Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

<font face=arial size=2 color=#FF9900>SRI MULYANI INDRAWATI</font><br />Perempuan Perkasa di Panggung Nasional

22 Desember 2008 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

CERDAS, tegas, percaya diri, dan kontroversial. Itulah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Dengan modal itu, doktor jebolan University of Illinois Urbana-Champaign, Amerika Serikat, ini mengelola ekonomi nasional.

Kinerja Sri Mulyani dipuji banyak pihak. Ketegasannya, tak bisa diingkari, turut mengamankan anggaran negara di tengah gejolak perekonomian global.

Sri Mulyani konsisten melakukan reformasi birokrasi di Departemen Keuangan. Efisiensi, pembenahan sistem penggajian, dan ”bersih-bersih” adalah agenda utamanya. Siapa berani menyeleweng akan ditindak. Total jenderal, dalam lima bulan sejak Januari 2008, tercatat 238 pegawai Departemen Keuangan dipecat.

Sri juga menolak rangkap jabatan pegawai negeri sipil menjadi komisaris dan pengurus badan usaha milik negara. Para pejabat Departemen Keuangan pun segera mengikuti kebijakan Sri, ramai-ramai mundur dari posisi gurih di berbagai perusahaan negara.

Sebulan lalu, Sri kembali menggebrak. Dia menolak intervensi pemerintah atas pencabutan penghentian sementara saham Bumi Resources. Dia diberitakan mengancam mundur dari kabinet jika pemerintah tetap berkeras ”menolong” saham perusahaan milik keluarga Bakrie ini.

Sebagai Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan, bersama Gubernur Bank Indonesia Boediono, dia kini bertanggung jawab menjaga kapal perekonomian Indonesia di tengah gonjang-ganjing krisis global.

TERPOPULER

Sri Mulyani, dialah tokoh paling populer di jajaran menteri Kabinet Indonesia Bersatu. Sebagai Menteri Keuangan, dia kerap menyambangi pengusaha, lembaga internasional, dan parlemen demi menjelaskan berbagai kebijakan ekonomi yang diambil pemerintah. Ia juga mereformasi Departemen Keuangan. Salah satu langkah drastis yang diambilnya adalah mengganti semua pegawai Bea dan Cukai di Tanjung Priok.

Kesibukan Sri makin menjadi setelah ia merangkap jabatan sebagai Menteri Koordinator Perekonomian, Juni lalu. Tak aneh bila wanita kelahiran Tanjung Karang, Lampung, 26 Agustus 1962, ini sering menjadi sorotan utama media. Menteri Sri muncul 682 ribu kali di situs pencarian www.google.com. Bandingkan dengan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Aburizal Bakrie, yang muncul 385 ribu kali.

Penghargaan atas kinerja Sri pun mengalir. Gelar ”Finance Minister of the Year in Asia” dia dapatkan dari majalah Emerging Markets dan Euromoney, Oktober lalu.

Sri yang mantan pejabat Dana Moneter Internasional (IMF) ini juga masuk daftar bergengsi ”100 Most Powerful Women” versi majalah Forbes, Agustus 2008. Dia menempati peringkat ke-23, mengalahkan Aung San Suu Kyi (peraih Nobel dari Myanmar—peringkat 38) dan Hillary Clinton (peringkat 28).

SRI MULYANI TENTANG...

RANGKAP JABATAN
”Rangkap jabatan menimbulkan conflict of interest. Secara etika ataupun prinsip good corporate governance, itu seharusnya dihindari.”

KENAIKAN HARGA BBM RATA-RATA 29,7 PERSEN
”Kenaikan harga BBM memiliki arti penting agar masyarakat dan dunia usaha tahu pemerintah tidak membiarkan subsidi anggaran pendapatan dan belanja negara meledak. Kepercayaan jangan sampai merosot karena ketidakpastian subsidi.”

REFORMASI BIROKRASI
”Reformasi birokrasi bukan sekadar naiknya tunjangan (remunerasi), tapi juga harus diikuti dengan perubahan budaya kerja dan standar kerja yang tinggi.”


TIM KALEIDOSKOP 2008
Penanggung Jawab: M. Taufiqurohman
Koordinator: Yosep Suprayogi, Padjar Iswara, Sapto Pradityo
Penyunting Bahasa: Sapto Nugroho, Uu Suhardi
Foto: Rully Kesuma, Aryus P. Soekarno, Bismo Agung, Mazmur A. Sembiring
Desain: Gilang Rahadian, Fitra Moerat R., Danendro Adi, Kendra H. Paramita, Kiagus A. Auliansyah, Hendy Prakasa, Aji Yuliarto, Agus Darmawan Setiadi, Tri Watno Widodo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus