ADA seorang karyawati mengadu ke Yayasan Lembaga Konsumen
(YLk) Sebotol mentega kacang merk Malino, yang di belinya di
Pasar Grogol (Jakarta), ternyata mengandung banyak .... pecahan
kaca! Pemeriksaan laboratorium milik pemerintah membenarkan
pengaduan tersebut. Bahkan "kadar kaca"nya positif, lebih kurang
10%.
Mungkin hanya satu botol itu saja yang kebetulan buruk. Sebab
botol lain, yang dibeli YLK di toko yang sama, diketahui tak
sedikit pun mengandung beling. Tapi memang ada barang-barang
yang diketahui YLK dibuat oleh pabrik secara serampangan.
Misalnya seperti yang diadukan seorang pegawai negeri Sebotol
sambal cap 4 buah cabai merah, yang dibelinya di Pasar Mayestik
(Kebayoran Baru Jakarta), tampak jelas berulat. YLK membenarkan.
Sebab pemeriksaan laboratorium menyatakan sambal tersebut
mengandung koloni kuman dalam jumlah yang sangat tinggi dan
sudah berjamur pula.
Hal itu menurut penilaian YLK, disebabkan cara membikin yang
memang tidak beres: kurang bersih proses pembuatan dan
kemasannya. Juga, misalnya, sangat berlebih-lebihan mencampurkan
bahan pengawet--lebih tiga kali lipat dari yang diperkenankan.
Dari lebih 80 macam komoditi yang pernah diuji YLK, seperti
beberapa contoh di hawah ini, memang banyak yang dibuat oleh
produsennya tanpa menghldahkan standar mutu yang resmi maupun
ketentuan-ketentuan kesehatan.
TEH DALAM BOTOL. Minuman yang dapat diperoleh "di mana saja dan
kapan saja" ternyata teh dalam botol. Dijajakan di hampir setiap
warung dan kaki-lima, minuman jenis ini dipelopori Teh Botol
Sosro yang muncul dari Slawi (Ja-Teng) sejak 1976.
Yang dijual sebenarnya air teh biasa. Hanya, sebelum dikemas
dalam botol, air teh tersebut telah melalui proses
sterilisasi--dibebaskan dari kuman-kuman berbahaya.
Bersamaan dengan meluasnya para penggemar, bermunculanlah
berbagai merk, terdaftar maupun tidak. Rasanya juga
berbeda-beda. Tak jarang si peneguk terpaksa memuntahkan kembali
minumannya karena ternyata rasanya tak keruan. Itu tentu akibat
tangan jahil yang memalsukan isi dengan memanfaatkan botol teh
merk terkenal. Untuk menghindari kejadian yang demikian, YLK
memujikan kemasan Putri Gunung, yang menyegel tutup botolnya.
Tahun lalu YLK mencomot beberapa botol dari 12 merk yang beredar
di Jakarta (Putri Gunung, Jambore, Super Teh, Botol Sosro, Ayam
Merak, T.O.P., Segar, Ginseng, Slawi, S.A.P., Galilia dan
Sakura). untuk diuji di laboratorium. Hasilnya: soal manis
adalah selera konsumen--jadi YLK merasa tak perlu menggubris
kadar gula. Yang jelas, sewaktu diuji, semua merk menggunakan
gula asli sebagai pemanis.
Hanya dari kesemuanya, Super Teh dan TOP yang tidak menggunakan
bahan pengawet. Sementara Galilia ternyata menggunakan bahan
pengawet yaitu asam benzoat, melebihi takaran. Dan Sakura
mengandung total-bakteri tinggi tapi bukan bakteri yang
berbahaya.
Meskipun pengujian terhadap teh dalam botol tidak menunjukkan
ancaman lagi bagi konsumen, YLK mempertimbangkan segi harga.
Sebotol teh 'kan berharga tak kurang dari Rp 75? Maka YLK
menganjurkan konsumen untuk menyeduh teh sendiri saja.
KEMBANG GULA. Tentang kembang gula YLK hanya menyarankan.
jangan mengkonsumsi berlebih-lebihan agar terhindar dari
kekroposan gigi atau kegemukan - begitulah gampangnya.
Dari 20 jenis kembang gula dari berbagai merk, menurut pengujian
laboratorium pemerintah yang diminta YLK tahun lalu, keadaannya
baik-baik saja.
Mutunya? Memang belum ada standar mutu kembang gula dari
Departemen Kesehatan, Perdagangan maupun Perindustrian. Yang
jelas tak satu contoh pun dari yang diuji menggunakan bahan
pemanis buatan seperti siklamat atau sakarin.
Hanya, menurut YLK, hati-hatilah terhadap permen yang berwarna
hijau. Sebab menurut pengujian waktu itu, warna hijau dari
kembang gula Jackson, Sea Gull dan Windmollen ternyata dari
zat pewarna Naphol Green B yang tak termasuk dalam daftar zat
pewarna yang diizinkan Departemen Kesehatan.
TEH BUNGKUS. Adapun terhadap mutu teh dalam bungkusan, YLK
mencocokkannya dengan syarat-syarat pada peraturan Wajib Uji DKI
Jakarta. Merk Bintang, Botl Slawi, Tjatoet, Sedap, Goal Para,
Botol Super Quality, Giju, Gopek, Botol kwalitet Istimewa dan
Bunga Mawar yang diuji YLK tahun lalu, tak satu pun yang dinilai
kurang mutunya. Tak ada yang mengandung logam berbahaya. Hanya
ada terlihat unsur tembaga pada beberapa merk, tapi jumlahnya
kecil, sehingga tak membahayakan. Kadar airnya juga baik
(sedikit) sehingga tak sampai ada teh yang dijual dalam keadaan
berjamur.
HANYA teh cap Bunga Mawar dan Botol Kwalitet Istimewa yang
dinilai YLK tidak istimewa mutunya: "Kadar ekstrak tournya"-nya
atau sari teh yang larut bila diseduh, ternyata kurang. (Tapi
bukankah ada konsumen yang mengemari teh yang tak terlalu
pekat?).
Di samping itu Bunga Mawar juga mengandung "kadar abu" lebih
dari yang lain. Sedangkan Goal Para dan Setap dinilai terlalu
banyak mencampurkan batang dan serat teh. Namun kemasan kedua
merk tersebut dari kertas aluminium, merupakan pembungkus yang
baik.
KOMPOR. Penyebab kebakaran nomor dua (setelah karena listrik),
menurut YLK, adalah kompor. Baik karena kelalaian si pemakai
maupun kecerobohan si pembuat.
Karena itu pada awal kegiatannya, YLK memeriksa 24 kompor dari
19 merk yang ada di pasar-pasar. Hasilnya harus diperhatikan:
hanya kompor merk Butterfly dan Kupu-kupu yang boleh bisa
dipakai dengan selamat. Lainnya dinilai YLK waktu itu "mutu suhu
minyaknya"-nya buruk (lebih 40øC).
Rumus yang dikemukakan adalah: "Apabila suhu minyak berada di
atas titik bakar, suatu percikan api kecil saja yang masuk ke
dalam bejana, dapat menyebabkan kompor meledak".
Ketebalan logam yang dibuat untuk kompor rata-rata memang cukup
baik. Tapi panas dan warna api yang dihasilkan, misalnya dari
merk Express, ketika diuji tidak menjamin keselamatan.
SIRUP MINUMAN RINGAN DAN SARI BUAH. Untuk menguji berbagai
sirup, minuman ringan dan sari buah, YLK memerlukan waktu 5
bulan pada awal kegiatannya dan dua kali menggunakan
laboratorium milik pemerintah. Yang jadi sasaran adalah 17 merk
sirup dan 23 merk minuman ringan dan sari buah. Patokannya:
persyaratan Wajib Uji DKI Jakarta dan Standar Industri.
Hasilnya: ada sirup biasa (bukan dikhususkan bagi penderita
penyakit gula) yang sama sekali tidak mengandung gula asli.
Pemanisnya sakarin atau siklamat, diawetkan dengan asam benzoat
secara berlebih-lebihan dan dipekatkan dengan zat pengental.
Misalnya yang dijual dengan merk Swan (mocca). Yang dianggap
bermutu baik misalnya Saragsari. Gayabaru dan Royal.
Minuman jenis cola, seperti Coca-cola, Pepsi Cola dan RC Cola,
berdasarkan penelitian YLK 4 tahun lalu, dinilai berkadar kafein
tinggi: 6 s.d. 7 kali lebih tinggi dari yang dibolehkan di AS.
Minuman jenis itu di sini, menurut YLK, dapat menyebabkan si
peneguk sakit kepala, sukar tidur dan ketagihan bila mereguk
terlalu banyak.
SABUN. Bagaimana membeli sabun mandi? YLK menyerahkan pada
selera konsumen saja. Sebab, pengujian terhadap 41 contoh dari
23 merk yang dikumpulkan dari berbagai kota besar tahun lalu,
tak ada sabun mandi di bawah standar mutu.
Perbedaan karakteristik pada setiap merk tak menyolok. Sehingga,
menurut YLK, harga mahal dari sesuatu merk belum tentu
menunjukkan keunggulan mutu. Karena itu tak usah membeli sabun
yang terlalu mahal--begitu disarankan. Sebab kelebihan harga
hanyalah untuk membayar kemasan, parfum dan terutama . . .
mengganti biaya kampanye cleansing cream atau "9 dari 10
bintang film".
TPI membcli sabun cuci memang harus hati-hati. Dari 22 merk
yang diuji di laboratorium, YLK dapat menunjuk (merk bermutu
kelas D dan 6 merk kelas II. Selebihnya, seperti cap Serimpi,
Stuir Perahu, Kunci Buka, Dayung Sampan dan Tupai, jauh di
bawah mutu.
Yang jadi ukuran ialah jumlah asam lemak (daya pembersih),
alkali bebas (zat kimia yang dapat merusak warna dan kulit si
pencuci -- harus mendekati netral) dan derajat keasaman atau pH.
makin mendekati netral makin baik pengaruhnya bagi kulit.
KAYU LAPIS. Sepintas lalu membeli kayu lapis atau plywood itu
mudah. Pilih saja yang permukaannya rapi: tanpa mata kayu,
lubang bekas gigitan serangga, retak, tambalan, sambungan atau
cacat warna.
Untuk itu YLK, yang menguji 10 merk tahun lalu, memilibkan bagi
anda kayu lapis cap Badak. Merk Kuda Laut dan Gajab kurang
bagus- apalagi Matahari.
Merk-merk lain (Prabu Barang, Ikan lumba-lumba, KTI, Burung
Kakaktua dan Singa), begitu diuji YLK bersama Departemen
Perdagangan mutunya lumayan saja. Namun disarankan agar
pemakainya untuk keperluan dalam (interior). Karena kayu lapis
buatan sini, setelah diteliti daya rekat setiap lapisannya tak
teguh untuk dipakai di luar (eksterior) .
KOPI BUBUK. Ada konsumen mengadu ke YLK setelah minum kopi
bubuk cap Bola Mas, Bulu Tangkis dan Matabai kontan menderita
sesak napas, mual dan perut mulas. Itulah sebabnya awal tahun
ini yayasan tersebut belanja kopi bubuk secara besar-besaran.
Dari berbagai pasar di Jakarta dibeli berbungkus-bungkus kopi
dari 13 merk, lalu diperiksakan ke laboratorium.
Jelaslah kini apa yang membuat konsumen tiga merk di atas sesak
napas dan sakit perut. Sebab yang mereka minum bukanlah kopi
bercampur jagung, tapi Jagung bercampur kopi. Dari rasa dan
aromanya saja sebenarnya sudah kelihatan kopi bubuk dari ketiga
merk tadi tidak layak kopi. Apalagi kalau memperhatikan harganya
yang memang terlalu murah: pada saat harga kopi biji mentah Rp
4.000/kg, Bola Mas menjual bubuknya Rp 137,50/kg, sedangkan
buatan Bulu Tangkis dan Matabari bisa diperoleh dengan harga Rp
275/kg.
Kopi bubuk merk lain seperti Bis Kota, Dua Orang (yang dinilai
YLK bermutu baik sekali), Warung Tinggi, Holden, Ayam Merak
(bermutu baik), Mazda, Nusa Indab, Perabu Layar, Jamaica dan
Ayam Jago (mutu sedang), boleh dipilih menurut selera dan
kemampuan pembeli.
SAUS TOMAT. Tomat adalah tomat - bukan ubi atau labu. Sehingga
konsep standar perdagangan menyebutkan: yang dimaksud dengan
Saus tomat adalah bubur kental berwarna merah dari daging buah
tomat masak (minimal 4%) yang diolah dan dibumbui menjadi
penyedap makanan. Tapi YLK bersama Direktorat Standardisasi,
Normalisasi dan Pengendalian Mutu Departemen Perdagangan, dua
tahun lalu menemukan "saus tomat" dari berbagai merk yang "tak
layak tomat".
Dari 24 merk yang dibeli dari berbagai pasar di Jakarta,
Bandung, Yogya, Semarang, Surabaya, Banjarmasin, Ujungpandang
dan Medan, ternyata hanya saus bikinan luar negeri saja yang
patut disebut sebagai saus tomat. Yang lain? Kalau tak terbikin
dari labu, ya ubi.
Yang tak bertomat tapi tak berbahaya, menurut YLK, masih
terhitung lumayan. Misalnya dari merk Ching Yuan yang tidak
mengandung zat pewarna tambahan atau Sumber Mas yang menggunakan
pewarna tambahan (sintetis) tapi diizinkan Departemen Kesehatan.
Namun merk-merk lain (seperti Tiga Tomat, Eagle Raja, Bahagia,
Delecious, Nine, Tong Ping, Djuhi, Sedapwangi, Sakti Jaya,
Sarirasa, Sinarsari, Sukawangi, Sariwangi dan Harumsari),
menggunakan zat pewarna (Orange Red, Rhodamin B, Ponceau 4 R dan
lain-lain) yang dapat menimbulkan keracunan.
Yang agak lumayan, menurut YLK saus tomat" dari berbagai merk
tadi dijual dalam keadaan tidak rusak atau berjamur -- kecuali,
menurut pengujian waktu itu, pada Bahagia dan Sukawangi. Hanya
saja pada semua saus bikinan dalam negeri terdapat kadar zat
pengawet yang melebihi takaran.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini