Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Agar Keinginan Tampil Tersalurkan

Warga keturunan India gemar berteater dan tampil di panggung. Mereka membentuk kelompok, sekalian menjaga kekerabatan agar tetap erat.

27 Agustus 2012 | 00.00 WIB

Agar Keinginan Tampil Tersalurkan
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Nona belia itu melenggak-lenggok di atas panggung Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Dengan gemulai ia menggoyangkan tubuhnya seirama dengan dentuman gendang yang rancak. Setiap kali ia bergerak, gemerincing gelang di kakinya bersaing dengan lagu India yang mengiringi gerakannya.

Mengenakan baju lengan panjang berwarna cerah dan celana panjang menggembung cokelat muda, sesekali ia mengangkat kedua tangannya ke depan mulut menirukan gerakan orang yang meniup seruling.

Tarian itu adalah bagian dari pertunjukan bertajuk Sindhi Talent Night 2012 beberapa waktu lalu. Salah seorang panitia acara, Niqqita Bharata, mengatakan pertunjukan itu digelar untuk menyalurkan bakat seni warga keturunan India, khususnya dari Sindhi.

Ia mengatakan sejatinya setiap orang India berbakat seni. Ia mencontohkan setiap film Bollywood penuh lagu, tari, dan nyanyi. "Ini kami ingin kembangkan," ujar Niqqita kepada Tempo.

Selama lebih dari tiga jam, panggung disemarakkan berbagai tarian, penampilan grup band, serta sandiwara dari komunitas suku Sindhi di Jakarta dan sekitarnya.

Niqqita mengatakan dalam perhelatan tahun kedua itu panitia membuka kesempatan bagi seluruh komunitas Sindhi, dari generasi muda hingga yang berumur, memperlihatkan kemampuannya, yang selama ini hanya muncul dalam acara keluarga.

Seorang tokoh komunitas Sindhi, ­Tejbhan Lakhiani, mengatakan acara itu digelar untuk membuat anak-anak mereka berani tampil ke luar. Ia berharap generasi muda Sindhi yang memiliki bakat menyanyi, menari, dan bermain teater bisa tampil di panggung.

Acara itu tak ubahnya seperti acara temu kangen saja. Di luar panggung, setiap orang saling menyapa, berbincang, dan menanyakan kabar masing-masing. Maklum, suku Sindhi di Jakarta dan sekitarnya jumlahnya hanya sekitar 8.000 orang.

Generasi kedua seperti Tejbhan masih fasih berbahasa Sindhi, sedangkan generasi ketiga seperti anak-anaknya lebih suka berbicara dengan bahasa Inggris atau Indonesia. "Mereka mengerti bahasa Sindhi, tapi ngomong-nya enggak bisa," kata pria 56 tahun ini.

Menurut Tejbhan, sesama orang Sindhi di Jakarta dan sekitarnya umumnya saling mengenal. Kekerabatan tetap dijaga. Apalagi banyak yang menjadi famili karena pernikahan sesama orang Sindhi. "Acara ini juga untuk reuni dan mendekatkan hubungan keluarga," ujar Tejbhan.

Sindhi merupakan salah satu suku asal Provinsi Sind, Pakistan. Kampung halaman mereka menjadi bagian dari India hingga India dan Pakistan berpisah pada 1947.

Sebelum Sindhi Talent Night digelar pertama kali pada 2010, Tejbhan dan beberapa temannya sudah membentuk Khush Raho Jakarta, yang berarti selalu senang atau bahagia. Kelompok ini kerap menggelar pertunjukan sandiwara, drama, dan tari. Grup ini pula yang menggelar pencarian bakat mulai 2011.

Di bawah arahan Aruna, sutradara dan penulis naskah, mereka menampilkan lakon Kundamal Brothers, pementasan teater dengan musik dan tari di Jakarta pada Februari dan Oktober 2009 serta Singapura pada Juli 2010. Sedangkan alumni Sindhi Talent Night 2011 mementaskan Sing Sang Song pada Juli 2011. "Untuk alumni 2012 belum ada pentas. Hanya menghadiri perkawinan salah seorang panitia," ujar Niqqita, Senin dua pekan lalu.

Dari aktivitas kesenian kelompok ini, lahir bintang layar kaca. Salah satunya Tejbhan, yang membintangi Raj’s Family, yang mengudara di stasiun televisi Trans 7 pada pertengahan tahun silam.

Dalam komedi situasi yang disutradarai Aris Nugraha—sutradara Bajaj Bajuri—itu, Tejbhan terpilih sebagai pemeran tokoh ayah, Raam Raj, pemilik toko tekstil di Pasar Baru. Raj’s Family berkisah tentang upaya keluarga India di Jakarta mempertahankan budayanya.

Sapto Yunus, Bina Bektiati

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus