Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Akibat yang laten: rakyat yang tak berdosa menjadi korban. Indikasinya, gelombang pengungsian ribuan warga Aceh itu. Tak sekadar hidup mengenaskan di kamp-kamp pengungsian, beberapa dari mereka dilaporkan meninggal dunia. Juga tak sedikit anak-anak dan bayi terpaksa ikut menderita dalam pengungsian.
Toh, menurut Panglima Daerah Komando Militer I Bukit Barisan, Mayjen Abdul Rahman Gaffar, yang membawahkan wilayah Aceh, tak semua pengungsi adalah "pengungsi". Maksudnya, ada pengungsian yang bermotif politik.
Kepada wartawan TEMPO Bambang Sudjiartono, Abdul Rahman Gaffar menjelaskannya lebih jauh. Wawancara berlangsung di ruang tamu Pangdam Bukit Barisan itu, pertengahan Juli lalu. Berikut kutipannya.
Apa penilaian Anda tentang pengungsian itu?
Mereka yang mengungsi ke daerah Langkat (Sumatra Utara) dan Riau adalah pengungsi yang sebenarnya. Mereka pendatang dari luar Aceh yang mengungsi karena intimidasi GAM. Sedangkan pengungsi yang berlokasi di Lhokseumawe dan Aceh Utara, mereka hanya pergi 500 meter dari rumahnya di malam hari. Siangnya mereka kembali ke rumah. Ini kan nggak benar, he-he-he....
Jadi, apa motivasi pengungsian itu?
Jelas pengungsian itu bermotif politik. Mereka ingin mengundang perhatian nasional dan bahkan internasional. Begitu, lo.
Katanya, mereka mengungsi karena takut kepada militer?
Apa alasan mereka takut kepada militer? Pola alasan inilah yang dimanfaatkan oleh GAM dan gerakan bawah tanahnya. Padahal, pola pengungsian di tiap-tiap tempat itu berbeda.
Apakah pengungsi yang berbicara kepada pers itu orang GAM?
Ya. Contohnya, bila wartawan asing datang, mereka mengibarkan bendera GAM. Otomatis mereka menyuarakan kepentingan GAM. Kita bisa mendeteksi bahwa mereka klandenstin yang disusupkan.
Bila sudah terdeteksi, mengapa mereka tidak ditangkap saja?
Kita tidak bisa langsung menangkapnya karena mereka berbaur dengan pengungsi. Dan selayaknya pengungsi, mereka tidak membawa senjata dan dokumen. Tanpa bukti, misal senjata dan dokumen, kita sulit menangkapnya secara hukum.
Karena ada penyusup itu, apakah militer akan bertindak keras terhadap pengungsi?
Oh, tidak. Kita yakin, para pengungsi itu akan kembali ke rumah sendiri. Mereka nggak tahan sengsara di sana. Paling mereka akan aplusan mengungsi. Begitu pola pengungsian yang terdeteksi.
Anda sudah mengultimatum, jika GAM menyerahkan senjata, militer akan ditarik secepatnya. Apa maksudnya?
Tawaran ini bukan dari saya. Mereka kan minta agar pasukan ditarik (supaya Aceh aman). Tentu mereka harus menyerahkan semua senjata ke bupati atau aparat yang berwenang. Bila semua diserahkan, besoknya pun semua pasukan akan saya tarik. Silakan, kalau mereka mau begitu. Kalau tidak, kita akan tetap mencari mereka semua.
Apakah GAM dimotivasi oleh tentara yang desersi?
Nggak ada itu. GAM murni kelompok masyarakat yang ingin mendirikan negara Aceh Merdeka. Kalaupun ada desersi tentara, paling yang berpangkat pratu atau kopral.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo