Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Akan punya stadion

Bandung akan mengubah stadion lama menjadi stadion yang dapat dipakai pertandingan nasional dan inter nasional. kwalitasnya sama dengan stadion senayan. pengelolaannya oleh yayasan gelora siliwangi. (kt)

26 Juni 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BANDUNG sebagai ibukota propinsi belum memiliki stadion. Bila kegiatan olahraga yang bertakaran nasional harus diadakan di ibukota Jawa Barat itu, terpaksalah memakai stadion di kota Cimahi -- yang juga lebih mirip lapangan sepakbola biasa. Tentu saja suatu yang kurang layak: Apalagi kota-kota Cirebon dan Serang saja, yang jauh lebih kecil dati Bandung dan hanya ibukota kabupaten, masing-masing sudah memiliki stadion. Namun demikian tampaknya Gubernur Aang Kunaefi belum tergoda untuk berftkir ke arah itu. Sampai akhirnya fikiran itu timbul pada diri warganya. Maka tampillah warga Jawa Barat dari PT Propelat mewujutkan hajat orang banyak itu. Ini agaknya pengulangan peristiwa lama. Sebab hal serupa pernah terjadi tatkala Kolonel AE Kawilarang menjadi Panglima Siliwangi. Panglima yang kebetulan gemar olahraga itu mencita-citakan Bandung memiliki sebuah stadion. Dengan cara mengumpulkan kelebihan uang di belakang koma (misalnya Rp 0,46 dari Rp 756,46) dari setiap gaji warga Kodam Siliwangi (waktu itu masih Divisi), Kawilarang menghimpun biaya. Sampai akhirnya 24 Maret 1956, sebuah stadion resmi dipersembahkan kepada warga Bandung. Sayang stadion kebanggaan ini akhirnya terlantar karena tak terpelihara. Rp 400 Juta Nah, stadion yang sudah tak layak disebut stadion itulah yang dikerling Propelat untuk kembali dibangun. "Ini merupakan partisipasi kami kepada perkembangan olahraga di Jawa Barat", kata ir. Rubianto, Kepala Gugus B PT Propelat yang memimpin pembangunan di sana. Tak kurang dari 10 insinyur jebolan ITB, terdiri ahli bangunan, arsitektur, senirupa dan elektro, mengambil bagian dalam kerepotan itu. "Dengan para sarjana yang rata-rata masih muda itu, kami merubah wajah stadion lama, agar kembali dapat dipakai tempat pertandingan nasional maupun internasional". Untuk meraih maksud itu, lapangan seluas 100 x 70 m dipersiapkan benar-benar. Dibuat berlapis-lapis antara tanah, pasir, tanah lagi, lalu pasir dan ijuk dan terakhir tanah untuk tempat tumbuh rumput yang bijinya didatangkan dari Australia. Ijuk saja menghabiskan 400 ribu kg dan pasir beton 4.400 m3. "Kwalitasnya sama dengan stadion Senayan", tutur Rubianto. "Akan menyerap air seketika, walaupun hujan lebat". Dan air itu akan mengalir ke saluran yang dibuat di bawah lapangan di setiap jarak 5 meter. Stadion yang mampu menampung 35 ribu penonton itu selain punya pintu utama juga punya pintu khusus pemain dan pintu-pintu lainnya sebanyak 12 buah. Hingga keluar masuk penonton tak mengganggu pemain. Pendeknya stadion yang sudah melahap Rp 400 juta itu, menurut Rubianto, "tak kalah dengan yang di luar negeri". Dan meski belum selesai seluruhnya, 20 Mei lalu sudah bisa dipakai untuk menyelenggarakan "Siliwangi Cup". Yang belum digarap antara lain penerangan untuk malam hari. Karena untuk lampu-lampu saja masih diperlukan Rp 200 juta. Hingga stadion yang kini akan terjamin kelestariannya karena dikelola Yayasan Gelora Siliwangi itu, belum bisa dipakai untuk pertandingan malam hari. Masih menunggu biaya. Entah sampai kapan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus