Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
NAMANYA sering disebut para tersangka kasus suap dana infrastruktur transmigrasi. Tamsil Linrung sempat menyatakan akan mundur dari Dewan Perwakilan Rakyat karena tuduhan yang mengarah kepadanya. Jumat malam pekan lalu, wartawan Tempo Pramono mewawancarai politikus Partai Keadilan Sejahtera ini.
Anda disebut ikut mengegolkan anggaran infrastruktur transmigrasi.
Bisa jadi. Saya memang menanyakan mengapa dana itu tak masuk. Bukan hanya anggaran itu, yang lain-lain juga. Kalau penting, kami sepakati bersama untuk dimasukkan.
Kenapa Anda memperjuangkan dana itu?
Saya ketemu dengan Dirjen (Direktur Jenderal Pembinaan Pengembangan Masyarakat Kawasan Transmigrasi Djoko Sidik Pramono) awal 2011 di Hotel Crowne. Dia minta ke saya supaya anggaran transmigrasi masuk APBN 2011. Saya bilang, kalau mau, ajukan lewat APBNP dan lewat mekanisme yang benar. Saya cuma sebentar ketemu.
Anda disebut pernah bertemu dengan Acos, Sindu Malik, dan Ali Mudhori membicarakan dana infrastruktur transmigrasi?
Tidak pernah saya duduk bersama dan berbicara soal ini.
Sebagai koordinator transfer daerah, Anda disebut agresif mengegolkan anggaran daerah?
Saya memang membantu daerah pemilihan saya. Kalau bantu daerah, saya bantu dengan benar. Bahkan di luar daerah pemilihan juga saya bantu, tapi dengan cara yang benar.
Sumber kami menyebutkan Anda menerima komisi untuk memasukkan daerah sebagai penerima anggaran infrastruktur.
Tidak ada sama sekali. Saya tidak kekurangan dana operasional. Saya juga bisa hidup dari luar DPR. Saya tidak pernah berhubungan dengan hal-hal seperti itu.
Sejumlah anggota di Badan Anggaran juga menyebut seperti itu.
Buktikan saja. Tanya bupati-bupati di daerah, saya bantu mereka seperti apa. Ada yang ngasih piagam. Kalau upeti, tidak ada. Paling ucapan terima kasih.
Anda disebut masuk PKS karena kemampuan mengumpulkan uang?
Tidak benar. Isu saja itu. Saya masuk PKS ditawarin, dan beberapa partai melamar setelah saya keluar dari PAN.
Kekayaan Anda meningkat sejak masuk DPR?
Pastilah meningkat. Tapi peningkatannya tidak signifikan dan tak terlalu besar. Semua bisa saya pertanggungjawabkan.
Termasuk mobil Alphard?
Jangan dilihat harganya. Anda punya Rp 350 juta bisa mendapat mobil tahun 2003 itu. Itu juga sudah saya laporkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo