Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DARI tangan pemuda Bojonegoro bernama Ong Hok Liong, terciptalah rokok kretek lintingan merek Bentoel. Awalnya ia berguru pada sang ayah, pemilik sebuah perusahaan tembakau. Ong bersama istrinya, Liem Kwie Nio, lantas memulai bisnis rokok rumahan skala kecil di Malang. Namanya The Strootjes Fabriek Ong Hok Liong. Perusahaan itu berubah menjadi PT Perusahaan Rokok Tjap Bentoel pada 1951.
Bentoel merintis jalan menjadi perusahaan rokok modern dengan memperkenalkan mesin linting berfilter. Sejarah mencatat produsen rokok inilah yang pertama memakai mesin, pada 1968. Kecepatan melintingnya 6.000 batang per menit. Pada 1974, Bentoel mulai memproduksi rokok kretek menggunakan mesin buatan Inggris merek Molin Machines. Produknya diberi nama Bentoel International.
Roda bisnis Bentoel tak selalu lancar. Akibat setumpuk beban utang, kreditor lokal Rajawali Group mengambil alih dan merestrukturisasi perusahaan pada 1991. Tugas pertama manajemen baru mengatasi tekanan dari kreditor asing dan lokal serta memecahkan persoalan keuangan. Restrukturisasi kelar pada pertengahan 1990-an. Pada 2002, Bentoel International mengubah namanya menjadi Bentoel Klasik, dan bersalin menjadi Bentoel Biru dua tahun lalu.
Kepemilikan saham Bentoel kini berubah setelah Rajawali menjual pabrik rokok itu kepada British American Tobacco, tahun ini. Sejak menguasai 85,13 persen saham, British American memulai tender offer saham pada 16 Juli-14 Agustus lalu. Proses tender itu hanya berhasil menyerap 983,72 juta saham dari 1,001 miliar saham yang beredar di publik. Kini British American menguasai 99,74 persen saham Bentoel. Perusahaan rokok asal Inggris ini menghabiskan dana Rp 858,78 miliar dalam aksi itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo