Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Ahok Siap Berkampanye untuk Jokowi-Ma’ruf

Tim sukses dan partai pendukung belum menyambut permintaan Basuki.

25 Januari 2019 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Basuki Tjahaja Purnama (kedua kiri) menjelang bebas dari tahanan, di mako Brimob, Depok, Kamis (24/1). (Screenshot via Instagram/@basukibtp)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAKARTA - Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyatakan bersedia membantu pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin dalam kampanye pemilihan presiden 2019 setelah dia bebas dari penjara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesediaan itu disampaikannya kepada penyanyi jazz Teuku Adifitrian alias Tompi dalam perjumpaan mereka pada Sabtu siang pekan lalu di Markas Komando Brimob, Kelapa Dua, Kota Depok.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Dia bahkan bilang siap naik panggung kampanye untuk Pak Ma’ruf Amin," katanya kepada Tempo, Rabu malam lalu. "Dia katakan tak ada dendam kepada Ma’ruf Amin."

Sabtu siang itu Tompi bertanya apakah Ahok bersedia mendukung Jokowi-Ma’ruf. Dalam pertemuan sekitar satu setengah jam tersebut, tokoh yang dikaguminya itu mengaku berutang budi kepada Ma’ruf, yang juga mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia. Ahok juga bersyukur bisa belajar menaklukkan diri sendiri selama menjalani hukuman sekitar 2 tahun.

"Jadi sudah benar saya disekolahkan di sini," ucap Tompi menirukan Ahok.

Ma’ruf menjadi saksi ahli yang memberatkan Ahok dalam sidang perkara penistaan agama di gedung Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta Selatan, di bawah wewenang Pengadilan Negeri Jakarta Utara. Bahkan Ma’ruf-lah yang meneken fatwa MUI bahwa Ahok melakukan penistaan terhadap Islam.

Basuki lantas divonis penjara 2 tahun pada Mei 2017 akibat kriminalisasi itu. Sedangkan Ma’ruf didapuk menjadi calon wakil presiden mendampingi inkumben Jokowi. Ahok bebas murni kemarin setelah menjalani hukuman dan dipotong remisi 3,5 bulan.

Seorang pendukung Ahok dalam pilkada DKI Jakarta 2017 mengatakan sokongan terhadap Jokowi-Ma’ruf secara implisit muncul dalam surat terbuka Basuki kepada para pendukungnya tertanggal 17 Januari 2019. Di situ Ahok mengimbau mereka agar jangan golput dalam Pemilu 2019.

"Saya mengimbau seluruh Ahokers jangan ada yang golput, kita perlu menegakkan empat pilar bernegara kita, yakni Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI," demikian Basuki menulis.

Imbauan muncul karena di media sosial santer provokasi agar Ahokers menjadi golput dengan dalih Presiden Jokowi menzalimi Ahok setelah menjadikan Ma’ruf calon wakil presiden. Ahok kesal karena namanya dipakai kampanye golput.

Ahok bahkan mengaku sudah menyampaikan keinginannya berkampanye kepada tim pemenangan. "Sepertinya belum bersambut dari tim sukses," ucap Tompi.

Erick Tohir, Ketua Tim Pemenangan Nasional Jokowi-Ma’ruf, memastikan tak pernah membahas keterlibatan Ahok, apalagi menyiapkan agenda kampanye. Menurut dia, kemunculan Ahok secara politik bisa saja menjadi beban bagi Jokowi, tapi juga bisa menguntungkan.

"Tergantung kegiatannya," ucap Erick kepada Tempo, Jumat dua pekan lalu.

Ketua PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno turut bergembira atas bebasnya Basuki. Tapi dia meminta Ahok tidak tergesa-gesa berkampanye untuk Jokowi. "Ahok tak akan gegabah, ini soal asas kepatutan," katanya, kemarin.

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto tak menanggapi kekhawatiran bahwa kampanye Ahok bakal menjadi beban Jokowi. Namun dia menyatakan menerima sinyal Basuki akan bergabung dengan partainya. Dia menilai Ahok memiliki ikatan sejarah dan pengalaman bersama PDIP.

Menurut Hasto, niat Basuki itu diketahui via Djarot Saiful Hidayat, politikus senior PDIP dan pasangan Basuki dalam pilkada DKI 2017. "Kalau masuk partai, dia milih PDIP," ucap Djarot, dua hari lalu.

Hingga tadi malam, Basuki atau anggota staf pribadinya, Ima Mahdiah, belum bisa dimintai penjelasan tentang rencana politik ke depan. Sedangkan pengacaranya, Teguh Samudera, membenarkan bahwa kliennya diajak bergabung ke PDIP, seperti halnya ke partai lain. "Pak Ahok dekat dengan Ibu Megawati, tapi biar beliau yang menyampaikan langsung," ujarnya.

Kelompok relawan pendukung Jokowi, Duta Jokowi, menilai Ahok kurang pas jika berkampanye untuk Jokowi. Sebab, sentimen SARA akan gencar dimainkan. "Ahok adalah sasaran empuk isu ini," ujar Joanes Joko, Koordinator Nasional Duta Jokowi, Rabu lalu.

Persaudaraan Alumni 212, kelompok massa anti-Ahok sejak 2016, menyarankan agar dia tidak berpolitik lagi. Ketua Media Center Novel Bamukmin bahkan menuding Basuki ingin balas dendam terhadap kelompoknya dengan cara mencari pengaruh dengan mendukung Jokowi-Ma’ruf.

"Kami tunggu sikap politik Ahok nanti," kata calon anggota DPRD DKI Jakarta dari Partai Bulan Bintang tersebut. LINDA HAIRANI | REZKI ALVIONITASARI | JOBPIE SUGIHARTO


Bermula dari Belitung Timur

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus