Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Panas di hati kepala tetap dingin

Pemimpin hizbullah, syeikh abbas musawi,39, dan sejumlah pengawalnya tewas akibat serangan israel. yitzak rabin mengecam. provokasi israel tak membu- ahkan hasil. kecuali amarah hizbullah.

29 Februari 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

APA lagi tujuan Israel kali ini? Konperensi damai Timur Tengah masih berjalan, sandera-sandera Barat yang disimpan kelompok radikal di Timur Tengah sudah dibebaskan, tapi Ahad pekan lalu, 16 Februari, beberapa helikopter dan sejumlah tank Israel mengharubiru Libanon Selatan. Dua helikopter Israel tiba-tiba terbang rendah di atas konvoi tujuh mobil yang keluar dari Jibchit, kota di Libanon Selatan, menuju Beirut di utara. Tibatiba roket meluncur dari helikopter ke arah sedan Mercedez di tengah iringiringan. Mobil kontan meledak. Penumpangnya, Syeikh Abbas Musawi, 39 tahun, bersama dengan istri dan seorang anaknya yang masih berusia 5 tahun, tewas. Lima pengawalnya, yang berkendaraan dua mobil Range Rover di belakang sedan Musawi, segera terkapar oleh berondongan senapan mesin dari heli itu. Juga begitu, mereka yang mencoba lari dari mobil yang terbakar. Segera, tewasnya Syeikh Musawi menjadi berita dunia. Dia memang bukan sembarang orang, melainkan pemimpin Hizbullah, kelompok Syiah Libanon radikal. Hari itu juga gerilyawan Hizbullah mengumumkan perang jihad terhadap Israel. Segera terjadi perang roket di kawasan perbatasan Israel-Libanon. Israel pun segera menggerakkan pasukan infantrinya keluar dari "zone keamanan" daerah Libanon seluas sekitar 15 km2 di perbatasan yang dikontrol oleh tentara Israel sejak 1985. Gerakan ini tentu saja memancing baku tembak antara tentara Israel dan pasukan perdamaian PBB, yang sejak 1978 ditempatkan di daerah ini. Pasukan PBB dari sembilan negara itu selama ini bertugas mengusahakan perdamaian dalam perang saudara Libanon yang meletus sejak 1975. Namun, mesin perang Israel maju terus, hingga Kamis pekan lalu berhasil menduduki Kafra dan Yater, sekitar 8 km dari perbatasan Israel-Libanon, yang diyakini Israel sebagai basis Hizbullah. Setelah sekitar 24 jam pasukan Israel memporak-porandakan dua desa yang sudah ditinggal mengungsi penghuninya sejak awal pekan lalu itu, Jumatnya Israel menarik diri kembali ke "zone keamanan". Dalam perang roket empat hari itu, beberapa roket jatuh di Israel utara. Gerilyawan Hizbullah diduga memiliki ratusan roket Katyusha berdaya jangkau 20 km buatan Soviet. Roket yang ditembakkan setelah tentara Israel mundur kembali, menewaskan seorang anak perempuan dan mencederai beberapa orang. Di medan tempur dua tentara Israel dan tujuh tentara Hizbullah tewas. Gerak cepat Israel tampaknya mencegah ikut terlibatnya pasukan Libanon dan Suriah. Meski baik Libanon maupun Suriah telah menyiagakan pasukan masing-masing. Tapi, memang Presiden Libanon Elias Hrawi tak ingin terseret konflik baru. Ia hanya mengirimkan protes ke PBB atas pelanggaran wilayah oleh Israel. Maklumlah, baru tahun silam, Libanon yang dikoyak perang saudara sejak 17 tahun lalu mulai agak tenang dan terkendali. Kelompok-kelompok bersenjata yang selama ini saling bertikai dilucuti, kecuali kelompok Hizbullah. Mungkin karena itulah, untuk menjaga perdamaian, reaksi terhadap pembunuhan Syeikh Musawi tak ramai benar. Bahkan Iran dan negara-negara Arab tak mengecam secara spesifik. Presiden AS George Bush juga tak mengeluarkan pernyataan mengecam ulah Israel. Yang keluar dari Gedung Putih adalah seruan agar pihak-pihak yang dapat terlibat dalam insiden itu menahan diri. Juga Konperensi Damai Timur Tengah babak ketiga, yang direncanakan dibuka Senin pekan ini di Washington, tampaknya tak terganggu. Delegasi Palestina dan Libanon tetap menyatakan akan hadir. Yang mengecam justru dari Israel sendiri, yakni dari Yitzhak Rabin, yang pekan lalu kembali memimpin Partai Buruh, partai oposisi. Rabin menilai tindakan tentara Israel merupakan "kesalahan besar". Ini hanya akan menambah besar permusuhan Israel dan Hizbullah. Tentu saja pembunuhan terhadap Musawi ada alasannya. Tokoh ini dianggap menyangatkan serangan Hizbullah terhadap tentara Israel. Dalam satu setengah tahun sebelum Musawi menjadi pimpinan, menurut pihak Israel hanya terjadi 16 serangan. Tapi dari Mei tahun lalu, ketika Musawi diresmikan menjadi pemimpin Hizbullah, sampai Oktober, terjadi lebih dari 50 serangan. Dan dari Oktober sampai Januari, terjadi tak kurang dari 40 kali serangan. Dalam sekitar 90 kali serangan itu, 10 tentara Israel tewas. Musawi, yang berperilaku lembut dan suaranya lunak itu konon memang pernah berkata bahwa Hizbullah mengukuhkan kehadirannya bukan dengan perundingan, tapi dengan perang jihad. Musawi, selama ini, adalah satu-satunya pemimpin Hizbullah yang dengan terus terang bangga pada hasil serangan bom di markas marinir di Beirut, 1983, yang menewaskan hampir 300 marinir AS dan tentara Prancis. Ia pun sangat menentang Konperensi Damai Timur Tengah, yang dianggapnya hanya memberi keuntungan pada Israel dan Amerika. Konon, pemerintah Israel sudah merencanakan aksi ini berbulanbulan lalu. Tapi, tertunda karena berlangsung negosiasi yang dilakukan PBB untuk menukarkan tawanan Arab di penjara Israel dengan sandera Barat dan informasi tentang tentara Israel yang tertangkap di Libanon. Pembebasan sandera AS terakhir Desember silam, macetnya negosiasi lanjutan PBB, serta peningkatan dramatis seranganserangan ke "zona keamanan" Israel di Libanon Selatan menyingkirkan penghalang untuk membunuh Musawi. Mengapa Musawi tak diculik saja sebagaimana halnya Syeikh Obeid, pemimpin spiritual Syiah Libanon yang konon diculik intelijen Israel, Mossad, pada tahun 1989? Beberapa pengamat Timur Tengah menduga bahwa Israel juga mempunyai tujuan lain dengan aksi itu. Yakni, untuk menggagalkan Konperensi Damai Timur Tengah. Mungkin Israel berharap dengan peristiwa itu, paling tidak delegasi Palestina dan Libanon, tak bersedia melakukan perundingan lagi. Bila itu terjadi, konperensi damai memang dapat berantakan. Tapi, seperti sudah disebutkan, kedua delegasi itu tetap berangkat ke Washington akhir pekan lalu. Tampaknya Israel juga ingin mengetes Amerika. Adakah Presiden Bush akan mengecamnya atau tidak. Sampai akhir pekan lalu Presiden Amerika itu memang tak mengutuk pembunuhan lewat perang tak seimbang itu. Tapi, itu tak berarti Bush melunak sikapnya terhadap Israel dalam segala hal. Terutama, ini yang memusingkan Perdana Menteri Israel Yitzha Shamir, soal pembangunan permukiman di wilayah pendudukan untuk imigran Yahudi. Walhasil provokasi Israel boleh dikata gagal. Konperensi Damai Timur Tengah sejauh ini tetap berjalan menurut rencana, sedangkan Amerika tetap mengaitkan cairnya kredit lunak US$ 10 milyar dengan penghentian pembangunan permukiman di wilayah pendudukan. Dan celaka bagi Israel, kini bukan hanya Bush yang mencoba tetap membekukan kredit itu, tapi juga Kongres. Dan seandainya tujuan Israel hanyalah melumpuhkan Hizbullah di Libanon Selatan, tampaknya juga gagal. Perkampungan di Kafra dan Yater memang porak poranda. Tapi, tak demikian dengan semangat Hizbullah. Kelompok Syiah radikal ini sudah mengeluarkan ancaman akan kembali melakukan teror. Inilah yang sangat disesalkan Yitzhak Rabin, pemimpin oposisi pemerintah Israel kini. Jadi, tindakan Israel hanyalah bak membangunkan macan tidur. Belakangan ini sikap Hizbullah sebenarnya melunak, mau mendengarkan imbauan Iran untuk membebaskan sandera Barat yang diculik kelompok radikal ini. Kini, tampaknya hanya semangat balas dendam yang terlihat. Ron Arad, pilot Israel yang sejak 1986 ditahan Hizbullah, segera dihukum mati begitu Syeikh Musawi diketahui tewas. Farida Sendjaja

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus