tindakan di luar hukum sebagai sesuatu yang haram -- tertarik membuat pasar "wajar". Ketika hukum berubah, pasar gelap pun menjadi pasar bebas dan mafia yang sudah biasa berpraktek hampir tak legal menjadi mapan. Mafia baru ini tentu menjadi pekerjaan rumah yang makin berat bagi Mayjen. Gurov. Mereka tak mudah dikenali, dan Gurov tahu persis bahwa mereka memiliki jaringan internasional. Oktober 1990, Soviet bergabung dengan interpol. Dalam konperensi interpol di London, April silam, delegasi Soviet melaporkan tingkat pembunuhan di negerinya: 25.000 per tahun atau meningkat 12% dari tahun sebelumnya, sedangkan pencurian senjata api meningkat 50%. Mafia diperkirakan Gurov akan meningkat di perbatasan Cina dan Afghanistan, tempat terdapat ladang ganja. Ganja yang diolah itu sudah menjadi bisnis multijutaan rubel. Ditambah pula, tak lama lagi pabrik heroin akan beroperasi. "Dan kami akan membuat Anda takjub," kata seorang mafioznik meniru ucapan sombong Nikita Khrushchev di masa jayanya komunisme, "kami akan membuat Anda dan tetangga di seluruh Eropa takjub." Sandra Hamid

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus