Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Berita Tempo Plus

<font size=2>[1925]</font><br /><font color=#006600>Batik </font> <font color=#999900>Oey Soe Tjoen</font>

Terseok-seok, batik legendaris Pekalongan itu bertahan hidup. Sekadar menjaga warisan leluhur.

28 September 2009 | 00.00 WIB

<font size=2>[1925]</font><br /><font color=#006600>Batik </font> <font color=#999900>Oey Soe Tjoen</font>
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

PEMBUATAN selembar batik Oey Soe Tjoen bak ritual panjang. Awalnya, Muayah, pekerja di situ, menggoreskan lilin pada motif daun. Ia lalu menyerahkan hasil kerjanya kepada sang bos, Widianti Widjaja, yang lalu memeriksanya dengan teliti. Bila dianggap oke, kain akan diambil alih pekerja lain. Ia meneruskan pekerjaan untuk motif lain.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus