Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

<font size=2 color=#FF0000>Setyono Djuandi Darmono</font><br />Menggabungkan Universitas dan Politeknik

19 April 2010 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Begawan bisnis dan pendiri Kawasan Industri Jababeka ini dikenal jeli mengubah masalah menjadi peluang. Strateginya jitu. Kawasan industri yang dibangun sejak 1986 terus tumbuh dan berkembang meski dihantam krisis.

Jababeka mampu bangkit dan terhindar dari kebangkrutan saat ekonomi Indonesia ambruk pada 1998. Utang Jababeka dari Rp 700 miliar melambung menjadi Rp 5 triliun. Bukan Darmono jika tidak bisa keluar dari lubang jarum. Kerja kerasnya berhasil menyulap kawasan itu jadi termasyhur ke seantero Asia .

Darmono yang vegetarian ini sadar benar, untuk bersaing di kancah global, diperlukan sumber daya manusia yang berkarakter dan bijaksana. Akhirnya, pria kelahiran 1949 ini mendirikan sebuah universitas yang digadang menjadi pintu gerbang pendidikan Indonesia, President University.

Mengapa Anda mendirikan President University?

Saya ini pendiri sekaligus presiden direktur dari PT Jababeka Tbk., kawasan industri terbesar di kawasan Asia Tenggara. Waktu kawasan itu dibuat, daya saing Indonesia yang paling menarik adalah pasar yang besar dan buruh yang murah. Tapi itu kan tidak bisa terus-menerus. Harus ditingkatkan. Untuk naik kelas, harus bersaing dengan negara lain. Tidak bisa dengan demonstrasi, minta upah dinaikkan. Perlu disiapkan pendidikan yang bisa meningkatkan kemampuan anak muda, karyawan, agar bisa bersaing di kancah internasional atau pasar global.

Caranya?

Ciptakan pendidikan berkualitas dengan konsep baru, konsep yang menggabungkan universitas dan politeknik. Mahasiswa diberi konten untuk bisa magang atau kerja praktek. Tujuannya agar lulusannya siap kerja dan punya pengalaman. Pabrik-pabrik di kawasan Jababeka diajak kerja sama agar laboratoriumnya bisa dipakai latihan. Jadi ada kerja sama antara industri dan akademisi secara langsung.

Tantangan yang dihadapi?

Wah, berat sekali. Minta izin universitas itu sangat sulit. Awalnya Sekolah Tinggi Cikarang, dan baru menjadi universitas pada 2004. Mencari mahasiswa pintar dari dalam dan luar negeri pun sulit. Pada tahun pertama, kami merekrut siswa SMA untuk bekerja sebagai mahasiswa. Dari ribuan pendaftar, diterima 48 mahasiswa (Indonesia 12, Cina 24, dan Vietnam 12). Tahun kedua, mulai banyak yang mendaftar. Kini President University mampu menampung seribu mahasiswa.

Bagaimana dengan investasi?

Kantor Jababeka dijadikan kampus, gedungnya sebagai tempat perkuliahan. Dibangun asrama dan fasilitas penunjang berskala internasional. Sekarang asrama bisa menampung ribuan mahasiswa. Dengan kehadiran President University, kawasan industri lebih banyak diuntungkan dibandingkan dengan investasi yang telah dikeluarkan.

Anda yakin President University bisa bersaing di kancah global?

Memang disiapkan begitu. Lebih dari 30 negara berinvestasi di Jababeka. Sekarang ada 1.500 pabrik dari 36 negara, seperti Amerika, Jepang, Korea, Taiwan, Inggris, dan Belanda. President University sengaja diciptakan laiknya universitas di luar negeri yang punya konten politeknik dan didukung industri. Lulusannya siap kerja.

Lulusan President University langsung diijon. Biasanya, setelah setahun magang, mereka langsung ditawari pekerjaan. Fokus kami melahirkan lulusan yang punya akhlak moral baik. Pembentukan karakter nomor satu. Jujur, bertanggung jawab, berani, berdisiplin, tepat janji, toleran, punya rasa kasih sayang tinggi, semuanya dibentuk di lingkungan kampus. Karakter yang baik adalah aset yang paling dibutuhkan dalam membangun manusia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus