Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengungkapkan tantangan dalam menghadirkan angkutan massal berbasis listrik di Indonesia. Kemenhub menyebut tantangan transportasi listrik harus segera diselesaikan untuk mencapai target net zero emission (NZE).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hal itu disampaikan langsung oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemenhub Novie Riyanto. Menurut dia, ada lima tantangan yang dihadapi untuk menghadirkan transportasi listrik di Tanah Air.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tantangan yang dihadapi antara lain melakukan pelatihan dan sertifikasi terkait operasional, perawatan, serta perbaikan bus listrik," kata dia dalam acara Tempo Green Economy, Rabu, 14 Desember 2022.
Novie juga menjelaskan bahwa tantangan datang dari aspek Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Dia mengatakan perlu investasi besar untuk menyiapkan daya listrik pembangunan infrastruktur charging station.
Harga bus listrik dengan SPKLU saat ini juga berada di kisaran tiga kali lipat dari harga bus ICE (Internal Combustion Engine). Ini menjadi tantangan kelima yang dihadapi pemerintah Indonesia untuk menyediakan transportasi listrik.
Menurut Novie, mahalnya bus listrik ini tidak lain disebabkan harga baterai yang masih tinggi. "Namun tren harga baterai turun dalam kurun waktu 10 tahun terakhir," ujar Novie menambahkan.
Dalam meningkatkan pertumbuhan kendaraan listrik, baik dari sektor transportasi umum maupun pribadi, Novie menilai perlu adanya peran aktif lintas sektoral yang saling melengkapi. Kolaborasi lintas sektoral ini menjadi langkah konkret dalam menciptakan implementasi transportasi listrik.
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto