Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mengetahui cara menyimpan uang dan mengevaluasi keuangan adalah sebuah keterampilan, sama seperti keterampilan lainnya. Keterampilan ini tidak pernah diajarkan di sekolah formal, kebanyakan dipelajari dari teman, keluarga, atau komunitas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untungnya, tidak ada kata terlambat untuk mengadopsi kebiasaan menabung dan perencanaan keuangan yang lebih baik, bahkan selama pandemi.
Natalie Chaves, lead planner dan Certified Financial Planner (CFP) di Facet Wealth, sebuah firma perencanaan keuangan, mengatakan bahwa ada banyak mitos tentang perencanaan keuangan yang selama ini salah, termasuk soal penghematan.
Berikut tujuh mitos tentang keuangan yang perlu dihindari, seperti dilansir Bustle, Senin, 12 Oktober 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Ada orang tidak bisa menabung
Memang benar bahwa sebagian orang secara alami cenderung pintar menabung, tapi tidak ada orang yang buruk dalam menyimpan uang. Selalu ada peluang untuk belajar. Mulailah dengan menciptakan hubungan dengan uang.
"Jadwalkan pemeriksaan harian, mingguan, atau bulanan dengan uang Anda, dan Anda akan mulai melihat perubahan positif saat Anda merasa lebih bisa mengendalikan keuangan,” kata Chaves.
2. Sulit mengontrol keuangan saat ekonomi tak menentu
Di tahun yang penuh gejolak ini memang sulit mengendalikan keuangan, terutama Anda yang sedang mencari pekerjaan atau dibayang-bayangi PHK. Tapi jika benar-benar keuangan terasa goyah, cari cara untuk menghemat uang, misalnya tinggal sementara dengan kerabat jika itu pilihan, menegosiasikan suku bunga utang, atau melakukan pekerjaan sampingan.
3. Penghasilan bertambah berarti punya uang lebih banyak
Secara teknis itu benar, tetapi para ahli mengatakan bahwa cara terbaik untuk memaksimalkan uang Anda adalah dengan membangun kebiasaan keuangan yang lebih baik. Sebab, ketika Anda menghasilkan lebih banyak uang, biaya gaya hidup juga cenderung naik.
“Ketika seseorang mengalami peningkatan pendapatan, biaya tetap seperti sewa dan transportasi cenderung meningkat dengan pendapatan tersebut karena mereka mengejar gaya hidup yang lebih tinggi daripada mengalokasikan uang ekstra untuk menabung,” kata Lauren Anastasio, Perencana Keuangan Bersertifikat (CFP) di SoFi.
Cara terbaik adalah beri diri Anda “gaji” tetap dan simpan sisa uang di tabungan atau rekening investasi.
4. Jangan gunakan kartu kredit
Meskipun benar bahwa utang kartu kredit sangat buruk, itu juga bisa digunakan secara bertanggung jawab sehingga bisa menjadi alat keuangan yang cerdas, terutama ketika ada banyak tawaran keuntungan atau hadiah.
“Jika kartu kredit membantu Anda mengumpulkan poin saat belanja kebutuhan sehari-hari untuk barang-barang seperti bahan makanan dan bensin, gunakanlah,” kata McCreary.
Kadang-kadang poin akan berguna saat liburan atau ketika ingin membeli gawai.
5. Tidak bisa merencanakan masa depan saat punya utang
Utang bisa membuat Anda merasa buntu. Meskipun melunasinya adalah ide yang baik, tapi tak perlu menunggu lunas untuk mulai menabung.
"Memiliki lebih sedikit utang pasti akan membantu masa depan keuangan, tetapi Anda tidak harus memilih antara melunasi utang dan menabung untuk tujuan jangka panjang,” kata Leslie Tayne, pengacara keringanan utang dan pendiri Tayne Law Group di New York.
6. Selalu mencari diskon
Sulit untuk mengabaikan diskon, tetapi strategi paling cerdas saat belanja adalah menentukan apakah Anda membutuhkan barang itu atau tidak. Belilah hanya ketika Anda membutuhkannya, jangan karena diskon.