Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Thierry Frimaux, Direktur Festival Film Cannes, menggambarkan Festival Cannes ke-64 sebagai festival yang berhasil menampilkan paduan antara sutradara yang sangat terkenal dan sutradara yang belum dikenal. Namun kasus pengusiran Lars von Trier agak membuat polemik di Cannes kali ini. Bagaimana tanggapan Thiery mengenai hal itu? Juga soal sinema Mesir dan Tunisia yang mendapat ajang khusus di Cannes sekarang. Berikut ini wawancara Ging Ginanjar dengannya.
Bisa dijelaskan lagi bagaimana Anda mengambil sikap keras mengusir Lars von Trier?
Sebetulnya di Festival Cannes memang selalu saja ada kontroversi. Selalu begitu. Tapi kali ini menjadi kuat karena subyeknya dan orang yang menciptakan kontroversinya. Lars von Trier bicara tentang Hitler dengan nada seperti itu. Tentu saja kami tahu bahwa dia bergurau waktu itu. Namun, sebagai guyon pun, itu sangat buruk. Sangat tidak bisa diterima dia mengucapkan hal itu dalam jumpa pers filmnya. Cannes jelas bukan tempat untuk ucapan seperti itu. Dan dia kemudian menyadari bahwa dia keliru. Bahwa dia melakukan kesalahan besar. Dia sungguh seorang idiot dalam hal itu. Tapi dia bukan seorang anti-Semit, semoga.
Mulanya Anda sekadar mengutuk, bukan mengusir?
Ya, kami segera memberikan pernyataan keras, kutukan. Namun kemudian board Festival meminta dilakukannya pertemuan khusus. Dan mengambil keputusan persona non grata terhadap Von Trier
Anda mengikuti komentar susulan dari Lars von Trier, yang menyatakan bahwa bagi dia, dikenai persona non grata dari Cannes adalah hal yang baik.
Saya secara saksama memperhatikan apa yang dia katakan. Dan saya menyimpulkan, dia menyesal dan merasa bersalah. Dia mengalami kebingungan. Bisa saja kepada pers dia memberi provokasi baru. Tapi jelas dia merasa salah. Merasa bodoh.
Festival kali ini menempatkan Mesir sebagai negara kehormatan atau tamu kehormatan. Sejumlah filmnya diputar khusus. Apa dasar pertimbangannya?
Ini hal yang ingin kami lakukan seterusnya. Bahwa setiap tahun ada negara yang menjadi tamu kehormatan dalam festival Cannes. Tahun 2011 ini kami memulainya dengan Mesir, karena Mesir merupakan negeri sinema yang kuat. Tapi lalu terjadi revolusi di sana. Jadi kami sempat khawatir mereka akan menolak karena mereka akan terlalu sibuk dengan politik, dan banyak yang harus diurus di sana. Tapi ternyata mereka menerima. Dan selain melancarkan revolusi, mereka membuat film tentang revolusi. Bukan main. Jadi kami tampilkan film-film mereka, termasuk film tentang revolusi itu.
Selain untuk Mesir, kali ini Cannes memberikan tempat khusus kepada Tunisia. Kenapa?
Tunisia memiliki tradisi film sendiri juga, dan baru melancarkan revolusi pula. Ada pula sebuah film tentang revolusi. Itu kami masukkan ke seleksi resmi. Jadi, ya, bolehlah kita sebut sebagai sebuah persembahan pada revolusi.
Bagaimana Anda berhasil memutar dua film karya dua sineas Iran yang sedang dihukum, Jafar Panahi dan Mohammad Rasoulof?
Cannes adalah tempat semua orang ingin datang dan menampilkan karya. Semua orang menghubungi kami, mengajukan karyanya untuk kami tampilkan. Dan Cannes memang tempatnya. Saya kira mereka ingin tampil di Cannes karena Cannes adalah tempat terbaik untuk menampilkan karya mereka. Kami mendukung mereka sejak awal. Suara mereka akan didengar banyak orang karena (karya) mereka (diputar) di Cannes.
Hampir selalu ada film Asia yang masuk seleksi resmi. Tapi dari Indonesia tak pernah ada yang terpilih masuk kompetisi. Apakah sinema Indonesia tak cukup baik untuk masuk pantauan radar Anda?
Jika Indonesia memiliki film kuat, tentu kami akan mengambilnya. Tapi prinsip yang harus kita hormati adalah, tak ada negara mana pun di dunia ini yang mendapat perlakuan khusus untuk bisa tampil di Cannes. Yang membuat Cannes adalah Cannes, karena ada sejumlah aturan dan prinsip yang kita jaga dan kita hormati.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo