Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Waspadai Malnutrisi pada Orang Tua

6 Juni 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Orang lanjut usia cenderung lebih mudah sakit, dan mulai malas makan, itu adalah fakta. Tapi keadaan itu bukan berarti tidak layak kita perhatikan dengan serius. Pasalnya, jumlah orang tua yang mengalami malnu­trisi (ke­­­tidakseimbangan atau ketidakcukupan makanan yang mereka konsumsi) semakin banyak. ”Ini masalah riil yang kita hadapi sekarang,” kata dokter Nina Kemala Sari dari Divisi Geriatri Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM di Jakarta, Selasa dua pekan lalu. Ia mengungkapkan hal itu dalam diskusi ”Sehat dan Mandiri di Masa Tua dengan Menjaga Nutrisi Seimbang” menyambut Hari Lansia, 29 Mei.

Di dunia, menurut lembaga PBB yang bergerak di bidang pembangunan dan kependudukan (UNFPA), saat ini terdapat sekitar 737 juta jiwa penduduk usia lanjut. Dari jumlah itu, sekitar dua pertiganya tinggal di negara berkembang, termasuk Indonesia. Data Badan Pusat Statistik 2010 mencatat 20 persen dari 237,6 juta jiwa penduduk Indonesia berusia lanjut.

Menurut Nina, ada segudang bahaya mengancam orang lanjut usia yang mengalami malnutrisi. Misalnya, mereka dua kali akan lebih sering ke dokter dibanding yang tak mengalami malnutrisi. Jika sakit, kemungkinan mereka dirawat adalah tiga kali lipat. Kalau terkena infeksi, kaum sepuh dengan malnutrisi ini 2-10 kali lipat lebih tinggi berakibat kematian dibanding yang tak mengalami malnutrisi.

”Singkatnya, malnutrisi membuat angka kesakitan dan kematian orang lanjut usia meningkat,” kata Nina. Karena itu, kalau tidak mau orang tua kita sering ke dokter, apalagi dengan risiko kematian berlipat-lipat, ia menegaskan, ”Jangan sampai terjadi malnutrisi pada orang tua kita.”

Dokter Edy Rizal Wahyudi, kolega Nina dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM, memberikan contoh kebutuhan nutrisi harian pada kalangan usia lanjut. Kecukupan karbohidrat sebagai sumber energi pada pria adalah 2.200 kilokalori dan wanita 1.850 kilokalori; kecukupan protein 0,8 gram/kilogram berat badan; sedangkan kebutuhan serat dalam bentuk sayur-mayur, buah, dan biji-bijian adalah 20-35 gram sehari. ”Cairan yang dikonsumsi minimal delapan gelas sehari,” katanya.

Tak perlu repot menakar kebutuhan gizi tersebut. Menurut Edy, nasi segelas setara dengan 260 kilokalori karbohidrat, sebutir telur sebanding dengan 10 gram protein, sedangkan sayur tiga sajian dan dua buah senilai dengan 22 gram serat.

Vitamin D Perbaiki Mutu Sperma

Kaum Adam yang kualitas spermanya tidak yahud kini punya solusi: perbanyak asupan vitamin D. Hubungan antara kecukupan vitamin D dan mutu sperma itu diungkap dalam penelitian terbaru yang dilansir jurnal Human Reproduction akhir bulan lalu.

Menurut penelitian yang melibatkan 300 pria sehat itu, mereka yang kekurangan vitamin D, yakni kurang dari 25 nanomole per liter darah, gerak maju spermanya memble. Sedangkan responden yang cukup memiliki vitamin D dalam tubuhnya, yaitu lebih dari 75 nanomole per liter darah, pergerakan spermanya lebih gesit.

”Hal itu menunjukkan bahwa vitamin D diperlukan dalam reproduksi pria,” kata peneliti Martin Blomberg Jensen dari Departemen Reproduksi Rumah Sakit Universitas Kopenhagen, Denmark. Temuan ini penting terutama bagi suami yang selama ini gagal membuahi sel telur sang istri. Jangan-jangan tubuh mereka kekurangan vitamin D.

Ada sejumlah sumber untuk menambal kekurangan vitamin D, antara lain berjemur di bawah terik matahari pukul 6-9 pagi selama 10 menit, mengkonsumsi minyak ikan, ikan salmon, atau tuna. Cara lain, konsumsilah telur, sereal, jamur, atau udang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus