Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

<font face=arial size=2 color=#ff9900>Sugianto Tandio</font><br />Singkong untuk Plastik

12 Agustus 2012 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Singkong dan ketela bukan semata sumber karbohidrat bagi Sugianto Tandio. Ketika mengambil studi master di University North Dakota, Amerika Serikat, ia penasaran dua jenis ubi itu bisa dijadikan bahan plastik. Ketika pulang ke Jakarta pada 1994, dia mulai menelitinya.

Orang tua memberi kepercayaan penuh kepada Sugianto buat mengurus PT Tirta Marta, perusahaan pengepakan plastik dan kertas di Serang, Banten. Tapi cita-citanya menjadikan Tirta perusahaan berbasis riset baru kesampaian lima tahun kemudian setelah ia menunjuk direktur pemasaran untuk mengurusi penjualan. "Itu pun butuh riset sepuluh tahun sebelum saya memproduksi Oxium dan Ecoplas," kata laki-laki 49 tahun ini, bulan lalu.

Oxium dan Ecoplas merupakan plastik yang sudah diakui keandalannya. Tak kalah kuat dan ramah lingkungan, dua merek itu dipakai minimarket dan supermarket terkemuka di Indonesia. Harganya hanya 5-10 persen lebih mahal daripada plastik biasa. Ecoplas juga menjadi satu-satunya plastik yang mendapat sertifikat label hijau dari Badan Penelitian dan Penerapan Teknologi.

Oxium merupakan campuran tepung singkong dengan bahan adiktif plus bijih plastik. Zat adiktif memudahkan oksidasi sehingga gampang bersenyawa dengan udara. Sementara plastik biasa tak bisa hancur ribuan tahun, Oxium bisa lenyap dalam dua tahun saja. "Prosesnya bisa lebih cepat jika ditaruh di genting," kata Sugianto. Adapun Ecoplas, yang berbahan dasar ketela, bisa hancur dan diurai senyawa tanah dalam waktu dua bulan. Karena itu, harganya lebih mahal.

Gara-gara ambisinya menciptakan produk ramah lingkungan, Tirta Marta nyaris bangkrut pada 2005 ketika harga bijih plastik naik akibat harga minyak tinggi. Pemicu lainnya, Sugianto memakai semua keuntungan perusahaan untuk riset. Ia kembali bisa bernapas setelah mendapat pinjaman jutaan dolar dari lembaga keuangan Inggris, Commonwealth Development Corporations.

Kini Ecoplas dan Oxium sudah diekspor ke sepuluh negara. Sugianto pun sibuk melakukan seminar ke luar negeri, mengenalkan teknologi plastik ciptaannya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus