Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bau badan asam biasanya disebabkan oleh keringat yang bercampur dengan bakteri pada kulit. Bau tertentu dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk kondisi medis, tetapi umumnya tidak berbahaya seperti makanan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tidak ada cara untuk menyembuhkan atau mencegah bau badan yang aromanya seperti cuka atau susu asam, kata Louis Kuchnir, dokter kulit di Massachusetts dan anggota American Academy of Dermatology (AAD). Tapi ada cara untuk mengelolanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ada dua jenis utama bau badan atau bromhidrosis di kalangan medis. Penyebab yang paling umum adalah bromhidrosis apokrin, yang melibatkan kelenjar keringat di ketiak dan area genital. Yang lainnya adalah ekrin bromhidrosis, mengacu pada kelenjar keringat yang terletak di seluruh tubuh.
Masing-masing bau badan penyebabnya berbeda, berikut di antaranya.
Badan tidak bersih
Badan tidak bersih berarti jarang mandi menyeluruh atau menggunakan sabun yang cukup.
Makanan tertentu
Bawang putih, bawang merah, dan makanan pedas lainnya dapat mempercepat metabolisme tubuh, meningkatkan keringat, kata Michele S. Green, seorang dokter kulit di Lenox Hill Hospital di New York, Amerika Serikat.
“Sayuran silangan, seperti brokoli dan kubis Brussel, memungkinkan bakteri membuat lebih banyak senyawa yang mengandung belerang yang menghasilkan bau pada kulit," kata Green.
Daging merah terkadang bisa menimbulkan bau amis. Asparagus dan mak
Alkohol, yang diubah tubuh menjadi aseton (bahan penghapus cat kuku), dapat menyebabkan bau buah, kata Jason Meyer, dokter kulit di Vanderbilt University Medical Center di Nashville. Kadang kala baunya manis tetapi juga bisa dianggap asam tergantung pada bagaimana bereaksi dengan bakteri pada kulit dan bagaimana masing-masing mencium baunya.
Keringat berlebih
Nama resmi untuk keringat berlebih adalah hiperhidrosis. Saat banyak berkeringat, bau badan akan terasa lebih tajam. Keringat berlebihan dapat disebabkan oleh genetika, akibat dari kondisi kesehatan yang mendasarinya, atau efek samping dari beberapa obat, seperti antidepresan seperti Norpramine (desipramine), Pamelor (nortriptyline) dan protriptyline; Salagen (pilocarpine) untuk glaucoma; suplemen seng; dan antibiotik tertentu, seperti ciprofloxacin.
Infeksi kulit
Infeksi kulit biasanya disertai dengan gejala lain, seperti kemerahan, peradangan atau adanya zat putih, kuning atau merah pada kulit, kata Green.
Kondisi medis
Ketoasidosis diabetik, ketika kadar gula darah tinggi menghasilkan produksi keton atau asam, menyebabkan bau badan dan napas berbau buah.
Penyakit ginjal atau hati lanjut, yang dapat menyebabkan bau yang menyerupai amonia, kata Green.
Trimethylaminuria, kondisi genetik yang menyebabkan keringat, napas, atau air liur berbau seperti ikan atau telur, kata anggota AAD Ronda Farah, asisten profesor dermatologi di University of Minnesota Medical School. Selain itu, obesitas, asam urat, dan tiroid yang terlalu aktif juga berdampak sama.
Pubertas atau menopause
Saat hormon berubah di masa pubertas atau menopause, kelenjar keringat menjadi lebih aktif, kata Kuchnir. Ini dapat menyebabkan lebih banyak bau badan secara umum, dan bagi sebagian orang, mungkin berbau asam.
Perubahan pada hidung
Terkadang sebenarnya bau asam bukan bau badan, bisa jadi hidung yang bermasalah. Hal tertentu dapat memengaruhi indera penciuman, misalnya infeksi virus tertentu termasuk virus penyebab COVID-19, menurut NYU Langone Health.
Untuk mengatasi bau badan, perhatikan pilihan makanan, hindari alkohol, jaga kebersihan badan, gunakan pakaian yang longgar, rawat ketiak, cukur bulu ketiak, dan oleskan antiperspirant.
LIVESTRONG
Baca juga: Bau Badan Bikin Gak Percaya Diri? Gunakan Tiga Bahan Alami Ini!
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.