Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Emas selalu menggoda. Bukan sekadar menjadi perhiasan, logam kuning itu bisa mendatangkan fulus berlimpah, terutama di saat harganya terus merangkak naik seperti sekarang ini.
Dua tahun lalu, harganya masih berkisar US$ 636,7 per troy ounce (setara 31,1 gram) atau sekitar Rp 192 ribu per gram. Tapi Januari ini, harganya di New York Mercantile Exchange sempat melejit ke angka US$ 916,1 per troy ounce. Harga tertinggi sepanjang masa.
Meski begitu, kemilau emas rupanya belum benar-benar mampu menopang harga saham PT Aneka Tambang Tbk. (Antam). Harga saham perusahaan tambang emas, nikel, dan bijih besi ini malah ikut terpuruk pada awal pekan lalu di saat indeks saham di berbagai bursa dunia anjlok hebat.
Hanya dalam dua hari, Senin dan Selasa, harga saham Antam di Bursa Efek Indonesia rontok 20,9 persen dari Rp 3.700 menjadi tinggal Rp 2.925 per saham. Meski dua hari berikutnya harganya berbalik naik, tetap saja belum pulih ke posisi Senin. Apalagi jika dibandingkan dengan harga di akhir tahun lalu, harga saham berkode ANTM ini masih jauh dari memuaskan.
Nasib serupa dialami perusahaan tambang batu bara Bumi Resources, Perusahaan Gas Negara, dan saham-saham perusahaan perkebunan, seperti PP London Sumatra, Astra Agro Lestari, atau Bakrie Sumatera Plantations. Kendati harga batu bara dan komoditas seperti kelapa sawit, di pasar dunia tengah membubung mengikuti pergerakan harga minyak bumi, harga saham perusahaan-perusahaan itu ikut longsor ketika bursa global dilanda aksi jual saham oleh investor pada Selasa lalu.
Sebagai gambaran, lihat saja harga minyak kelapa sawit dunia. Kamis pekan lalu, misalnya, minyak kelapa sawit diperdagangkan dengan harga 3.188 ringgit Malaysia per ton di Bursa Komoditas Malaysia. Harga ini jauh lebih tinggi dari harga rata-rata November 2007, yang masih berkisar 2.965 ringgit Malaysia. Tapi, kenyataannya, tetap saja daya pikat minyak sawit dan batu bara tidak mampu menahan sentimen negatif di lantai bursa (lihat tabel).
Adrian Rusmana, Kepala Riset PT Kresna Graha Sekurindo mengatakan, sangat wajar bila saham perusahaan pertambangan, energi, dan perkebunan terkoreksi. ”Sebelumnya kan harganya sudah naik cukup tinggi,” katanya. Dia bahkan memperkirakan tekanan terhadap saham pertambangan, energi, dan perkebunan belum akan berhenti. ”Harganya masih akan terus berfluktuasi.”
Soal kenaikan harga saham di akhir pekan lalu, menurut analis saham Finan Corfindo Nusa Edwin Sinaga, banyak dipengaruhi kebijakan bank sentral Amerika Serikat yang memotong suku bunga sebesar 75 poin atau 0,75 persen menjadi tinggal 3,5 persen. Namun, dia belum bisa memperkirakan berapa lama sentimen positif akhir pekan lalu itu bakal bertahan. Pengaruh dari bursa regional seperti Hong Kong dan Singapura akan menentukan.
Dalam jangka pendek, menurut Adrian, ada beberapa faktor yang bakal berpengaruh. Pertama, persepsi terhadap kondisi perekonomian Amerika Serikat. Kalangan investor masih menyangsikan efektivitas kebijakan stimulasi ekonomi yang diluncurkan kantor Presiden George W. Bush. Kedua, apabila ekonomi AS lesu, maka permintaan terhadap komoditas seperti minyak kelapa sawit dan komoditas pertambangan juga bakal menyusut. ”Apalagi harganya juga sudah kelewat tinggi,” katanya. Terakhir, gejolak bursa saham membuat sebagian investor memilih menunggu.
Sapto Pradityo
Perbandingan Harga Saham
28 Des 2007 | Senin | Selasa | Rabu | Kamis | ||
Buka | Tutup | |||||
Astra Agro | 28.000 | 30.550 | 29.400 | 27.000 | 29.650 | 28.950 |
London Sumatera | 10.650 | 12.700 | 11.850 | 10.050 | 11.050 | 11.100 |
Aneka Tambang | 4.475 | 3.700 | 3.325 | 2.925 | 3.375 | 3.275 |
Bumi Resources | 6.000 | 5.650 | 5.050 | 4.700 | 5.425 | 5.400 |
PGN | 15350 | 12.850 | 12.050 | 10.200 | 12.350 | 12.800 |
Astra Int. | 27.300 | 26.900 | 24.900 | 22.500 | 25.000 | 25.900 |
Telkom | 10.150 | 9.200 | 8.900 | 8.400 | 8.850 | 9.050 |
Indosat | 8.650 | 7.100 | 6.800 | 5.850 | 6.550 | 6.750 |
BCA | 7.300 | 6.900 | 6.600 | 6.300 | 6.650 | 6.900 |
Bank Mandiri | 3.500 | 3.050 | 2.850 | 2.625 | 2.975 | 3.100 |
Sumber: Bursa Efek Indonesia |
Penutupan Selasa thd. Pembukaan Senin | Penutupan thd. Pembukaan Selasa | |||||
Nominal | Persen | Nominal | Persen | |||
Astra Agro | -3550 | -11,6 | -2400 | -8,2 | ||
Lonsum | -2200 | -17,3 | -1800 | -15,2 | ||
Aneka Tambang | -775 | -20,9 | -400 | -12,03 | ||
Bumi Resources | -950 | -16,8 | -350 | -6,9 | ||
PGN | -2650 | -20,6 | -1850 | -15,35 | ||
Astra Int. | -4400 | -16,4 | -2400 | -9,6 | ||
Telkom | -800 | -8,7 | -500 | -5,6 | ||
Indosat | -1250 | -17,6 | -950 | -13,97 | ||
BCA | -600 | -8,7 | -300 | -4,54 | ||
Bank Mandiri | -425 | -13,9 | -225 | -7,89 | ||
Sumber: Bursa Efek Indonesia |
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo