Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Menggenjot Vaksinasi Kelompok Lansia

Kementerian Kesehatan berfokus melaksanakan vaksinasi untuk kelompok lanjut usia (lansia) yang rentan meninggal apabila tertular Coronavirus Disease (Covid-19).

19 April 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Petugas membantu warga lansia usai disuntik vaksin Covid-19 di Bandung, Jawa Barat, 8 April 2021 TEMPO/Prima Mulia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Kementerian Kesehatan berfokus melaksanakan vaksinasi untuk kelompok lanjut usia (lansia) yang rentan meninggal apabila terjangkit Coronavirus Disease (Covid-19).

  • Kementerian Kesehatan mendesak pemerintah daerah membantu percepatan vaksinasi untuk 21,5 juta orang lansia di Indonesia.

  • Kementerian Kesehatan menargetkan penyuntikan massal vaksin kepada 21,5 juta orang lansia di Indonesia selama periode Januari hingga Juni 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAKARTA -- Kementerian Kesehatan berfokus melaksanakan vaksinasi untuk kelompok lanjut usia (lansia) yang rentan meninggal apabila tertular Coronavirus Disease (Covid-19). Kementerian mendesak pemerintah daerah agar membantu percepatan vaksinasi untuk 21,5 juta orang lansia di Indonesia.

Juru bicara vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan pemerintah menyasar lansia lantaran kelompok ini rentan tertular Covid-19. Warga lansia yang terjangkit virus corona mempunyai risiko meninggal lebih besar dibanding kelompok lainnya. "Case fatality rate (CFR) lansia empat kali lebih tinggi dari CFR nasional (2,71 persen)," ucap Nadia kepada Tempo, kemarin.

Nadia menambahkan, tingkat potensi sakit bagi orang lansia yang tertular Covid-19 mencapai 12 persen. Persentase ini diperkirakan hampir sama dengan kelompok lain. Tingkat kematian kelompok lansia mencapai 50 persen dari jumlah kasus kematian di Indonesia yang mencapai 43.328 jiwa.

Dokter memeriksa kesehatan warga lansia sebelum disuntik vaksin Covid-19 di Puskesmas Tamblong, Bandung, 8 April 2021. TEMPO/Prima Mulia

Kementerian Kesehatan menargetkan penyuntikan massal vaksin kepada 21,5 juta warga lansia di Indonesia selama periode Januari hingga Juni 2021. Hal itu sesuai dengan rekomendasi The Strategic Advisory Group of Experts on Immunization (SAGE) Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). "Karena kita tahu, pada akhir Ramadan ada tradisi kumpul bersama orang tua atau yang yang lebih dituakan. Karena itu, kami harus segera melindungi kelompok ini,” kata Nadia.

Ia menyatakan Kementerian telah menggerakkan seluruh pemerintah daerah di 34 provinsi dan ratusan kabupaten guna menyelesaikan vaksinasi bagi kelompok ini. Pemerintah memberi tenggat agar vaksinasi kepada lansia rampung pada akhir Juni mendatang. Untuk mempercepatnya, pemerintah daerah harus melibatkan rukun warga (RW) dan rukun tetangga (RT) dalam proses pendataan lansia yang wajib mendapat vaksin.

Pemerintah juga bakal melibatkan pengurus ataupun remaja masjid yang berkoordinasi dengan puskesmas terdekat untuk proses vaksinasi terhadap anggota jemaah lansia. Hingga saat ini, proses vaksinasi terhadap warga lansia di banyak lokasi berjalan lancar. Pada periode Februari lalu, misalnya, setidaknya 7-11 juta dosis telah disuntikkan kepada jutaan orang lansia yang membutuhkan.

Nadia menyadari bahwa masih ada beberapa daerah yang mengeluhkan keterbatasan stok vaksin untuk lansia. Satu di antaranya terjadi di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Jumlah lansia yang sudah divaksin di sana baru 621 orang dari target 73.712 orang di wilayah tersebut. Nadia menyebutkan masalah ini sudah diselesaikan dengan mendistribusikan stok vaksin ke kabupaten tersebut.

Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri, Safrizal Z.A., tak menampik ihwal laporan adanya beberapa daerah yang kesulitan dalam proses vaksinasi lansia. Menurut dia, lansia yang disuntik baru mencapai 10,2 persen pada tahap I dan 4 persen pada tahap II. "Ini karena sulit mengajak manula (manusia lanjut usia) untuk antre di tempat yang massal," ucap Safrizal.

Kesulitan lain, warga lansia tidak bisa menunggu proses vaksinasi lebih dari dua jam. Pemerintah tidak bisa memvaksin dengan datang ke masing-masing rumah karena keterbatasan petugas vaksinator. Selain itu, ada keterbatasan jumlah dosis vaksin yang ada di masing-masing daerah. Lansia juga mengalami masalah saat proses penyuntikan karena tensi darahnya cenderung tinggi, di atas ambang batas normal.

Pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Sulawesi Selatan, Nurliah Sanusi, juga mengeluhkan terbatasnya jumlah vaksin di wilayahnya. "Vaksinasi lansia di kami baru 100 orang. Bukan karena lansia tidak mau, melainkan karena jumlah dosis vaksin di Pangkep sangat sedikit," tutur Nurliah.

Nurliah membeberkan, terakhir mereka hanya mendapat jatah 150 vial atau 1.500 dosis vaksin. Jumlah tersebut juga disuntikkan kepada tenaga medis dan petugas pelayanan publik. Pemerintah setempat kemudian memprioritaskan tenaga guru karena mereka mulai membuka pembelajaran secara tatap muka di sekolah.

Guru menjadi bagian dari kelompok rentan yang patut mendapat vaksinasi. Apalagi sejumlah guru di Pangkep  masuk kategori lansia. Masalahnya, vaksinasi terhadap kelompok lansia di kabupaten itu baru mencapai 0,36 persen atau sekitar 101 jiwa dari 27.841 orang yang ditargetkan. Karena itu, Nurliah berharap agar jatah dosis vaksin untuk kabupatennya ditambah.

Di Daerah Istimewa Yogyakarta, kelompok lansia rentang umur 60 tahun ke atas hingga saat ini terus mendominasi kematian kasus akibat Covid-19. "Dari total 894 kasus kematian akibat Covid-19 di DIY, sebanyak 90 persen lebih merupakan kalangan lansia," kata juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 DIY, Berty Murtiningsih, kemarin.

Berty, yang juga menjabat Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DIY, mengatakan lansia penting jadi prioritas pemberian vaksin. Sebab, kalangan ini terbukti masuk kelompok berisiko tinggi tertular virus yang lebih parah, sehingga menyebabkan kematian. Ditambah lagi, pada umumnya, kalangan ini juga berpenyakit penyerta (komorbid).

Menurut Kepala Dinas Kesehatan DIY, Pembajun Setyaningastutie, hingga 14 April lalu, vaksinasi bagi kelompok lansia masih di angka 30-an persen. Total lansia DIY yang teregistrasi vaksinasi mencapai 590-an ribu orang (sesuai dengan data berjalan). "Jadi, vaksinasi kelompok lansia perlu didahulukan dan dipercepat," ujarnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Joko Hastaryo, mengatakan telah ada instruksi Kementerian Kesehatan untuk memprioritaskan vaksinasi terhadap warga lansia karena risiko kematian kelompok ini tertinggi apabila sudah tertular Covid-19. Namun, akibat terbatasnya stok vaksin, dari 44.187 jumlah lansia di Sleman yang sudah terdata awal, hingga saat ini yang divaksinasi baru sekitar 29 ribu orang. "Seminggu kemarin dilakukan pendataan ulang dengan jemput bola oleh kader kesehatan dan jumlah lansia yang terdata bertambah menjadi 50 ribu lebih," kata Joko.

AVIT HIDAYAT | ROBBY IRFANY | ANT | PRIBADI WICAKSONO

 

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Sunudyantoro

Sunudyantoro

Wartawan Tempo tinggal di Trenggalek

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus