Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

<font face=arial color=#ff9900 size=2>Sutan Bhatoegana:</font><br />Panitia Lelang Itu Sindikat

16 Januari 2012 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SERING melempar istilah politik, Sutan Bhatoegana tak jarang terlibat pusaran ingar-bingar. Politikus Partai Demokrat itu antara lain menyebutkan "ngeri-ngeri sedap", lalu "masuk itu barang", dan terakhir "ikan salmon". Kini, Wakil Ketua Komisi Energi Dewan Perwakilan Rakyat ini juga terbawa ke perkara korupsi.

Sejumlah saksi menyebutkan Sutan terlibat proyek pengadaan pembangkit listrik tenaga surya dan pembangkit listrik tenaga mikrohidro di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pada 2009. Untuk yang satu ini, ia awalnya menghindar. Tapi ia kemudian bersedia diwawancarai. "Kalau anggota Dewan lain kena gosip seperti ini, mana ada yang mau hadapi?" katanya. Mengenakan batik hitam, ia menerima Febriyan dari Tempo, Kamis pekan lalu. Tetap dengan gaya meledak-ledak, dia membantah semua tudingan.

Ridwan Sanjaya, tersangka korupsi proyek pengadaan pembangkit listrik, menuduh Anda ikut mengatur tender?

Saya enggak ada urusan. Silakan saja dia ngomong begitu.

Bagaimana awalnya Anda terlibat kasus ini?

Awalnya Irianto, anggota staf saya, membawa seseorang yang melaporkan soal tender pembangkit. Sebagai wakil rakyat, saya temui, dong. Orang itu mengaku dizalimi karena seharusnya menang tapi dikalahkan. Saya tidak tahu proyek ini karena tidak pernah dibahas di DPR.

Siapa orang itu?

Namanya Yusuf, pemilik PT Baranang Bangka. Dia mengadu ke mana-mana, tapi tak ada yang menggubris.

Apa respons Anda?

Semula saya meminta Yusuf datang menemui Pak Jack (Jacobus Purwono, Direktur Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi), tapi dia tidak mau. Akhirnya, saya menelepon Pak Jack, mengantarkan Yusuf ke ruangannya.

Siapa saja yang hadir?

Waktu itu ada saya, Yusuf, dan Pak Jacobus. Awalnya Yusuf bercerita, lalu Pak Jack memanggil anak buahnya agar menjelaskan semua. Yang terjadi, mereka bertengkar. Lalu Pak Jacobus mendamaikan.

Apa yang kemudian terjadi?

Seminggu kemudian, Yusuf kembali menelepon saya dan menceritakan bahwa anak buah Pak Jacobus hanya baik di depan. Dia mengancam akan melapor ke Komisi Pemberantasan Korupsi. Saya minta tahan dulu, biar saya yang memberitahukan ke Pak Dirjen.

Anda pernah datang ke ruangan Ridwan dan mengancamnya?

Apa lagi itu? Mana lagi itu? Mana bisa saya ancam, kenal dia saja tidak. Saya diseret-seret ke kasus ini karena mengganggu permainan mereka.
(Sutan menunjukkan pesan pendek di telepon yang, menurut dia, berisi informasi soal pelapor kasus ini ke KPK.)

Kenapa Anda percaya bahwa PT Baranang dizalimi?

Karena panitia lelang itu memang sindikat. Saat dia daftar lelang saja diganggu. Tapi dia terus saja. Setelah lolos dari 40 perusahaan, dia lolos ke empat besar. Dia dimintai fee sepuluh persen agar menang.

Anda dekat dengan Jacobus Purwono?

Ya, karena saya bermitra dengan dia selama lima tahun lebih. Jangankan dengan orang yang berhubungan selama lima tahun, dengan Anda saja yang baru kenal saya sudah dekat.

Kabarnya, Anda sering main golf bersama?

Ya, karena kami juga punya perkumpulan golf pejabat dan pengusaha minyak yang namanya Petro Golf. Saya kadang datang, kadang tidak. Apa salahnya main golf bareng? Ini untuk kesehatan, kok.

Pernah main golf di Cina bersama Jacobus dan seorang pengusaha bernama Cholik?

Apa lagi ini? Mana saya kenal si Cholik?

Kami mendapat informasi, pada Juni 2009, Anda mendapat uang US$ 50 ribu dari Jacobus sebagai uang saku perjalanan dinas ke luar negeri?

Kamu tanya saja dia (Jacobus). Saya sudah bilang tidak ada. Itu bukan urusan saya, jangan tanya saya. Kalau benar ada, bongkar saja di pengadilan.

Benar Anda ke luar negeri pada akhir Juni 2009?

Mana aku ingat lagi itu? Ada-ada saja kau ini.

Kenal dengan Asep Rahman dan Sigit, dua orang yang sering mengantarkan uang dari Direktorat Jenderal Listrik kepada anggota DPR?

Tidak kenal. Mana aku tahu siapa mereka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus