Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Ada 800 Rumah Hangus di Manggarai

9 Maret 2003 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KEBAKARAN besar di Kelurahan Manggarai, Jakarta Selatan, mulai pukul 17.00 Kamis pekan lalu menghanguskan sekitar 800 rumah. Rumah-rumah itu berada di RT 9, 10, 11, 12, 13, dan 16 di RW 04. Hingga Jumat, sekitar 875 keluarga (4.000 orang) korban kebakaran bermalam di lokasi penampungan sementara di sepanjang Jalan Manggarai Utara. Selang setengah jam setelah kobaran api, dua mobil pemadam kebakaran yang pertama tiba dan langsung bekerja. Tak lama setelah petugas pemadam kebakaran bekerja, tangki air kosong. Korban kebakaran marah. Apalagi berembus kabar bahwa pemadam kebakaran juga menyemprotkan air yang mengandung minyak tanah sehingga memperbesar kobaran api. ”Sekarang selang itu kami simpan di pos kios untuk penyelidikan dan akan kami serahkan ke polisi,” kata Adil, warga setempat. Mengenai asal api, informasinya masih simpang-siur. Menurut beberapa warga, api bermula dari lilin di rumah salah satu warga. Menurut Bambang, salah satu pengemudi mobil pemadam kebakaran, habisnya air di tangki menimbulkan amarah warga. ”Mobil enggak bawa air kok dibawa ke sini,” kata Bambang menirukan komentar warga. Sambil membawa pentungan kayu dan batu, warga mengancam hingga petugas di dua mobil pemadam kebakaran memilih lari menyelamatkan diri. ”Kita lebih menyelamatkan diri dulu,” ujar Bambang. Akibatnya, kaca dua mobil pemadam kebakaran hancur terkena lemparan batu. Pemda DKI Jakarta berencana menata kembali lokasi bekas kebakaran itu. Kata Kepala Suku Dinas Pekerjaan Umum I.G.K.G. Suena, warga diizinkan membangun kembali rumahnya, tapi harus mengikuti aturan: tujuh meter dari bibir kali. Ini sesuai dengan rencana normalisasi Kali Ciliwung. Suena menambahkan, sebenarnya tanah bekas kebakaran akan ditata sesuai dengan Proyek Terminal Terpadu, seperti rencana beberapa tahun lalu. Tanah yang dibutuhkan sekitar 50 hektare, termasuk double track kereta api Manggarai-Cikarang. Proyek ini tak dapat dilaksanakan karena warga meminta harga pembebasan tanah yang tinggi. A. Manan, Kurniawan, Budi Riza (Tempo News Room)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus